Chereads / Takdir Sang Manusia Serigala / Chapter 4 - Murid Baru

Chapter 4 - Murid Baru

Richard dan Nicholas berjalan langsung ke gedung sekolah, dan Nicholas tahu pasti dia akan disemprot oleh guru olahraganya.

"Aku akan dikeluarkan dari tim kali ini," kata Nicholas, menundukkan kepalanya, saat mereka berdua berjalan melewati aula gedung sekolah untuk menuju ke lapangan.

"Hei tenanglah, kau tahu Mr. Douglas selalu seperti itu. Jadi kupikir kau harus menenangkan dirimu dulu. Jangan terlalu memikirkan sesuatu yang aneh." Richard berkata sambil menepuk bahu Nicholas, dia mencoba menenangkan perasaan Nicholas yang tidak tenang.

Bagaimana aku bisa tenang, saat ini adalah pertandingan pertamaku tetapi aku tidak datang tepat waktu. Dan Richard memberi tahuku bahwa pertandingan sudah berakhir 15 menit yang lalu. Nicholas menggerutu di dalam batin.

Nicholas merasa ini adalah kutukan berulang yang ada dalam hidupnya karena dia baru saja akan menunjukkan bahwa dia berguna bagi orang-orang di sekitarnya, tetapi rasanya tidak ada yang perlu perlihatkan untuk saat ini.

Karena mereka tidak akan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Nicholas.

Saat mereka berdua berjalan melewati aula kelas, ada sekelompok geng perempuan yang menjadi sorotan karena terlalu populer di sekolah tersebut.

Semua mata tertuju pada wanita yang berada di tengah barisan, dia berjalan begitu santai sambil mengibaskan rambut pirangnya, sambil melemparkan pesona yang luar biasa di depan semua orang yang memandangnya.

Wanita dengan tubuh yang begitu seksi, dan memiliki aset payudara yang besar itu, memang pantas menjadi pusat perhatian saat ini. Dia adalah salah satu anak dari pengusaha terkaya di Ohio. Semua orang tidak berani menentangnya, ketika dia berpakaian lebih seksi dari yang lain, pahanya yang mulus terlihat saat dia perlahan melangkah di depan mereka semua.

Bibirnya yang begitu kenyal dengan lipstik merah merona yang ia gunakan, berhasil membuat siapa saja yang melihatnya ingin menyentuh bibir tersebut, apalagi merasakannya.

Dia adalah Alexa, wanita yang berhasil membuat geng paling sensasional di sekolah. Ia selalu sangat antusias jika ada siswi baru yang berpotensi untuk diundang ke gengnya.

Dan sekarang dia berjalan dengan seorang gadis yang memiliki rambut hitam bergelombang, sorot matanya sempurna saat siapapun menatapnya. Bibirnya yang tipis berhasil mengalihkan perhatian Nicholas dari Alexa, pakaiannya serba hitam dengan boots hak yang cukup tinggi, dia berjalan begitu anggun di depan mereka semua yang kini memperhatikannya.

Nicholas tidak berpikir dia mengenali wanita yang sekarang berjalan di sebelah kiri Alexa.

Nicholas dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah dimana Richard berada. Namun ternyata sama saja ketika melihat ke arah dimana Richard berada, mata Richard sama sekali tidak putus melihat gadis paling seksi di sekolah tersebut.

"Ssst... Ssst..." Nicholas memberi kode pada Richard agar ia bisa menatap Nicholas karena kini perhatiannya Nicholas benar-benar tak bisa lepas dari menatap wanita yang berada di sebelah kiri Alexa.

Karena Richard tidak melihat ke arah Nicholas, dia dengan cepat mendorong Richard agar dia bisa memperhatikan Nicholas sejenak.

"Aduh, apaan sih!" Richard menggerutu kesal ketika Nicholas melakukan itu, dia memberi tanda dengan mata dan alis kanan terangkat, menunjukkan bahwa Richard mengenali wanita yang sekarang berjalan di sebelah kiri Alexa.

Namun sebelum sempat memberitahu Nicholas siapa wanita itu, Richard tersenyum dengan tatapan yang sangat aneh pada Nicholas, saat Nicholas penasaran dengan wanita itu.

"Kamu pasti penasaran, jangan khawatir, aku sudah mengetahuinya sejak kemarin!" Richard berkata sambil tersenyum jahat pada Nicholas ketika Richard sudah tahu nama gadis yang ditunjukkan Nicholas padanya.

Namun kini tatapannya tiba-tiba beralih lagi, saat Alexa berjalan di depannya. Richard tidak hanya diam, tetapi Nicholas juga menyaksikan tanpa berkedip ketika gadis yang dia sukai sekarang menatapnya, tatapan mereka terkunci bersama saat dia perlahan berjalan melewatinya.

"Hai, Alexa. Kamu sangat cantik hari ini," Richard mengucapkan kalimat itu sambil sangat terkejut ketika Alexa berjalan tepat di depannya, dan ketika Alexa mendengar kata-kata itu dari Richard, dia perlahan menoleh ke arah Richard.

Richard, yang melihat Alexa berhenti dan menoleh ke arahnya, dan sudah pasti bahwa jantungnya pasti sudah berhenti berdetak sekarang.

Apalagi, tiba-tiba Alexa perlahan mendekati tempat dimana Richard berada, lalu dia memberikan Richard ciuman terbang dari telapak tangannya.

Richard yang mendapatkan ciuman terbang itu sepertinya dia langsung tidak sadarkan diri dan dia bisa melihat begitu banyak bentuk hati di kepalanya saat ini. Dan pada saat itu dia tiba-tiba jatuh karena tidak bisa menahan kakinya yang tiba-tiba lemas.

"Kamu adalah laki-laki murahan! Ayo gadis-gadis, ayo pergi!!" Alexa berkata begitu arogan, dia kemudian meninggalkan Richard yang tidak sadarkan diri karena pesonanya.

Nicholas yang melihat kosong ke arah depan, ia tidak memperhatikan apa yang dikatakan Alexa, karena yang dia perhatikan adalah wanita di sebelah kirinya, yang telah lama memandangi Nicholas dan Nicholas pun juga menatapnya, tatapan mata mereka berdua terkunci dalam waktu yang lumayan lama.

Rasanya seperti leher Nicholas akan patah ketika dia melihat tanpa menoleh ke arah wanita itu. Pada saat dia menghilang dari pandangannya, Nicholas dengan cepat bergegas ke arah di mana Richard berada.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Nicholas bertanya dengan cemas ketika dia melihat teman baiknya itu hanya diam dengan tatapan matanya begitu kosong ke depan, dan saat ini Richard juga menjadi pusat perhatian para murid yang ada di lorong tersebut.

Nicholas dengan cepat memukul bahunya dan membangunkan Richard yang sedang melamun dengan tidak jelas.

Richard terkejut ketika Nicholas melakukan itu, dia langsung memberikan ekspresi dengan wajah yang sangat bahagia, ketika dia mendapat ciuman terbang dari Alexa.

"Kurasa aku harus masturbasi sekarang," katanya terus terang sehingga dia kembali menjadi pusat perhatian para murid yang berada di aula.

Nicholas dengan cepat membantunya untuk bangkit berdiri dan membawanya ke kelas. Dan tanpa dia sadari ternyata aset kejantanan milik Richard telah mengeras dengan begitu sempurna. Nicholas bisa melihatnya karena gundukan itu terlihat begitu nyata di balik celana yang dikenakan oleh Richard.

"Serius Richard? Asetmu berdiri, jalang!" Nicholas menggerutu padanya, membawanya ke kamar mandi karena tidak mungkin Nicholas bisa membawanya ke kelas dalam keadaan seperti itu.

Dia terlihat sangat tidak berdaya, matanya tidak bisa fokus untuk melihat ke depan, Dia seperti membayangkan hal-hal indah dengan Alexa.

Karena itulah Nicholas memutuskan untuk membawanya ke kamar mandi, agar Richard bisa menyelesaikan tugas yang harus dikerjakannya terlebih dahulu.

"Kamu kurang ajar Richard hanya membuatku malu di lorong!" Nicholas menggerutu padanya, saat dia mendudukkan Richard di kursi toilet di kamar mandi.

"Jangan khawatir, aku akan memberitahumu namanya!"

Dia berkata dengan pandangan kosong ke depan, dia telah memasukkan tangan kanannya ke dalam celananya, dan sudah waktunya bagi Nicholas untuk melarikan diri dari tempat itu.

Nicholas segera menutup pintu kamar mandi dengan keras, dan dia menunggu di area cuci tangan ada di depan kamar mandi tersebut.

"Ahhhh Yess... Alexa... Lanjutkan ahhh!!!"

Nicholas memejamkan mata saat mendengar Richard mendesah dengan gembira, saat dia bermain dengan aset kejantanannya. Seolah-olah dia menikmati permainan yang dia mainkan saat ini.

Nicholas memutuskan untuk menutup telinganya agar tidak tercemar oleh suara Richard.

hampir sepuluh menit dia melakukan ritual di kamar mandi, lalu perlahan dia tertawa sendiri.

"Hahaha, rasanya sangat enak, apa kamu tidak ingin mencobanya!" Ucapnya dari belakang toilet.

"Kamu bajingan, aku tidak akan melakukannya!" Nicholas menjawab dengan sedikit tertawa, saat Richard mengatakan itu.

"Oh ya namanya Emily, Emily Blunt."

Ucap Richard yang langsung membuat Nicholas terdiam sejenak.

Emily Blunt. Nama yang begitu indah, persis seperti raut wajahnya.

Nicholas tersenyum sedikit ketika dia melihat ke cermin yang berada di depannya.