"Eh Dhira, mau kemana lu?" tanya salah satu temannya tetapi tidak di jawab oleh Dhira.
"Kayanya dia mau menghampiri Mas Arzan deh. Gila, nekat banget itu anak."
"Iya. Gua mah sih takut. Mana Papahnya galak kaya gitu lagi."
Dhira menghampiri Arzan dan membuka suaranya.
"Permisi Om, Tante."
"Siapa lagi kamu ini?"
"Cewek ini. Dia itu kan yang tadi di kantor yang tiba-tiba minta maaf sama gua. Mau ngapain lagi dia?" pikir Arzan di dalam hatinya.
"Saya Dhira, Om, Tante. Saya teman kantor nya Mas Arzan di tempat kerja. Mohon maaf Tante, Om kalo saya ikut campur. Tapi ga seharusnya Om dan Tante lakukan itu ke Mas Arzan. Mas Arzan itu hanya ingin menyalurkan hobinya. Mas Arzan ga bikin malu keluarga kalian kok."
"Lebih baik kamu ga usah ikut campur sama masalah kita. Kamu itu bukan anggota keluarga dari kita. Lebih baik kamu diam. Atau saya akan..."
Tangan Papahnya Arzan sudah terangkat keatas lagi. Sepertinya dia hendak menampar pipi Dhira juga. Tetapi Arzan menghentikannya.