Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Haedok

Indie_nesia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.9k
Views
Synopsis
Sekelompok mahasiswa jurusan sastra membentuk sebuah band bernama Haedok yang bergenre glam rock. Band mereka adalah tribute untuk sebuah band Glam Rock, namun sesekali membawakan lagu bergenre rock atau punk dari tahun 80-an. Dengan kemampuan bermusik yang piawai dari setiap personelnya, Haedok berhasil membawa masa kejayaan glam rock kembali, setidaknya di wilayah kampus mereka. Kisah keseharian dan konflik-konflik seputar kehidupan band, kampus, keluarga dan lingkaran pertemanan mereka yang berbeda-beda akhirnya membuat Haedok yang solid bukan hanya dalam bermusik, namun juga dalam persahabatan.
VIEW MORE

Chapter 1 - First Performance

"Michael, mau kemanaaaa?" Rika datang ke kelas Michael sambil membawa stik drum di tangannya. Rambut panjangnya sengaja dibuat berantakan di bagian atas seperti personel band rock ternama. Penampilannya kadang membuat banyak orang lupa kalau dia adalah seorang wanita.

"Pulang. Udah selesai kelas gue." Michael menjawab sambil merapikan rambutnya yang panjang selengan. Tas yang disandangnya diletakkan kembali sambil menghempaskan diri ke kursi. Michael tahu bahwa dia tidak akan bisa pergi.

"No! Ga ada yang boleh pulang sekarang. Kita harus latihan karena gue udah booking studio. Rey and Benua mana?" Rika mengedarkan pandangannya mencari dua sosok yang dicarinya, Rey dan Benua.

"Ke perpus kayaknya." Michael menjawab sambil memainkan topi fedora merah di tangannya. Topi berwarna merah menyala kebanggaannya yang selalu dipakai ketika beraksi di atas panggung.

"Yaudah lo samperin buruaaaaan. Kita kan mau perform seminggu lagi. Harus banyak latihan." Rika gemas melihat Adit yang malah duduk santai.

"Tiap hari udah latihan, masih kurang? Poison aja gue rasa ga sebanyak kita latihannya." Michael berkata.

"Ah lama lo. Cepetan ikut!" Rika menarik tangan Michael.

"Iyeee iyeeee. Bawel banget si Roket." Michael berdiri lalu berjalan mengikuti Rika.

"Hoy, mau kemana lo?" Michael dan Rika berpapasan dengan Benua di depan kelas.

"Nah, nih dia si Benua. Gue cariin lu dari tadi. Rey mana, Ben? Ayo ke studio." Rika bertanya.

"By the way, rambut lu kayaknya kurang hairspray. Lepek gitu kayak belom keramas seminggu." Rika mengomentari rambut Benua yang sepanjang rambut Michael.

"Emang bener belom keramas seminggu." Kata Benua sambil nyengir dan mengikat rambutnya.

"Najong. Bener2 Haedok rambut lu. Racun." Rika berkata sambil menutup hidungnya.

"Eh, Reeeey. Woooyyyy, siniiii." Rika yang tiba-tiba melihat Rey di kejauhan segera melesat menghampirinya. Michael dan Benua menggelengkan kepala mereka melihat Rika yang selalu bersemangat. Itulah alasan mereka memanggilnya Roket.

Michael, Rika, Benua dan Rey segera berkumpul. Tiga pemuda dan satu pemudi berambut panjang seperti group band rock berjalan bersisian menuju studio musik untuk latihan. Jangan bayangkan mereka berjalan slow motion seperti di video klip band rock ternama. Mereka berempat jauh dari itu, apalagi Rika. Rika berjalan sambil menghentakkan kepalanya dan memukul-mukul stick drumnya ke udara. Michael bersenandung dengan gaya memegang mikrofon. Rey dan Benua yang agak kalem, tapi kalau mereka berdua sudah beraksi di panggung, tidak ada bedanya seperti Michael dan Rika.

****

"Akhirnya sampai juga kita ke band kebanggaan Fakultas Ilmu Bahasa. Pleeeaaaseee welcooome, HAAAEEEEDOOOOOK..." MC meneriakkan nama band Haedok.

Rika naik ke atas panggung sambil melambaikan tangan dan kiss bye ke arah penonton. Berbotol-botol hairspray dia habiskan untuk membuat rambut bergaya seperti Rikki Rockett. Ditambah bandana yang mengikat kepalanya, membuat satu-satunya personel wanita itu dikagumi karena penampilannya yang selalu maksimal. Penonton bersorak sorai saat Rika beraksi memutar-mutar stick drumnya sebelum duduk di balik drum set.

Penonton mulai menggila ketika Rey naik ke panggung dengan gitar kesayangannya. Rambutnya tak kalah heboh seperti Rika a.k.a Roket. Kemeja hitam, outer hitam putih dan celana kulit menjadi kostumnya malam itu. Di atas panggung, Rey mulai check sound dengan memainkan melodi Fallen Angel yang membuat penonton semakin merangsek maju ke depan panggung sambil bertepuk tangan. CC Devile pun akan bangga jika melihat Rey memainkan melodinya.

Penonton masih heboh dengan penampilan solo dari Rey ketika Benua naik ke panggung dan mulai memainkan bass nya. Teriakan penonton semakin menggema ke seluruh bagian kampus malam itu. Topi cowboy berwarna hitam yang menghiasi rambut panjangnya yang kini sudah sebagus Rika dan Rey, membuat penampilan Benua terlihat menarik. T-shirt putih dipadu dengan outer hitam panjang dan celana berwarna senada serta sepatu boots semata kaki tampak sangat pas untuk penampilannya kali ini.

"Good evening, everybodyyyyyy...." Personel terakhir masuk dengan mengenakan t-shirt hitam, jaket dan celana yang berwarna merah menyala, dilengkapi dengan topi fedora merah kesayangannya. Michael membuat semua yang ada di sana bersorak sorai.

Musik mulai mengalun. Rika the Rocket mulai berdiri dari kursinya. Caranya memainkan drum memang luar biasa. Tangannya diangkat setinggi-tingginya seperti roket yang siap meluncur, lalu mulai beraksi dengan drum set di depannya. Bibirnya maju kedepan, persis seperti Rikki Rocket sang drummer Poison.

Sementara tiga pria di depan Rika mulai meliuk-liukkan tubuhnya dengan kompak, ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakang sambil memainkan instrumen musik mereka. Lalu Michael sang vokalis memainkan mic stand dengan heboh sambil berjalan mondar mandir dari ujung panggung sebelah kanan ke ujung panggung sebelah kiri, lalu kembali lagi ke bagian tengah panggung dan berguling ke depan sambil terus bernyanyi.

Benua yang bergaya seperti Bobby Dall mulai mendekati Michael. Mereka berdua melakukan gerakan melompat-lompat mundur sambil membungkuk. Rika the Rocket terbahak melihat atraksi mereka berdua.

Lagu Fallen Angel dari Rock Glam band bernama Poison selesai dibawakan dengan sempurna oleh Haedok. Tak satupun nada meleset, walaupun semua personelnya bertingkah seperti cacing kepanasan. Penonton bersorak sorai.

Michael mengakhiri penampilannya dengan berguling ke depan panggung. Selesai berguling, Michael menundukkan kepala dan menekuk ujung topinya, sebagai ucapan terimakasih kepada penonton.

Di belakang, Rika meneguk sebotol air, lalu kepalanya menghadap ke atas dan memyemburkan air yang tadi diteguknya. Itu adalah salah satu stage act Rika yang unik, selain bermain drum sambil berdiri dan melenggak lenggok lincah. Semburan air Rika tak sengaja mengenai lengan Michael.

Mickael kaget dan berkata,"LIAT-LIAT NAPA KALO NYEMBUR!"

"MAAP. WANGI KOK." Rika berkata sambil tertawa.

Benua dan Rey membungkuk ke arah penonton. Penonton riuh bertepuk tangan. Dalam hati mereka membatin,"Glam Rock belum mati."

***

Fahri tak berkedip menatap Mr. Michael yang tersenyum setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya.

"Sir, did what you've just told me....really happen?" Pada akhirnya Fahri mampu bersuara.

"Menurut kamu?" Mr. Michael balik bertanya. English tutor itu melayangkan pandangan penuh teka teki ke arah Fahri.

Fahri lekat menatap tutornya itu. Rambut yang dipotong pendek dan rapi, kemeja kotak-kotak dan celana bahan yang disetrika tanpa cela, pembawaan dan suara yang dalam berwibawa, tidak memperlihatkan sedikitpun gaya glam yang diceritakannya kepada Fahri tadi.

"Mr. Michael, bisakah kita ke studio setelah ini?" Fahri sungguh ingin memastikan apa yang diceritakan tutornya adalah hanya kebenaran.

"Hahahaaa...seriously, kamu meragukan cerita saya?" Mr. Michael tak nisa menahan tawanya mendengar muridnya bertanya demikian.

"Well, setidaknya kita bisa have fun kalo nge-jam kan, Sir?" Fahri masih berusaha membuktikan perkataan Mr. Michael.

"Well...fine." Mr. Michael akhirnya menyanggupi.