"Nenek, Lao Si terlambat."
Ye Xiao berjalan mendekat. Ekspresi dinginnya langsung berubah menjadi seperti cucu kecil yang penurut.
"Lao Si, kemarilah. Nenek ingin mengenalkan seseorang padamu."
Nyonya Besar Ye melambaikan tangan pada Ye Xiao.
Kemudian, Ye Xiao mendekat.
Satu tangan Nyonya Besar Ye meraih tangan Ye Xiao. Sementara, tangan lainnya memegang tangan Lin Xue'er. Dia bertanya pada semua orang sambil tersenyum, "Apa menurut kalian Lao Si dan Xue'er adalah pasangan yang serasi?"
"Serasi. Sangat serasi!"
"Pasangan yang sangat serasi. Pasangan yang sempurna."
"Pasangan yang diciptakan oleh surga!"
Seluruh anggota keluarga mengangguk setuju.
Lin Xue'er sangat senang. Sepasang mata cantiknya menatap Ye Xiao dengan penuh cinta.
Ye Xiao melirik Lin Xue'er dan elepaskan tangannya dari genggaman Nyonya Besar Ye. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum, "Nenek, sejak kapan Nenek suka perjodohan semacam ini?"
"Lao Si, ini Xue'er dari keluarga Lin. Adik sepupu dari kakak ipar pertamamu. Dia datang ke rumah kita enam tahun yang lalu. Apa kamu tidak ingat?"
"Aku buta terhadap wajah wanita." Jawab Ye Xiao.
???
Semua orang tercengang.
"Lao Si, lihatlah Xue'er lebih dekat. Dia cantik. Ditambah lagi, dia adalah seorang kepala desainer. Kalung ini dirancang khusus olehnya untuk Nenek. Dia pintar."
Nyonya Besar Ye masih bertekad mempromosikan Lin Xue'er pada Ye Xiao.
"Nenek bisa mengangkatnya sebagai cucu jika Nenek menyukainya." Ujar Ye Xiao dengan tenang.
"Tapi bagaimana kalau Nenek sangat ingin menjadikannya sebagai cucu menantu Nenek? Lao Si, kamu selalu patuh pada Nenek, kan? Kenapa kamu tidak bisa menuruti keinginan Nenek?"
"Gampang kok. Suruh saja salah satu dari ketiga Kakakku bercerai dan menikahi Nona Lin. Dengan begitu, keinginan Nenek bisa terpenuhi."
Timpal Ye Xiao.
Ye Ying, "..."
Ye Mo, "..."
Ye Bai, "..."
'Bocah ini, apa dia tidak takut kalau para kakak iparnya akan membunuhnya?'
Wajah Lin Xue'er memerah. Dia merasa marah dan malu di saat bersamaan yang bersamaan.
"Lao Si, apa kamu benar-benar ingin melihat tulang tua-ku masuk ke dalam peti mati tanpa bisa melihatmu menikah?"
Nyonya Besar Ye menghentakkan tongkatnya dengan marah.
"Nenek, sudah ada wanita yang aku sukai."
Saat Ye Xiao mengatakan ini, dia tanpa sadar membayangkan wanita yang sedang hamil itu dalam benaknya.
Begitu Lin Xue'er mendengarnya, rasanya seperti ada palu berat yang memukulnya. Hal ini membuat jantungnya meledak dan berdebar sangat kencang.
"Oh? Putri dari keluarga mana? Apa dia secantik Xue'er?"
Sedangkan Nyonya Ye langsung bersorak begitu mendengar ucapan Ye Xiao.
Tidak apa-apa selama yang disukai Ye Xiao adalah seorang wanita. Yang penting adalah Ye Xiao menikah. Meskipun tidak dengan Lin Xue'er.
"Bila saatnya tiba, aku sendiri yang akan membawanya ke hadapan Nenek."
Ye Xiao berkata, "Masalah cantik atau tidak, aku rasa selain dia, tidak ada wanita yang cantik di dunia ini."
Lin Xue'er, "..."
Ketiga menantu keluarga Ye, "..."
Siapa di antara mereka yang bukan seorang wanita sosialita di Jiangcheng dan terkenal karena kecantikannya?
Lalu, sekarang, Ye Xiao bilang mereka tidak cantik?
Memangnya secantik apa wanita itu?
"Oh, Adik Keempat bilang jika kekasihnya secantik bidadari. Aku jadi sangat penasaran. Jika kamu tidak membawa orangnya ke sini, setidaknya tunjukkan fotonya pada kami. Agar kami bisa saling sapa saat bertemu di jalan." Kata kakak pertamanya, Huang Shuya, dengan nada aneh.
"Benar, setidaknya biarkan kami melihat fotonya."
Kakak ipar keduanya, Chen Siqin, juga ikut-ikutan.
"Aku juga ingin melihat sosok bidadari yang bisa membuat Adik Keempat kita tidak buta wajah."
Kakak ipar ketiganya, Zhang Wenqing, pun tak mau ketinggalan.
"Lao Si, Nenek juga sangat penasaran. Ayo tunjukkan fotonya." Pinta Nyonya Besar Ye juga.
"Tidak!"
Ye Xiao menggeleng, "Aku ingin merahasiakannya. Kalian tidak perlu tahu siapa dia sampai waktunya tiba."
"Bahkan Nenek juga tidak boleh melihatnya?"
"Tidak. Dia adalah wanitaku. Bukan pajangan yang bisa kalian lihat kapan saja!" Ujar Ye Xiao sambil menggelengkan kepalanya.
Semua orang, "..."
Di sisi lain, Lin Xue'er sangat cemburu hingga wajahnya yang lembut kini tegang dan kaku.
Lin Xue'er ingin tahu siapa wanita itu dan melihat seberapa cantik dia!
Akan tetapi, sebagai orang luar, dia tidak punya pilihan lain selain terus memasang senyum kaku dan bersikap sopan.