Benar-benar strategi yang sangat klasik. Memadukan antara polisi baik dan polisi buruk. Dan Furuya tahu persis apa yang sedang terjadi. Oleh karena Yoshio lebih bisa untuk bersikap sopan, Furuya lebih memilih untuk mengobrol dengannya. Sekejap mereka tidak membicarakan mengenai kasus. Furuya meminta minuman dan makanan apa saja yang sekiranya ada. Yoshio pergi untuk mengambilkannya.
Furuya memiliki seorang teman baik bernama Tatsuya Kimura. Sejak kelas tujuh, mereka sudah bermain futbol bersama. Tetapi sebelum tahun sekolahnya berakhir, Tatsuya terlibat masalah hukum, tepatnya di musim panas. Dia terciduk dalam masalah penjualan narkoba. Alhasil dia dipenjara. Tatsuya tidak menyelesaikan sekolahnya. Dia bekerja di toko bahan pangan di Kanto. Polisi mengetahui kalau Tatsuya pulang kerja setiap pukul sepuluh malam. Dua orang dari kepolisian, lengkap berseragam sedang menunggunya. Saat itu toko sudah tutup. Salah satu polisi itu menyerukan pertanyaan yang sama persis ketika dengan Furuya dulu. Apakah dia mau secara sukarela diajak ke kantor polisi untuk dimintai keterangan mengenai Bella Stefa? Tatsuya terlihat ragu-ragu. Hal ini lantas membuat polisi sempat curiga. Mereka juga memberitahunya bahwa salah seorang temannya, Furuya, sudah ada di sana dan membutuhkan pertolongannya. Tatsuya memilih untuk melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Dia menumpang mobil polisi di bagian jok belakang. Setibanya di kantor polisi, Tatsuya ditempatkan di sebuah ruangan yang berjarak sekitar dua pintu dari ruangan yang ditempati Furuya. Ruangan itu di salah satu sisi penyekat terdapat jendela besar yang berkaca. Polisi bisa melihat mereka, namun si tersangka tidak. Ruangan itu juga dilengkapi alat perekam. Tentu saja untuk memudahkan interogasi. Kali ini yang menginterogasi Tatsuya bukanlah Detektif Bonjamin, melainkan Sishio, yang sama-sama bekerja di Departemen Kepolisian. Detekktif itu menanyakan pada Tatsuya tentang beberapa pertanyaan umum yang sifatnya tidak menyerang. Tatsuya dengan cepat melepaskan hak-haknya. Sishio bertanya tentang gadis-gadis, siapa yang mengencani siapa. Sementara Tatsuya mengatakan bahwa dirinya hampir tidak mengenal Stefa, dan tidak pernah melihat gadis itu selama bertahun-tahun. Dia menyela dengan mengatakan bahwa teman baiknya, Furuya Satoru berpacaran dengan gadis itu. Kira-kira sekitar tiga puluh menit bertanya, Sishio meninggalkan ruangan. Tatsuya tetap duduk di meja sambil menunggu.
Sementara itu, di ruangan paduan suara, Furuya Satoru mendapatkan gertakan baru. Bonjamin memberitahunya bahwa dari pihak kepolisian memiliki seorang saksi mata yang bersedia memberikan keterangannya bahwa Furuya dan Tetsuya menyambar Stefa dan memerkosanya di jok belakang mobil van ford hijau itu, kemudian melemparkan gadis itu ke luar jembatan menuju Sungai Merah. Mendengar informasi itu, Furuya tertawa tidak ada habisnya. Tawa itu justru membuat Detektif Bonjamin jengkel. Furuya kemudian menjelaskan tentang tawanya itu. Bahwa dia tidak sedang menertawai seorang gadis yang mati, melainkan tertawa karena khayalan yang diciptakan oleh Bonjamin itu. Apabila memang Bonjamin memang mempunyai seorang saksi mata, itu berarti dia bodoh karena telah mempercayai seseorang yang berdusta. Di sisi lain, kedua laki-laki itu saling memaki bahwa masing-masing di antaranya adalah pembohong. Situasi menjadi semakin memburuk.
Tidak lama setelah itu, Sishio masuk ruangan dan memberitahu Bonjamin dan Yoshio bahwa Tatsuya telah diamankan. Bonjamin menyambut dengan girang. Kemudian dia kembali meninggalkan ruangan.
Beberapa saat kemudian, Bonjamin kembali masuk ruangan. Dia melanjutkan pertanyaan-pertanyaan. Kali ini sepertinya bukan bernada tanya, tapi mencecar tuduhan. Dia menuduh Furuya sebagai dalang pembunuhan. Furuya selalu menyangkal. Dan setiap Furuya menyangkal, Bonjamin selalu mengatakan bahwa Furuya berdusta. Bonjamin mengatakan bahwa dirinya tahu pasti bahwa Furuya dan Tatsuya telah memerkosa gadis itu dan membunuhnya. Dan jika Furuya ingin membuktikan ketidakterlibatannya dalam kasus ini, maka dia harus memulai dengan poligraf. Sebuah jenis tes untuk mendeteksi kebohongan. Tes itu tak bisa dimanipulasi atau dikelabui. Furuya sempat mencurigai tes itu. Namun dia berpikir sejenak bahwa tes itu mungkin sebuah ide bagus, sebuah cara cepat untuk mengakhiri drama ini. Dia tahu bahwa dirinya tak bersalah. Dan dia yakin kalau dirinya akan mampu lolos tes itu. Serta dengan melakukan tes itu, dia bisa segera menyingkirkan sosok Bonjamin yang menjengkelkan itu. Furuya Satoru setuju untuk menjalani tes itu.
Melalui standar interogasi dari pihak kepolisian, sebagian orang yang tidak bersalah merasa mudah untuk menjalani serangkaian tes yang diminta demi kepentingan interogasi. Mereka tidak mempunyai hal apapun yang perlu disembunyikan, karena memang tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dan mereka ingin sekali membuktikan ketidakbersalahannya. Sementara para tersangka yang bersalah justru sulit sekali untuk melewati prosedur pemeriksaan, pertanyaannya banyak, dan alasannya jelas.
Furuya Satoru diajak ke ruangan lain dan diperkenalkan pada seorang Detektif, namanya Detektif Hiragi—di mana dia sedang ada di rumah ketika Detektif Sishio menelepon. Hiragi adalah seorang detektif yang ahli poligraf departemen, dan dia bersikeras agar Bonjamin, Yoshio, dan Sishio agar berkenan meninggalkan ruangan. Hiragi ini mempunyai kepribadian yang lembut, benar-benar sopan, bahkan dia meminta maaf pada tiga detektif itu karena harus melakukan pemeriksaan pada Furuya. Dia menjelaskan semuanya, prosedur, laporan, kemudian mulai menghidupkan mesin, dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan bagi Furuya tentang keterlibatannya dalam kasus Bella Stefa. Kira-kira pemeriksaan itu berlangsung sekitar satu jam.
Ketika pertanyaan-pertanyaan dirasa sudah tidak ada lagi, Hiragi memutuskan pemeriksaan telah selesai. Hanya tinggal menunggu hasilnya yang akan keluar setelah beberapa menit. Furuya Satoru dibawa kembali ke ruangan paduan suara.
Berselang beberapa menit, hasil itu keluar dan membuktikan bahwa Furuya Satoru mengatakan hal-hal yang sebenarnya. Bagaimanapun, hukum, seperti diputuskan oleh Mahkamah Agung, mengizinkan polisi untuk melakukan berbagai macam praktik kedetektifan demi keperluan interogasi. Termasuk mereka boleh berbohong dengan sengaja.
Ketika Bonjamin sudah berada di ruang paduan suara, dia mengamati hasil tes poligraf itu. Dia melemparkannya pada Furuya, dan memukul wajahnya, serta menyebut dirinya "pembohong biadab". Sekarang mereka memiliki buktik kalau Furuya Satoru telah berdusta. Mereka telah mempunyai bukti kalau Furuya Satoru menyergap manta kekasihnya, memerkosanya dan membunuhnya secara keji, dan melemparkan mayatnya ke Sungai Merah. Bonjamin kembali memungut kertas itu dan mengusap-usap kertas itu ke wajah Furuya. Dan dia berjanji bahwa apabila dewan juri melihat kertas grafik hasil tes poligraf itu, mereka pasti akan menyalahkan Furuya dan memberinya hukuman mati. Kau akan menerima suntikan itu, kata Bonjamin berulang kali.
Sebuah dusta yang lain, bahwa tes poligraf itu sudah terkenal tak bisa dipercaya, sehingga baik hasilnya pun tidak bisa digunakan dalam persidangan.
Furuya Satoru tercengang. Dia sekejap merasa kepayahan untuk membuka mulut. Dia begitu bingun dan merasa hampir pingsan. Semenatra Bonjamin duduk dengan lunak di sudut. Dia berkata bahwa dalam setiap kasus yang melibatkan kejahatan-kejahatan mengerikan—terutama yang dilakukan oleh orang baik dan sopan—si pembunuh secara tidak sadar telah memblokir perbuatan itu dari ingatannya. Ini sudah kejadian umum. Bagi Bonjamin yang telah memiliki serangkaian pelatihan dan pengalaman, dia sudah sering melihatnya. Menurut dugaannya, Furuya sangat menyukai Stefa, bahkan mencintainya, dan tidak berencana melukai gadis itu. Tapi situasi menjadi tidak terkendali. Furuya Satoru hilang kesadaran. Bella Stefa mati sebelum Furuya Satoru menyadarinya. Lalu dia merasa trauma, dan rasa bersalah membungkus dirinya. Oleh karena itu, dia berusaha memblokirnya.
Furuya masih berusaha menyangkal. Dia sangat penat, lehernya sudah terlalu lama menyangga kepalanya. Dia merebahkan kepalanya di atas meja. Bonjamin menggebrak meja keras-keras dan membuat tersangkanya terhentak. Bonjamin masih gencar mengatakan bahwa Furuya adalah dalang dari kasus itu. Mengancam-ancam dengan mengatakan kalau dia punya saksi mata dan cukup bukti, dan Furuya akan dipastikan mati dalam tempo lima tahun. Para jaksa penuntut umum di Kanto punya banyak cara agar eksekusi itu tak perlu ditunda-tunda.