Bonjamin mencoba merangsang mental Furuya terkait hal-hal tragis. Dia meminta Furuya untuk membayangkan tentang ibunya, di mana ibunya sedang duduk di ruangan saksi mata, melambaikan tangannya untuk yang terakhir kalinya, menangis tersedu-sedu, sementara para Furuya sedang diikat dan disuntikkan sebuah cairan yang akan mampu mengakhiri hidupnya dalam sekejap. Dia pasti mati. Tapi ada pilihan, kata Bonjamin. Jika Furuya berkenan untuk mengaku bahwa dirinya bersalah, maka Bonjamin akan memastikan bahwa dia tidak akan menerima hukuman mati. Sebagai gantinya, Furuya akan mendapatkan hukuman penjara seumur hidup tanpa ada kemungkinan bebas, meskipun tidak begitu melegakan, setidaknya dia masih bisa menulis surat untuk ibunya dan masih bisa saling bertemu dua kali sebulan.
Sekitar tengah malam, Detektif Sishio mengatakan kalau Tatsuya "membuka mulut". Bonjamin girang lagi. Lalu dia meninggalkan ruangan dengan kesan dramatis.
Tatsuya berdiam sendirian di ruangan yang terkunci. Dia jengkel karena merasa terlupakan. Dia tidak bertemu atau berbicara dengan siapapun selama satu jam.
Taiga menemukan mobil van ford hijaunya diparkir di penjara kota. Dia sudah menyusuri jalanan selama berjam-jam dan akhirnya lega karena mendapati mobil itu. Dia agaknya juga khawatir dengan anak laki-lakinya serta masalah yang akan ditimbulkannya. Penjara kota Kanto ada di gedung sekolah dan menjadi satu dengan kantor polisi. Taiga langsung menyasar ke penjara dan dia bingung bahwa anak laki-lakinya tidak ada di sana. Lantas dia diberitahu kalau anaknya belum diproses. Ada sekitar 62 tahanan yang ada di sana, dan di antaranya tidak ada yang bernama Furuya Satoru. Sipir penjara, polisi muda mengenal nama Furuya dan dia cukup membantu. Sipir penjara menyarankan agar Taiga memeriksa gedung sebelah. Taiga menurut. Tetapi meskipun begitu masih cukup merumitkan. Pada saat itu tepat pukul tengah malam, dan pintu depan kantor polisi terkunci. Taiga memberitahu istrinya untuk memberi kabar, sembari itu dia berpikir untuk mencari cara bagaimana supaya dia bisa masuk ke dalam. Berselang beberapa menit, terdengar mobil polisi yang berhenti di parkiran. Dua orang berseragam kemudian muncul dari dalam mobil. Mereka berbicara dengan Taiga, dan Taiga menjelaskan apa yang tengah dilakukannya. Setelah berbincang sedikit, Taiga diajak masuk ke dalam ruangan, lalu dia disuruh untuk menunggu di lobi. Kedua petugas berseragam itu lalu mencari nama yang dimaksud oleh Taiga. Tidak lama, dua orang berseragam itu kembali lagi dan berkata bahwa Furuya Satoru sedang ditanyai. Kenapa? Tentang apa? Dua orang itu tidak menahu. Taiga menunggu. Dia berusaha menghibur diri, paling tidak anak laki-lakinya baik-baik saja.
Kerapuhan Furuya dimulai ketika Bonjamin menyodorkan foto ukuran 8R di mana mentereng foto Bella Stefa di sana. Furuya yang penat, sendirian dirundung ketakutan, tak kuasa melihat wajah gadis itu dan kemudian menangis. Detektif Bonjamin dan Yoshio saling melempar senyum satu sama lain.
Furuya menangis tersengal-sengal sebelum akhirnya dia meminta izin ke toilet. Mereka mengikuti Furuya Satoru menyusuri selasar dan berhenti sejenak di jendela agar dia bisa melihat Tatsuya yang duduk di belakang meja, memegangi pena dan menulis di sebuah buku tulis milik polisi. Furuya kaget, sedikit tak percaya, dia menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri.
Tatsuya Kimura menulis selembar laporan di mana dia membantah tentang keterlibatannya dalam kasus hilangnya Bella Stefa. Laporan tersebut, entah bagaimana tidak pernah ditemukan lagi di Departemen Kepolisian Kanto.
Kembali ke ruang paduan suara, bahwa Bonjamin kembali menekankan pada Furuya bahwa Tatsuya, kawan baiknya telah menandatangani selembar pernyataan dan terlah bersumpah kalau Furuya berpacaran dengan Stefa, dan dia tergila-gila dengan Stefa, namun Stefa khawatir dengan hubungannya dan berusaha memutuskan hubungan. Furuya Satoru menjadi putus asa dan mulai menguntit gadis itu. Tatsuya khawatir dengan kemungkinan kalau Furuya akan melukai Stefa.
Bonjamin seolah-olah memainkan dramatikalnya dengan sangat baik. Dia membaca secarik kertas seolah-olah itu adalah memang pernyataan Tatsuya. Furuya tak percaya, dia menggeleng dan memejamkan mata. Dia bertahan di situasi itu dan memahami apa yang sedang terjadi. Tapi kinerja pikirannya jauh lebih lambat. Dia didesak oleh ketakutan, diselimuti keletihan.
Furuya kembali bertanya, apakah dia boleh pergi atau tidak. Bonjamin malah meneriakinya. Dia bilang bahwa Furuya adalah tersangka utama mereka. Furuya tidak boleh pergi ke manapun. Furuya bertanya apakah dirinya memerlukan pengacara, Bonjamin dengan nada memaki menjawab tentu saja tidak. Sekalipun dia punya pengacara pun, tetap tidak bisa membuktikan apa-apa. Pengacara tidak bisa mengembalikan nyawa Stefa, pengacara tidak bisa menyelamatkan hidupmu, kecuali kami.
Catatan-catatan Yoshio tidak menyertakan pembicaraan tentang Pengacara.
Sekitar pukul 2 pagi, Tatsuya Kimura diizinkan pulang dan ditemani Detektif Sishio melalui pintu samping untuk bertemu dengan Taiga di lobi. Para detektif yang ada di bawah tanah sebelumnya sudah menyerukan bahwa ayah si tersangka ada di gedung dan ingin menemuinya. Dan hal ini disangkal berulang kali di bawah sumpah.
Yoshio mulai lelah dan dia digantikan oleh Sishio. Selama tiga jam ke depan, Sishio yang menulis sejumlah laporan. Sementara Yoshio tidur sebentar. Bonjamin semakin gila-gilaan mencecar tersangkanya, dia terlihat semakin bersemangat. Dia hampir mematahkan pertahanan si tersangka. Di dalam benaknya dia sambil membayangkan kalau sebentar lagi dia akan menjadi pahlawan karena usai menyelesaikan sebuah kasus populer. Dia menawarkan Furuya untuk menjalani tes poligraf sekali lagi. Kali ini terbatas pada pertanyaan-pertanyaan terkait keberadaannya pada hari Jumat tanggal 4 Desember malam. Reaksi pertama kali Furuya adalah dengan menolaknya. Dia menjadi tidak percaya dengan mesin itu. Tapi dengan alasan bahwa dia ingin segera menjauh dari Bonjamin, dia melakukannya. Apa saja untuk menyingkirkan polisi gila itu dari hadapannya.
Detektif Hiragi dengan lihai menyambungkan dirinya ke mesin itu sekali lagi. Kemudian dia memberikan sejumlah pertanyaan. Poligraf itu mengeluarkan suara, dan perlahan-lahan kertas grafiknya menggulung keluar. Furuya menatapnya agak sedikit bingung. Dan satu hal lagi yang dia mengerti kalau hasil dari tes itu tidak benar-benar bagus.
Sekali lagi, tes itu bisa membuktikan kalau dia mengatakan hal yang sebenarnya. Dia sedang ada di rumah pada Jumat malam itu, dia tengah menjaga adik perempuannya dan tidak pernah keluar.
Ketika Furuya kembali dari ruangan tes poligraf, Bonjamin menarik kursinya begitu dekat sampai lutut mereka bersentuhan. Bonjamin kembali mengumpati Furuya. Dia memberitahu bahwa Furuya telah gagal dalam tes kedua itu, bukan hanya itu, dia mengatakan lebih jelas lagi bahwa Furuya telah gagal total.Untuk pertama kalinya, Bonjamin menghunjamkan telunjuknya ke dada Furuya. Sementara Furuya bereaksi dengan menepis tangan Bonjamin. Sorot matanya jelas-jelas ingin memberitahu kalau dia siap bertarung. Sishio maju dengan sebuah Taser. Entah kenapa detektif itu terlihat seperti ingin sekali mencoba senjata itu, tapi tidak jadi. Kedua detektif itu hanya bisa mengumpat dan melemparkan ancaman-ancaman pada Furuya.