Chereads / Takdir Sang Manusia Serigala / Chapter 3 - Pergi Ke Sekolah

Chapter 3 - Pergi Ke Sekolah

Nicholas terbangun dengan tergesa-gesa ketika dia melihat jam di sebelah tempat tidurnya tidak berdering sama sekali.

"Sial!!! 08.35"

Nicholas dengan cepat bangkit dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Ia merasa hari ini bukanlah hari yang tepat untuk bisa membersihkan tubuhnya karena jika ia melakukannya, waktu yang ia miliki akan habis.

Dan acara akan segera dimulai.

Setelah selesai mencuci muka dan menggosok gigi, Nicholas segera segera berganti pakaian, dengan pakaian yang telah disiapkannya tadi malam. Dia tidak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak, tapi yang pasti dia akan memberikan yang terbaik untuk game pertamanya.

Nicholas merasa kepalanya sangat pusing ketika dia baru saja selesai mengenakan pakaian olahraganya. Dia baru ingat sesuatu, lengan kirinya, dia merasakan sakit yang luar biasa di lengan kirinya. Nicholas dengan cepat langsung pergi ke kamar mandi dan melihat ke cermin.

"Sialan! Hewan apa yang bisa melakukan ini! Sialan!" Dia mengutuk ketika dia melihat luka itu di lengan kiri atasnya. Dan ketika dia mencoba mengayunkan tangannya, sensasi menyengat menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Sial, bisakah aku melakukan pertandinganku hari ini!" Dia mengumpat lagi, sepertinya yang dia katakan sebelumnya, rasanya dia akan melewatkan pertandingan pertamanya kali ini.

Tanpa pikir panjang, Nicholas langsung membalut lukanya dengan perban yang diambilnya dari kotak P3K di kamar mandinya. Bisa dibilang kamar mandi nya memang fasilitas lengkap semua ada sampai P3K di kamar mandi nya.

Nicholas berlari kembali ke kamarnya, untuk bisa mengambil tas yang telah disiapkannya tadi malam. Dan dia langsung berangkat ke sekolah.

Jarak rumahnya dengan sekolah tidak begitu jauh, ia hanya perlu mengambil jalan pintas di hutan sebelah rumahnya. Karena hutan tersebut memiliki jalan yang sama untuk sampai langsung ke tempat parkir sekolah.

Saat Nicholas berjalan melewati hutan, dia terus mengutuk dalam hatinya, karena hal-hal mengerikan seperti itu telah terjadi dalam hidupnya berulang kali.

Dia mengutuk dirinya sendiri jika dia sekarang tinggal dengan keluarga yang kurang beruntung. Bagaimana bisa, dia hanya tinggal bersama ibunya di rumah. Sejak kecil, dia tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya karena ibunya mengatakan bahwa ayahnya telah meninggalkan ibunya sejak dia dilahirkan.

Itulah contoh Ayah yang tidak tanggung jawab, yang selalu terpatri di dalam hatinya.

Sejak kecil, dia sudah hidup mandiri dengan ibunya, jadi apa pun yang dia lakukan hanyalah berpura-pura dewasa, di usia 16 tahun.

Memang, ulang tahun Nicholas tidak akan lama lagi hadir, karena dia hanya harus menunggu 3 bulan dari Februari, dia akan berusia 17 tahun.

Mungkin bagi kebanyakan orang berumur 17 tahun adalah usia yang sangat spesial bagi mereka, tapi tidak terasa seperti itu baginya.

Karena yang harus dipikirkan oleh Nicholas hanyalah bagaimana dia bisa bekerja dan menghasilkan begitu banyak uang. Tentu saja untuk menghidupi keluarganya, dia, dan ibunya.

Ibu Nicholas bekerja di sebuah restoran, restoran yang dia maksud adalah tempat dimana orang biasanya menghabiskan uangnya hanya untuk membeli Secangkir Kopi dengan tulisan Starbu*k di kemasannya, biasanya satu cangkir kopi dengan cangkir yang bertuliskan Starbu*k membuat harga lebih mahal dari yang lain.

Dan dia merasa bahwa tempat yang ia tempati untuk bekerja paruh waktu itu adalah tempat yang salah. Karena sekarang Nicholas bekerja di toko bunga. Hal itulah yang membuatnya sering dibully oleh teman-temannya karena usianya yang masih 16 tahun, namun sudah memiliki pekerjaan di toko bunga. Dan ditempatnya bekerja biasanya sebagian besar yang melakukan pekerjaan tersebut adalah wanita, sedangkan Nicholas adalah seorang pria sendirian di tempat itu.

"Anjing!!!" Nicholas selalu mengumpat jika mengingat kejadian itu karena dia tidak ingin bekerja di tempat itu, hanya karena bibinya memintanya untuk bekerja di sana, jadi dia melakukan apa yang diinginkannya.

Karena tidak mungkin Nicholas menolak ajakan Bibinya yang begitu baik kepada keluarganya, dia sering membantunya dan ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Jadi Nicholas harus melakukan apa yang dikatakan Bibi Lauren.

Dia melihat sekeliling ketika dia merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari lima menit yang lalu. Dia bisa merasakan sesuatu yang akan ada di sekitarnya, dia tidak tahu mengapa instingnya lebih kuat dari sebelumnya seolah-olah Nicholas bisa merasakan jika seseorang telah mengikutinya sejak tadi.

Persetan! Dengan itu semuanya. Dengan cepat ia berlari ke arah luar hutan yang dia lewati. Nicholas mengumpat sambil berlari begitu cepat.

Dan setelah keluar dari hutan tersebut, Dia berjalan melewati tempat parkir sekolahnya, dimana di sekolah tersebut mereka bisa memakai baju bebas jika mereka pergi ke sekolah.

Nicholas baru saja tiba di tempat parkir, tiba-tiba sebuah mobil mendekatinya. Nicholas dengan cepat melompat ke sisi jalan, menghindari bumper depan, dari mobil hitam yang hampir menyerempet kakinya.

Suara pintu terbuka.

"Ayolah Reiss!!! Kalau jalan itu gunakan matamu, agar tidak menyusahkan orang-orang di sekitarmu!" Suara pria itu terlontar begitu keras dari mobil yang berada di depannya, Nicholas menatapnya dengan tatapan sedikit bingung, karena laki-laki tersebut mengucapkan kata-kata itu.

"Ingat ketika kamu berjalan, lihat jalan, jangan lihat mobilnya!" Elliot mengucapkan kata-kata itu dengan begitu tajam dan pedas pada Nicholas. Dia adalah orang yang sering mem-bully Nicholas di kelas, yang telah mengatainya dan mengolok-oloknya sejak semester pertama.

Nicholas hanya diam menatapnya dengan tatapan biasa, tanpa menawarkan perlawanan sama sekali.

"Ayo, tinggalkan dia sendiri jangan ganggu dia!"

Nicholas segera berbalik ke arah suara yang dikenalnya, saat suara itu berteriak dari jauh dan mendekatinya. Dia tahu bahwa suara itu milik seorang pria muda dengan rambut hitam lurus tapi pendek, mata cokelat dengan tatapan tajam, hidung tidak terlalu mancung, tinggi yang lumayan, juga tidak terlalu kurus, tapi sangat menyebalkan.

Richard Rogan.

Dia selalu datang tepat waktu ketika Nicholas memiliki masalah, dan salah satu contohnya adalah situasi saat ini.

Dengan tatapan yang sangat tidak enak untuk dilihat, Richard Rogan memberikan tatapan itu kepada Elliot Hernandez yang baru saja menutup mobilnya dengan paksa.

Raut wajahnya, yang tidak senang dengan kehadiran Richard, bisa dilihat di wajah Elliot.

"Hei Bro, apakah kamu baik-baik saja!" Richard bertanya kepada Nicholas dengan melambaikan tangannya lalu berjalan di depan tempat Elliot berada. Dan pada saat yang sama, Elliot melangkahkan kakinya dengan cepat dan berjalan menuju tempat Richard berada.

Akhirnya bahu mereka saling bertabrakan saat Elliot sengaja melakukan itu.

"Wow, ada yang mengajak berkelahi!"

Richard berkata begitu sok ketika Elliot baru saja menabrak bahunya. Tapi Nicholas yang mengetahui hal tersebut, dengan cepat ia bergegas ke arah di mana Richard berada.

"Sudahlah..." Nicholas menyuruh Richard untuk tidak melanjutkan karena akan sia-sia jika harus berurusan dengan anak paling populer di sekolah ini.

Richard menatap tajam ke arah Elliot yang meninggalkan mereka berdua menuju gedung sekolah. Dan dengan cepat Nicholas membalikkan tubuh Richard sehingga dia bisa melihatnya sekarang.

Anehnya ekspresinya langsung berubah, dia langsung tersenyum pada Nicholas dan seolah-olah tidak ada yang terjadi sama sekali di antara mereka berdua barusan.

"Jadi bagaimana tadi malam!"

"Awww..."

Nicholas mengerang ketika Richard secara tidak sengaja mencengkeram lengan kirinya.

Ekspresi Richard langsung kaget, ketika Nicholas mengerang kesakitan saat Richard mencengkeram lengan kirinya, Richard dengan cepat melepaskan genggamannya di lengan kiri Nicholas dan menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Hah, ada apa? Kenapa? Ada apa dengan tanganmu?" Richard bertanya dengan sangat panik ketika Nicholas tidak punya waktu untuk menjelaskan apa pun kepadanya.

Dan perlahan Nicholas membuka jaket yang dikenakannya dan menunjukkan kepada Richard tentang luka yang didapatnya tadi malam.

Matanya melebar seolah-olah akan keluar dari wajahnya ketika dia melihat luka di lengan Nicholas. Meskipun Nicholas membalut lukanya dengan perban, dan Richard tidak tahu luka yang sebenarnya, dia melebih-lebihkan ekspresinya sehingga dia merasa sangat terkejut ketika melihat lengan Nicholas terluka.

"Hah, serius apa itu? Tolong jelaskan padaku!!!" Dia bertanya dengan sangat antusias seolah ingin mengetahui semua kejadian yang didapat Nicholas tadi malam.