Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 69 - Terjebak di Masalalu.

Chapter 69 - Terjebak di Masalalu.

Jalan setapak yang kecil di desa Dadap terlihat sebuah pohon rinbum , pohon galam yan begitu banyak adalah penghias jalanan yang di lewati Ali dan Vino. Mereka berniat untuk datang kerumah Ali dengan alasan ingin memberitahukan sesuatu tentang Stepi

Ali memarkirkan motornya di area sekolahan. Mereka berdua berjalan menuju sebuah rumah mewah yang dimiliki Kodi. Ali berhenti sejenak ketika mereka sampai didepan rumah Kodi. Tampaknya sepi dia melihat rumah disebelah Kodi dan melihat bangunan tua yang tak lain rumah Vanessa sendiri.

"Vin, coba loe lihat itu sepertinya rumah Vanessa yang nolongin goe malam itu. Kayaknya kita harus kesana untuk ucapin terimakasih." ajak Ali ingin membawa Vino kerumah Vanessa.

"Ogah goe Li, biar dikasih dua juta goe kagak mau... loe aja sendiri goe disini aja nungguin Kodi, kayaknya hp nya ngak aktif nih... aduh gimana ya!" tolak Vino ajakan Ali membuatnya agak ngeri.

"Dasar loe tue penakut Vin.. masa bangunan kayak gitu aja loe ngak berani ... payah loe" kata Ali meremehkan Vino.

"Oke.. gue ngak seperti loe pikirin .. let's go " kata Vino dengan kesal.

"Ayo..gitu dong Vino pemberani" puji Ali padaVino.

Vino dan Ali berjalan menuju sebuah bangunan tua yang menyeramkan. Sarang laba laba begitu banyak dimana mana , daun daun berguguran dan terbang tertiup angin yang berhembus kencang tak lupa juga pohon beringin yang berumur ratusan tahun menambah kesan yang menyeramkan diantara pagar tua yang berdiri kokoh .

Vino merasa ketakutan dia mengigil , dan mengigit ibu jarinya begitu juga Ali mereka bagaikan masuk rumah hantu seperti di film film.

"Loe yakin Li..ini rumah Vanessa , kok seram amat ya.. goe jadi takut nih" kata Vino berdiri di ambang pintu.

"Iyalah.. ini rumah Vanessa, memang gadis yang misterius kok ada ya..cewek cantik tinggal di rumah seram seperti ini " kata Ali sambil geleng geleng kepala.

"Udah Li, kita balik aja yaa... goe takut nih" ajak Vino yang sudah merasa tak enak.

"Dasar penakut... badan aja yang gede tapi penakut " kata Ali dan mulai mengetuk pintu.

Dan pintu mulai terbuka secara otomatis, Ali dan Vino saling bertatapan dengan gugup mereka memanggil Vanessa beberapa kali namun tak ada orang mereka lihat. Dan kemudian pintu tertutup kembali.

"Mampus loe Li..goe bilang apa , sudah dari tadi goe suruh jangan loe ngotot, dan apa sekarang kita terjebak ! " Vino menjadi binggung dan takut.

"Kita tenang dulu... goe yakin Vanessa orang baik.. dia ngak mungkin nyelakain kita.. kita panggil Vanessa dulu.. Vanessa.... Vanessa" teriak Ali dan Vino mereka melihat ruangan yang bersih dan rapi meskipun di luar menyeramkan. Namun mereka tak menemukan siapa pun dan ketika mereka melihat loteng diatas mereka menatap tiap dinding sebuah foto zaman bahari terlihat hitam putih dan melihat Vanessa memakai gaun noni belanda dan seorang pria dengan usia 44 tahun disamping Vanessa. Terlihat tahun 1884 dibawah foto tersebut.

Ali dan Vino saling tatap, bagaimana mungkin Vanessa masih hidup setua ini sementara sejak tahun 1884 dia sudah ada dan terlihat remaja. Dan sekarang sudah tahun 2022 , apa yang terjadi seakan bayangan mengerikan dikepala mereka. Kini mereka bagaikan terjebak di kastil kono yang dimiliki oleh bangsa Vampir atau serigala.

"Ali.. loe lihat sekarang kita tau siapa Vanessa.. tenyata gosip tentang Vanessa itu benar dia itu monster" kata Vino seakan ngeri mengingat Vanessa hal buruk.

" Ah.. loe itu bilang apa,!! goe masih ngak percaya semua ini.. tapi Kodi baik baik aja sama Vanessa atau jangan jangan" Kata Ali terputus ketika langkah dari atas terdengar semakin dekat.

Ali dan Vino cepat cepat berlari mencari jalan keluar , dan mereka masuk disebuah ruangan dimana begitu banyak tumpukan buku disana. Seperti sebuah perpustakaan Ali dan Vino menyelinap bersembunyi. Dan secara senggaja sebuah buku besar menghatam mereka berdua membuat mereka pingsan dan tertidur dalam tindihan buku yang sangat besar ukuranya.

Ali dan Vino terbangun dan melihat diri mereka berada di sebuah hutan yang rimbun hijau , dan bersih serta aliran sungai yang mengalir jernih dan begitu deras.

"Ali... kita ini dimana? " tanya Vino dengan sedikit binggung.

"Goe juga ngak tau.. perasaan kita tadi di rumah Vanessa tapi... kok ada disini ya!" jawab Ali dengan sedikit binggung.

"Udah goe bilang jangan kesana, sekarang kita terjebak disini.. rumah Vanessa itu misterius" keluh Vino dan sambil berjalan menyusuri hutan.

"Udah lah... ngak perlu kita menyesal yang sudah terjadi, intinya kita cari jalan keluar supaya kita ngak tersesat barangkali ada orang orang yang lewat sini" kata Ali dan terus berjalan menyusuri hutan yang indah itu.

Ali dan Vino tampak terpesona menatap pemandangan yang indah diarea hutan tersebut , udara yang sejuk dan buah buahan durian begitu tercium aroma yang mengugah selera, sesekali mereka mengambil buah tersebut dan menyantapnya. Hingga langkah mereka terhenti ketika melihat sebuah rumah yang berdiri di pinggir sungai dan begitu sederhana perabotan serba menggunakan kayu dan pakaian layaknya terlihat kono dengan warna coklat dan lebar.

Vino dan Ali menatap jemuran pakaian itu dan mereka berdiri di depan pintu untuk mengetuk. Beberapa kali mengetuk akhirnya ada pria tua memakai peci dan memakai baju yang agak lebar dan sarung dipakainya. Vino ingin tertawa melihat penampilan pria tua di depanya,tapi Ali menyenggol Vino agar tidak berlaku kurang sopan.

"Assalamu allaikum pak.. maaf mengangu kami mau bertanya , kami berada dimana nih pak" tanya Ali dengan sopan dan pria tua itu tanpak diam menilai penampilan yang aneh menurutnya.

"Waallaikum salam nak.. ayo masuk jangan berdiri disitu.. mungkin kalian orang jauh ..ayo" ajak pak tua itu dengan ramah.

Ali dan Vino saling pandang dan kemudian mereka masuk dan melihat rumah yang sederhana dan meja kayu yang ukiranya bagus dan klasik. Pak tua itu memberi minuman dan beberapa kue untuk dihidangkan pada Ali dan Vino.

"Aden aden semua seperti perjalanan jauh ya.. dan penampilan kalian begitu berbeda" kata Pak tua itu.

"Iya pak.. kami tersesat dan tiba tiba ada disini. Perkenalkan saya Ali dan teman saya Vino namanya" kata Ali sambil mengulurkan tangan begitu juga Vino.

"Saya haji Udin atau sering juga disebut Abah Rahman. Oh iya saya lagi nunggu anak saya pulang ya seumuran kalian lah!.. kalian kok bisa ada di Desa Kambang Sari disini... " kata Haji Udin dan melihat dengan ramah pada Vino dan Ali.

"Kami juga ngak tau pak.. tiba tiba ada disini, tapi ini namanya Desa Kambang Sari pak.. kok aku baru dengar ya pak!" kata Ali dengan binggung.

"Iya den..ini tempat area Kalimantan Selatan. Dan banyak area perdagangan tapi hati hati disini banyak kaum kompeni apabila kita melakukan kesalahan kita bisa di hukum mati" kata Haji Udin.

Vino dan Ali saling pandang mereka semakin binggung dan mulai penasaran

"Emangnya ini tahun berapa ya pak" kata Vino bertanya agar mereka tidak salah dengar dan mulai bertanya pada Haji Udin.

" Tahun 1884 den ...kebetulan bulan ini musim hujan ..ayo minum den" kata Haji Udin.

"Apa..tahun 1884 pak...mana mungkin.. ini kan tahun 2022 bapak ngak becanda kan!" kata Vino seakan tak percaya.