Kelina memarkirkan mobilnya, kemudian berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju tempat absen. Mengingat saat ini jam sudah menunjukkan pukul 07.26. Kelina harus segera absen kerja jika ia tidak ingin mendapatkan surat peringatan akibat terlambat.
Tidak biasanya, hari ini kota diguyur hujan yang cukup deras. Genangan air tercecer diberbagai tempat, suara guntur sesekali masih terdengar. Beberapa orang masih terjebak di dalam rumahnya, sehingga membuat jalan terasa lenggang. Beberapa lampu jalan masih terlihat menyala.
Kelina menempelkan sidik jarinya di sebuah kotak berwarna hitam yang terpampang di dinding. Ia menunggu beberapa detik. Dirasa sudah berhasil, Kelina langsung berjalan menuju ke meja kerjanya.
"Pagi, Kelina," sapa seseorang dari arah belakang tubuh Kelina.
Langkah kaki Kelina langsung berhenti, dan membalikkan tubuhnya. Kelina tidak asing dengan suara tersebut.
"Pagi juga, Sonya," balas Kelina.
Sonya menempelkan jarinya ke kotak absen, kemudian berjalan ke arah Kelina.
"Bagaimana pagimu? Tidak biasanya kamu berangkat agak siang seperti ini?" tanya Sonya setelah sampai di dekatnya Kelina.
"Yah, tidak aku menyangka, ternyata menjadi ibu rumah tangga cukup kerepotan," jawab Kelina.
Sonya dan Kelina berjalan memasuki kantor secara bersama.
"Oh, iya, aku lupa bahwa kamu sekarang sudah memiliki anak, meski anak adopsi, sih," kata Sonya.
"Meski dia adalah anak adobsi, tapi sudah aku anggap sebagai anakku sendiri, kok," ucap Kelina.
Sonya tersenyum manis. "Ternyata kamu orang yang baik, ya, Kelina. Meskipun kamu tahu kalau apa yang kamu lakukan ini karena bentuk pertanggung jawaban dari suamimu. Akan tetapi kamu tetap saja menganggap dia sebagai anakmu," puji Sonya.
"Ah, tidak, kok. Sesama manusia haruslah saling membantu. Mereka yang kuat haruslah membantu yang lemah. Karena itulah yang dinamakan kehidupan," jawab Kelina.
"Kamu benar, Kelina," ucap Sonya. "Kalau begitu, aku duluan, ya," pamitnya. Sonya berjalan memasuki ruang kerjanya, mengingat mereka berdua memiliki ruang kerja yang berbeda.
Meski Kelina adalah sahabat Sonya, namun tidak terlalu banyak informasi yang Kelina tahu. Ia hanya tahu bahwa Sonya sudah berkerja di sini lebih lama daripada dirinya. Ia ditempatkan bagian Pencatatan Badan Usaha masyarakat, sedangkan Kelina berada dalam bagian Pencatatan Sipil.
Kabar burung yang pernah Kelina terima adalah, Sonya pernah menikah, namun pernikahannya harus berakhir dalam 1 tahun. Kelina juga tidak tahu aktivitas dan hobi yang di miliki oleh Sonya Royce.
Kelina berjalan memasuki ruang kerja, dan duduk di sebuah kursi yang di depannya terdapat sebuah Layar LCD berukuran kecil. Kelina menaruh tasnya di samping kursi, menyalakan komputer, dan langsung menjalankan permintaan suaminya semalam.
Kelina tahu, bahwa kantor beroprasi pada pukul 08.00, sehingga masih ada waktu untuk mencari identitas dari Dr. Freed Body dan Dr. Chaira Bogy.
*****
"Bagaimana? Sudah mendapatkan hasil?" tanya Terra setelah mengetahui istrinya duduk di sampingnya.
Saat ini Terra sedang duduk santai di depan televisi LCD dengan ukuran 32 inchi. Meja kaca tergeletak di depannya, dan sofa merah sedang ia duduki.
Malam ini udara terasa begitu menusuk, suara dendangan katak terdengar dari penjuru arah. Beberapa gendangan masih terlihat dimana-mana, mengingat hari ini hujan berlangsung cukup lama. Rembulan masih tidak berani menampakkan diri, membuat kota pada malam ini terselimuti awan hitam.
"Aku telah menemukan sesuatu yang mengejutkan," jawab Kelina.
Kelina menyodorkan beberapa lembar kertas. Terra tanpa pikir panjang langsung menerima dan membaca isi dari kertas yang Kelina sodorkan.
"Ternyata salah dugaanku. Tidak ada petunjuk dari sini," ucap Terra setelah membaca sekilas biodata keluarga Bogy.
"Awalnya tadi aku juga berfikiran seperti itu, akan tetapi setelah menggali lebih dalam mengenai indentitas Isla, aku langsung terkejut," kata Kelina. Teera langsung mengarahkan pandangannya ke biodata Isla Bogy.
"Aku tidak menyangka bahwa Isla Bogy adalah anak angkat dari pasangan Dr. Freed Bogy dan Dr. Chaira Bogy. Nama Isla sebenarnya adalah Gleen Rosel, dan berasal dari panti asuhan Company Clidren's. Tidak di jelaskan bagaimana Isla bisa kehilangan kedua orang tuanya, akan tetapi yang jelas ia diadobsi sejak 2 tahun lalu," jelas Kelina.
Terra tidak berkomentar, ia terus fokus membaca biodata satu per satu keluarga Bogy dengan teliti.
"Di tambah lagi, aku menemukan sesuatu yang cukup mengejutkan," kata Kelina dengan menatap serius ke arah suaminya. "Bahwa tidak ada catatan medis mengenai kehamilan dari Dr. Chaira Bogy," sambungnya.
"Bingo! Dugaanku ternyata benar," kata Terra sembari menaruh kertas-kerta yang dari tadi berada di tangannya.
Terra mengambil tas hitam yang berada di sampingnya, kemudian mengeluarkan beberapa lembar kertas.
"Ketika aku melakukan visum terhadap mayat Dr. Freed Bogy dab Dr. Chaira Bogy. Aku mrnemukan bahwa DNA mereka berdua tidak memiliki kecocokan sama sekali dengan Isla. Sehingga membuatku beransumsi bahwa Isla hanyalah anak angkat mereka," jelas Terra.
Kelina tidak menjawab, ia terus fokus ke lembar kertas yang sedang di pegang suaminya.
"Akan tetapi," Terra menaruh kertas tersebut di atas meja. "Aku penasaran apa alasan Dr. Freed dan Dr. Chaira mengadobsi Isla? Dan apa tujuan mereka berdua?" sambungnya.
*****