Rahman mengikuti langkah Vanessa untuk menuju sebuah rumah kayu yang tidak jauh dari rumahnya. Dan Vanessa menyewa rumah itu dengan uang kono yang dia peroleh dari rumahnya, tas yang dia pakai banyak menyimpan uang koin zaman bahari.
Rahman menatap Vanessa seakan gadis itu telah memcuri seluruh perhatianya, hari yang sudah menjelang sore Rahman kembali ke rumahnya.
Suara kumandang adzan sangat indah dilantunkan, Vino , Ali, sholat dan juga Rahman menjalankan sholat magrib.
Dalam doanya Ali dan juga Vino berharap kembali dan memperbaiki semua kesalahan mereka.
Malam yang begitu dingin membuat kulit terasa merinding, Ali membangunkan Vino yang terlelap tidur disampingnya.
"Vin..bangun bangun" kata Ali mengoyangkan tubuh Vino.
"Ali...aku masih ngantuk" sahut Vino matanya sambil tertutup.
"Vin...bangun ayo kita harus menuju pohon beringin kita harus kembali ke dunia kita"ucap Ali pada Vino sambil berbisik di telinga sahabatnya.
Vino terbangun dan mulai mengucek matanya dengan sedikit mengantuk dia mulai menatap Ali.
"Kenapa loe bangunian goe Li.." tanya Vino sambil mengantuk.
"Eh..kita tu ada janji sama Vanessa untuk pergi hari ini di pohon beringin sana...ayo...Vin kita harus berangkat" ucap Ali pada Vino .
"Yuk.. tapi gimana kita pamitan sama Abah Haji dan juga Rahman untuk ucapin terimakasih" kata Vino .
"Kita tulis surat saja" sahut Ali.
"Ide bagus tu" kata Vino lalu mencoba berdiri dengan semangat dia melangkah pelan mencari sebuah kertas dan juga pena.
Pena bahari sangat jauh berbeda dengan zaman sekarang , Rahman memiliki berbagai macam pena, jadi Ali menemukan pena yang di ujungnya ada sebuah bulu dan terlihat kertas dan menulis disitu.
( Haji Udin dan juga Rahman berserta Saepul termakasih atas kebaikan kalian selama ini telah memberi kebaikan dan menampung kami . Hari ini kami mau pamit untuk pergi ).
Setelah menulisnya Vino dan Ali keluar dan menuju sebuah pohon besar yang tak jauh dari rumah Rahman.
Vanessa yang lagi menunggu mereka berdua tanpak kesal melihat dua temanya berdiri di depanya.
"Kenapa kalian lama sekali" kata Vanessa kesal terhadap Ali dan Vino.
"Kami menulis surat... sekaligus bangunin si
tukang tidur" lirik Ali pada Vino.
"Dasar loe..goe tu cuma baru ketidurin aja" sahut Vino kesal.
"Yaa udah kalian ngak usah ribut..sekarang tutup mata" kata Vanessa menatap Ali dan juga Vino.
Vino dan Ali menutup mata dan kemudian Vanessa mengucap mantera dan sebuah gerbang di pohon beringin terbuka , tubuh Vino dan juga Ali langsung terbawa sinar dan menuju alam nyata tepat dihalaman rumah Vanessa. Vanessa sengaja mengantarkan Ali dan juga Vino tepat digerbangnya agar ayahnya Steven tak melihat mereka didalam rumah.
Seletika hari yang berganti malam terlihat siang hari dengan buru buru Vino mencari motornya dekat sekolahan dan melihat Jhon.
Jhon yang duduk diatas motor mereka menatap tajam siswanya.
"Vino , Ali dari mana kalian" tanya Jhon yang mengubah posisinya berdiri.
"Anu pak..lagi minjam buku Kodi tadi... kami mau permisi ambil motor kami pak" sahut Ali tengah mengambil motornya dan hendak menghidupi motor .
"Tunggu... kalian hilang berminggu minggu! bagaimana kalian bisa timbul di rumah Kodi" tanya Jhon seakan tak puas mendegar jawaban Ali.
"Pak... kami buru buru! ini no hp kami pak.. nanti nanya ya!! harusnya bapak senang kami kembali... maaf ya pak... kami harus balik rumah" kata Vino lalu duduk dibelakang Ali sambil memberikan no hp nya dan Jhon menjadi diam kala melihat Ali dan juga Vino langsung pergi.
******
Sekolahan terlihat aktif kembali, Kodi sudah berhari hari morang maring mencari kabar Vanessa yang tak kunjung ada. Hatinya gelisah mana kala ibunya Vina berdiri di hadapanya dengan tatapan tajam.
"Kodi!! kamu cepat berangkat sana..sudah berapa hari kamu sekolah terlambat dan sering melihat rumah seram itu" kata Vina dengan tajam menatap Kodi.
"Mamah tu.. jangan ikut campur...aku lagi bingung nih!" jawab Kodi.
"Hei... binggung apa.. kau ini menjadi aneh semenjak pindah kesini.. apa mamah harus mengirim mu ke Bandung! agar dirimu tidak begini" Vina berkata sambil berdiri dihadapan Kodi.
"Jangan mah... itu cuma perasaan mamah yang anggap aku aneh. Baiklah... sekarang aku berangkat dulu ya" kata Kodi sambil mencium pipi Vina.
Dasar aneh !!!....gerutu Vina dalam hati.
Kodi berjalan menyusuri jalan setapak dia melihat rumah Vanessa tetap kosong, dan rasa khawatir sudah ada di benak Kodi tentang Vanessa. Niat Kodi selesai pulang sekolah dia akan menyusul mencari Vanessa.
Rumah Vanessa selalu dia tatap dan orang yang dia tunggu juga belum datang akhirnya Kodi berangkat sendiri.
Kodi melangkah masuk gerbang sekolah dan melihat Ali dan Vino ada di halaman sekolah sambil bermain basket dengan Reza dan juga teman yang lainya. Kodi sudah masuk kelas dan mencari Vanessa tapi belum juga terlihat. Pikiran Kodi fositif saja sebab Vino dan juga Ali ada. seakan tak percaya dia memanggil Vino dan juga Ali seakan ada bahagianya.
"Vino....!!!!! Ali.!!!kesini!" teriak Kodi sambil melambaikan tanganya.
Ali dan Vino saling pandang dan menuju Kodi.
"Kodi... mau main sama kami" tanya Ali.
" Nanti aja.. aku mau tanya!! kalian kan kembali ...apa kalian ngak lihat Vanessa" tanya balik Kodi.
"Anu... kami ada Vanessa cuma dia ingin selesaikan masalalunya. Vanessa juga bilang jangan mencarinya dia baik baik saja disana " jawab Ali dan membuat Kodi hanya diam dan binggung.
"Cuma goe binggung Kod!! ada Rahman disana mirip banget sama lue Kod..." sahut Vino dan membuat Kodi mulai cemburu.
"Apa !!! jadi kalian tersesat di tempat masalalu Rahman?" tanya Kodi seakan kaget mendegar nya.
"Iya Kod... kami disana ..untung Haji Udin dan juga anak anaknya baik sama kami" jawab Vino.
Ali seakan mencium aroma yang kurang baik hari ini, dia yakin Kodi cemburu dan mulai berpikir yang lain.
"Ali dan kamu Vino, kasih tau aku bagaimana kalian bisa masuk ke masalalu" tanya Kodi seakan tenang tapi wajahnya tak semangat menatap kedua temanya.
Tiba tiba bell berbunyi dan membuat Kodi dan juga Vino dan Ali masuk berserta lainya. Meskipun Kodi cemburu dan merasa Vanessa lebih memilih Rahman dibandingkan dirinya tapi tetap saja dia begitu cemburu sebab ini baru pertama kalinya Kodi jatuh cinta.
Mereka masuk ruangan melihat Stepi sudah duduk dikelas dengan wajah pucatnya membuat Ali merasa ngeri mengingat hal kemaren bersama Stepi. Stepi hanya tersenyum kaku dan tidak lama datanglah Laras, Reva, dan juga Dina yang begitu syok melihat Stepi.