Chereads / VERNON / Chapter 3 - VERNON 03

Chapter 3 - VERNON 03

Keesokan harinya...

Hari ini mungkin adalah hari penangkapannya Vernon. Sejak dia berangkat sampai hampir jam pembelajaran, Vernon belum masuk ke kelas juga. Alea khawatir kalau penangkapannya sekarang. Tapi-

"Woy!"

"Raya! Ngagetin gue aja deh."

"Hehe, sorry. Lagi mikirin apa sih?"

"Ga ada."

"Ray."

"Hm?"

"Gue mau nanya."

"Nanya apaan?"

"Udah berapa lama si Vernon ikut-ikutan geng motor."

"Dari tahun lalu. Dia ngga ikut-ikutan, dia yang mendirikan geng motor itu sendiri."

"What??"

"Ngeri tau mereka, mirip gangster yang ada di cerita wattpad gitu."

"Apaan sih. Kebanyakan baca wattpad lu."

Tak lama kemudian, Vernon dan dua temannya datang masuk ke kelas.

Alea menghampiri Vernon dengan meletakkan susu kotak rasa pisang dimejanya.

Vernon tersenyum miring, "Gue ngga doyan ginian." Kata Vernon lalu melemparkan sekotak susu ke tempat sampah.

"Kalo amer gue mau." Katanya selanjutnya dan mendapat tawaan dari Eka dan Rafael.

"Anggur merah hiya hahaha."

"Ver, gue mau ngomong sama lo."

"Ngomong aja kali."

"Jangan disini. Ikut gue." Alea menarik tangan Vernon dan membawanya ke rooftop.

...

Sesampainya di rooftop

"Buruan ngomong."

"Elo kemarin habis ngrampok kan?"

"Kenapa lo nanya gitu? Apa urusannya?"

"Karena yang elo rampok itu nyokap gue."

"H-hah?"

"Dan polisi mau nangkap elo sama anggota geng elo."

"Gue ngga peduli." Vernon memalingkan muka.

"Elo ngga peduli kalo elo dipenjara nanti?"

Vernon menatap Alea dan mendekatkan wajahnya. "Engga."

"Ih minggir, suka banget ngedeketin muka gue."

"Karena elo cantik Alea."

"Ya gue emang cantik dari lahir."

Vernon terkekeh. "Gue suka cewe percaya diri."

"Udahlah gue mau balik." Vernon pun pergi dari sana meninggalkan Aela sendiri.

Kelas pun mulai, tapi saat kelas sedang kondusif guru bk datang dan berbisik dengan guru yang sedang mengajar.

"Vernon, Eka, Rafael. Ikut bapak ke ruang bk sekarang."

"Oke." Jawab Vernon dengan santai. Mereka bertiga pun keluar kelas mengikuti guru bk tersebut.

Guru mapel meminta para siswa untuk tidak memikirkan hal itu dan fokus kembali pada pelajaran.

Bel pergantian mata pelajaran pun berbunyi. Tepat setelah guru keluar kelas, terdengar suara riuh dari siswa diluar. Tentu saja semua siswa kelas Alea keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Ternyata mereka heboh karena melihat Vernon dan dua temannya digiring polisi dengan tangan mereka yang terborgol.

Alea menatap Vernon dan Vernon pun melihat Alea dari bawah. Alea langsung memeriksa ponselnya dan mencoba menghubungi ibunya. Namun tak dijawab.

Alea berlari ke kelas, mengambil tas sekolahnya.

"Lo mau kemana Lea?" Tanya Raya yang melihat Alea keluar dari kelas dengan membawa tasnya.

"Nanti kalo ada guru bilangin ya kalo gue ijin."

"O-oke."

Alea berhasil keluar dari sekolah dan menghentikan taksi. Di perjalanan, Alea masih terus mencoba menghubungi ibunya. Dia langsung pergi ke kantor ibunya dan kata asistennya ibunya sudah pergi ke kantor polisi. Alea pun langsung menuju ke sana.

[Di kantor polisi]

Terlihat dari luar, di dalam ada orang tua dari Eka dan Rafael. Kakak Vernon juga ada disana, dan tentunya ibunya yang sebagai korban ada disana.

Alea memberanikan diri untuk masuk...

"Bunda."

"Alea?" Kata Eka dan Rafael bersamaan. Vernon menatap Alea tajam.

"Kamu ngapain kesini nak?" Alea menghampiri ibunya dan menariknya keluar.

"Ada apa?" Tanya ibunya lagi.

"Bebasin mereka bunda."

"Kenapa kamu minta itu? Kamu tau kan apa yang mereka lakukan sama bunda?"

"Kan ada jalur dami bunda, ngga harus gini."

"Apa karena mereka teman kamu?"

"Iya. Lea ngga mau mereka dipenjara, terutama Vernon."

"Vernon dalangnya Alea dan mereka udah merusak jalanan. Banyak korbannya, bukan cuma bunda."

"Iya Lea tau. Mereka pasti bisa berubah."

"Engga. Namanya geng motor pasti akan ada terus!"

"Bunda! Alea cuma ngga mau masalahnya bertambah panjang. Alea ngga mau bunda terlibat masalah lagi. Alea takut bunda."

"Lea..."

"Cabut tuntutannya bunda."

Linda menatap mata putrinya yang sudah basah itu. Hatinya perlahan luluh dan menuruti Alea.

"Oke, bunda cabut tuntutannya."

"Beneran?" Alea mengusap air mata dipipinya.

"Iya sayang."

"Makasih bunda." Alea memeluk Linda.

[Linda = Bunda nya Alea]

...

Linda dan Alea pun masuk kembali...

"Bagaimana Bu Linda?" Tanya polisi.

"Saya memutuskan untuk mencabut tuntutannya."

Semua orang yang mendengarnya langsung saling tatap.

"Tapi, Bu-"

"Keputusan saya sudah bulat. Saya maafkan kali ini."

"Baiklah, kami akan melakukan sesuai keputusan bu Linda. Tapi kami akan akan mengawasi geng motor kalian dan wajib lapor. Kalau tidak kami akan mendatangi basecamp kalian."

"Baik kalau begitu kalian boleh pulang. Tolong bapak, ibu awasi anak-anak."

"Baik, Pak. Terima kasih atas kerja samanya." Ucap Raja.

Eka, Rafael pun pulang dengan orang tuanya masing-masing. Beda dengan Vernon yang terlihat ada perdebatan diantara dia dan Raja.

Alea diam-diam memperhatikan mereka dari dalam mobil sampai tak terasa ibunya melajukan mobil meninggalkan tempat itu.

Dua hari kemudian...

Alea tengah asyik menyantap makan siangnya di kantin sekolah bersama Raya dan beberapa temannya yang lain. Mengobrol seperti biasa.

Namun, tiba-tiba Vernon datang dan langsung menarik tangan Alea. Kedatangannya pun membuat seisi kantin heboh.

Vernon membawa Alea ke taman belakang sekolah...

Vernon menghempaskan tangan Alea dan berkata

"Kenapa elo lakuin itu kemarin?"

"Emang kenapa? Salah?"

"Tentu salah! Gue ngga butuh belas kasihan elo."

"Itu bukan belas kasihan Ver."

"Terus apa?!"

"Peduli. Gue lakuin itu karena gue peduli sama eli Vernon."

"Atas dasar apa!"

"Pertemanan dan masa depan."

"Masa depan?" Vernon mendengus. "Gue aja ngga peduliin masa depan gue sendiri, ngapain elo mikirin itu? Pikirin masa depan elo sendiri Alea!"

Vernon pun pergi setelah mengatakan itu.

Alea tersenyum miring, "manusia brengsek. Ngga tau terima kasih."

...

Vernon pergi ke kelasnya dan melihat banyak bunga diatas mejanya.

Vernon mengambil acak satu surat yang tertempel salah satu bunga.

Aku ikut bahagia atas kesembuhanmu.

"Woi cewe cupu!" Panggil Vernon pada siswi yang selalu jadi bahan bullyannya.

Dengan pandangan tertunduk, siswi tersebut menghampirinya.

"Bersihin meja gue."

"I-iya."

"Gue tinggal."

Vernon keluar kelas kembali. Seperti biasa, dia mengunjungi semua lorong kelas untuk tebar pesona dan mendapat perhatian dari siswi perempuan. Tentu saja dia mendapatkan banyak hati dari penggemarnya.

*kalo pake love alarm mungkin bakalan dapet hati sebanyak sun-oh:v

Saat Vernon berada di ujung lorong, dia melihat Alea sedang bersama kakak kelas yang bernama Aris di tangga yang menuju lantai 3.

Vernon memperhatikan mereka dan timbul rasa marah dihatinya. Serasa ingin memisahkan mereka.

"Alea."

Alea dan Aris pun menatap Vernon.

Vernon menaiki tangga, menghampiri mereka. "Lea, ayo pergi." Vernon menggenggam telapak tangan Alea namun Aris mencegahnya membawa Alea pergi.

"Emang elo siapanya Alea?" Tanya Aris.

"Vernon, lepasin."

Vernon bergeleng tanda tidak mau melepaskan Alea.

"Alea milik gue." Katanya.

...

To be continued.