Terra mengambil satu tablet obat dan langsung meminumnya. Saat ini Terra sedang menyelesaikan tugasnya yang belum sempat ia selesaikan saat di kantor tadi. Sehingga, dengan terpaksa Terra harus mengerjakannya dirumah, mengingat dokumen tersebut harus di kirim sekarang.
Terra mengerjakan tugasnya tidaklah di meja kerja, melainkan di depan televisi dan di temani oleh Isla. Kedua bola mata Terra terus menatap kayar komputer, dan jari-jari tangannya tak hentinya menari di atas keyboard.
"Ayah juga meminum obat itu?" tanya Isla setelah melihat Terra meminum obat.
Terra langsung menatap wajah Isla. "Iya, memangnya kenapa?" Terra justru balik bertanya.
"Tidak apa-apa, kok. Hanya saja Isla teringat bahwa ayahku yang dulu juga mempunyai obat yang sama," jawab Isla.
"Oh, benarkan itu?" kata Terra dengan pandangan menuju ke arah layar laptop.
Isla mengangguk sembari tersenyum. "Tapi, ayahku dulu memiliki banyak sekali stok, bahkan berkardus-kardus. Ayahku juga selalu kedatangan stok obat lain yang banyak," jelas Isla dengan polos.
Seketika Terra berhenti menggetik, mencerna perkataan Isla barusan, dan akhirnya memberanikan diri untuk menatap Isla.
"Emangnya sebarapa banyak stok yang di miliki oleh ayahmu dulu?" tanya Terra dengan begitu serius, kali ini ia menatap Isla dengan cukup tajam.
"Tidak tahu, sih, jumlah begitu banyak. Akan tetapi hampir setiap hari kita selalu kedatangan berbagai macam stok obat. Bahkan tidak jarang rumah kami di penuhi oleh kardus-kardus berisi obat. Namun, yang Isla binggungin, hanya dalam waktu 2 hari obat-obat tersebut hilang entah kemana?" jawab Isla dengan panjang lebar.
Terra tidak menjawab, dan langsung mengambil obat yang barusan ia konsumsi. Pandangannya langsung ia tujukan ke alamat perusahaan obat tersebut.
Tangan kanan Terra mengambil ponsel yang tergelatak di atas meja, kemudian menelfon seseorang. Terra menaruh ponselnya di telinga bagian kanan.
"Halo; Terra, ada apa?" suara seseorang dari balik telfon.
"Maaf telah menganggu waktu istirahatmu tuan Leo, tapi apakah anda sibuk saat ini?" tanya Terra.
"Sepertinya tidak. Memang ada apa, ya?" Leo justru bertanya balik.
"Begini tuan Leo, bisakah anda mencarikan informasi mengenai perusahaan Coman's Farmasi? Saat ini saya sangat membutuhkan informasi mengenainya," suruh Terra.
"Bisa Terra, akan saya carikan informasi tentang perusahaan obat Coman's Farmasi. Saya kabari lewat e-mail nanti," kata Leo.
"Baik, terima kasih atas bantuannya tuan Leo," ucap Terra.
Terra menutup telfon, kemudian menaruh ponselnya di atas meja.
"Telfon dari siapa, yah?" tanya Isla yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik Terra.
"Dari teman ayah," jawab Terra.
Isla mengangguk. "Isla mau menemui ibu yang sedang di dapur," ucapnya. Isla beranjak dari sofa, dan langsung berjalan menuju ke arah dapur.
Tiba-tiba, sebuah notifikasi e-mail muncul di layar ponsel milik Terra. Dengan cepat, Terra langsung membuka e-mail tersebut. E-mail ini berasal dari Leo dan berisi mengenai informasi perusahaan Coman's Farmasi. Terra langsung membaca e-mail yang dikirimkan oleh Leo.
Perusahaan Coman's Farmasi sudah beroperasi sejak 5 tahun lalu, dan terletak di jalan Merah-Delima nomor 2. Selain itu, sudah banyak jenis obat yang telah mereka produksi. Dan yang paling terpenting, perusahaan ini sudah mendapatkan izin dari negara.
"Sampai di sini tidak ada yang mencurigakan dari perusahaan Coman's Farmasi. Mungkin Dr. Freed dan istrinya menjadi suplayer tangan pertama, sehingga sering kedatangan berbagai macam obat," kata Terra terhadap dirinya sendiri.
Terra melanjutkan membaca mengenai informasi yang sudah Leo berikan. Tiba-tiba ia di kejutkan dengan sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Meski perusahaan Coman's Farmasi telah mendapatkan izin beroperasi, namun tidak ada pembaharuan informasi di setiap tahunnya. Padahal, dalam aturan negara, setiap perusahaan obat-obatan dan makanan haruslah melakukan pembaruan informasi setiap tahunnya.
"Ini mencurigakan sekali, seharusnya setiap tahun ada pembaruan informasi, namun perusahaan Coman's Farmasi tidak ada pembaruhan sama sekali. Bahkan, foto mengenai gedung perusahaan masih sama sejak 5 tahun lalu," pendapat Terra setelah membaca fakta tersebut.
Terra merebahkan punggungnya ke sofa, dan menatap ke arah langit-langit. Terra memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah mengetahui informasi yang mengejutkan mengenai perusahaan Coman's Farmasi.
"Akan aku periksa kandungan obat ini, apakah sudah sesuai dengan komposisi yang tertulis," ucap Terra sembari menatap obat yang dari tadi berada di tangan kirinya.
*****