Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 70 - Terjebak di Masalalu 2

Chapter 70 - Terjebak di Masalalu 2

Haji Udin agak binggung mendegar ucapan dua pemuda itu dia sepertinya kurang mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Rasanya ..bapak tak mengerti dengan maksud kalian nak...coba jelaskan! kalian barasal dari mana?" tanya Haji Udin pada Ali dan Vino.

Ali dan Vino saling tatap mereka seakan tak percaya dengan apa yang terjadi. Ali hanya berusaha menenangkan pikiranya agar semuaya hanya mimpi.

"Kami berasal dari Desa Dadap pak... tapi aneh kami tiba tiba kesini" jawab Vino.

"Dadap.. sepertinya bapak pernah kesana nak" jawab Haji Udin. Ali dan Vino tersenyum seakan ada harapan untuk bisa kembali dengan bantuan Haji Udin.

"Bapak pernah kesana... ! berarti bapak bisa mengantarkan kami pulang" sahut Ali.

"Bisa nak tapi membutuhkan 3 hari perjalanan bahkan 5 hari tergantung sampan atau perahu kita naiki dan itu kita harus menginap ditempat orang " ucap Haji Udin pada mereka berdua.

"Kok jauh amat pak!! emangnya ngak ada mobil gitu untuk menuju kesana dengan cepat, apalagi dengan sampan atau perahu aku takut air pak! " kata Vino dengan jujur.

Haji Udin menatap binggung dan merasa yang aneh dengan jawaban pemuda duduk di depanya, tapi dia berusaha tenang .

"Aden bilang... disini mobil .. bapak tak mengerti , setau bapak kalau mau kesana hanya menggunakan jalur air saja" jawab Haji Udin.

Vino ingin membahas tapi Ali memberi kode untuk diam dan dengan sengaja Ali dan Vino meminta izin keluar sebentar.

Langkah mereka terhenti di luar pintu dan Haji Udin mendegar perkataan mereka.

" Li... goe ngak ngerti apa yang terjadi.. rasanya goe mau pulang" ucap Vino dengan kesal.

" Goe juga ... tapi sepertinya kita bukan berada di dunia sekarang ! melainkan masalalu .. kita terjebak di masalalu Vin!!!" sahut Ali dengan kesal.

"Apa...!!! goe pengen pulang.. ini gara gara loe, kalau saja kita ngak ketempat Vanessa mungkin ngak gini kejadinya" keluh Vino dengan putus asa.

"Udah loe diam, goe ngak nyangka gini kejadianya.. sekarang kita harus cari solusi untuk cari jalan keluar" kata Ali supaya Vino tenang.

"Tapi gimana caranya" tanya Vino.

"Ya kita minta bantuan Haji Udin" sahut Ali.

"Loe gila kita menggunakan sampan atau perahu.. goe kan takut air, biar pun kita kesana pasti keadaanya beda.. sekarang dengan dulu beda ,! hanya ada satu cara kita harus cari dimana tempat kita untuk kembali ke dunia kita yang nyata dan sekarang!" ucap Vino. membuat Ali mengerti dan benar juga apa yang di ucapkan Vino pikir Ali.

"Loe benar.. untuk sementara kita hanya minta bantuan Haji Udin untuk nampung kita" sahut Ali dan mereka masuk kembali.

Haji Udin hanya terduduk diam dan tak ada suara saat ini , padahal dia mendegar apa yang dikatakan dua pemuda tersebut. Sebenarnya dia binggung tapi Haji Udin mencoba untuk menenangkan hatinya.

Ali dan Vino masuk kembali dan mencoba tenang dan berharap agar mereka bisa keluar dari tempat itu.

"Maaf pak kami tadi sedikit ngobrol.. pak boleh kah kami nginap disini untuk sementara tau arah kami pulang" ucap Ali dengan menatap Haji Udin.

"Oh..boleh Den.. kalian berdua boleh tinggal disini."kata Haji Udin dengan ramah.

"Pak jangan panggil Aden dong.. panggil saja saya Ali dan ini Vino " ucap Ali dan Vino menganguk.

"Baik nak Ali bapak ke kebun sebentar, tunggu saja disini dulu dan istirahatlah sebab anak bapak nanti tak lama lagi kembali " sahut Haji Udin.

"Iya pak " jawab Ali dan Vino. Dan Haji Udin pergi.

Curah hujan mulai turun ketika kepergian Haji Udin , Ali dan Vino tertidur lelap dan mereka lupa akan masalah mereka hadapi. Tapi dari kejauhan seorang pemuda tampan membawa bakul yan dia jinjing dibahunya berserta anak kecil memakai daun pisang sebagai pelindung kepalanya dari curah hujan yang mulai deras.

Anak kecil itu berlari usianya hampir sepuluh tahun dan dengan tenang dia duduk dimuka rumah melihat ada sesuatu yang tak biasa dari dia lihat . Sepasang sepatu Vino dan Ali berwarna coklat putih dan merah jingga.

Anak kecil itu bernama saepul adiknya Rahman dia memutar mutar sepatu itu yang terbuat dari karet dan kain sepatu anti air. Rahman yang sudah sampai agak binggung dengan kelakuan adiknya.

"Pul kamu pegang apa itu"ucap Rahman sambil duduk melepas bakul di belakangnya.

"Iya ka.. ini mirip sepatu tapi bentuknya aneh" kata Saipul sambil memainkan sepatu Vino.

"Ayo masuk.. sebelum masuk cuci tanganya dulu di sungai" kata Rahman dan mereka menuju sungai mencuci tangan dan kaki mereka kemudian mandi.

Setelah selesai memakai semua baju mereka , Saepul dan Rahman naik kerumah . Alangkah terkejutnya mereka melihat dua orang pemuda memakai baju yang aneh berbeda dari mereka dan tertidur pulas di lantai.

Saepul tampak heran mereka mulai binggung apa yang terjadi sehingga dia mengambil kayu dan siap mau memukul tapi Rahman menahanya.

"Aka.. ini siapa, bajunya aneh dengan warna warni gini , apakah mereka orang asing" tanya Saepul dengan keheranan.

"Nanti kita tunggu abah datang, kamu jangan pukul mereka Pul..." kata Rahman pada adiknya.

"Terus gimana kak.. barang kali mereka mata mata kompeni' sahut Saepul pada Rahman .

"Sudahlah..lihat wajahnya sama kayak kita rambutnya hitam. Ayo bantu aka masak Pul" ajak Rahman pada adiknya.

"Aka.. ini.. terlalu baik " jawab Saepul dengan agak malas.

Rahman mulai menyiang ikan dan memetik sayur di muka rumah dengan keahlian memasak dia menumis sayur dan membakar ikan gabus . Aroma tercium membuat Ali dan Vino terbangun dan perut mereka merasa lapar.

Ali membuka matanya dan begitu juga Vino mereka berjalan menuju sebuah dapur melihat sesosok pria lagi masak dan menumis sayur. Mereka terbelalak melihat pria begitu mereka kenal dan dengan senyuman ada rasa bahagia.

"Kodi.. goe ngak nyangka ada loe disini, goe merasa bersyukur ternyata loe bisa masak kebetulan kami juga lapar" kata Ali sambil tersenyum menatap Rahman.

Rahman hanya terdiam dan binggung.

"Kod.. kok loe diam bicara dong " sahut Vino.

"Kalian bicara pada saya... maaf saya kurang mengerti maksud kalian! saya Rahman anak yang tinggal disini, kebetulan saya lihat kalian tertidur dan saya tidak mau gangu kalian" jawab Rahman agak binggung. Tapi Vino malah tertawa dan mengira Rahman becanda padanya yang dia kira Kodi.

"Eh..loe jangan becanda Kod..ngak asik tau! ayo bawa kita pulang tapi setelah makan ya" kata Vino dan Ali juga tertawa.

"Hehe iya Kod..akting loe basi tau , udah siapin makan buat kita" kata Ali dan Rahman hanya diam dan menyediakan makanan.