Grace baru saja menemukan pasangan yang ditakdirkan untuknya!
Matanya melebar dan hatinya berdegup dengan kencang.
Dengan langkah yang besar dan senyuman lebar, Grace berjalan menghampiri laki-laki yang sampai detik ini masih belum bisa ia percaya merupakan pasangan yang ditakdirkan untuknya. Bagaimana mungkin Moon Goddess begitu baik memberi-nya hadiah terindah seperti ini?
Namun, langkah Grace segera terhenti ketika sebuah tamparan keras mendarat di pipi pucat miliknya, membuat darah segera menjalar keluar dari ujung bibirnya.
"Sudah gila ya?!"
Grace mengadahkan kepalanya dan terkejut begitu ia melihat Bella. Bella kah yang baru saja menamparnya? Tapi kenapa? Apa lagi salahnya kali ini?
Setelah menatap Bella dengan seksama, kini Grace sadar bahwa ternyata sedari tadi Bella berada di pelukan pasangan-nya. Ia terlalu fokus pada pasangannya sehingga lingkup sekelilingnya terasa blur. Ia bahkan tidak sadar bahwa hampir satu sekolah kini menatap mereka sebagai tontonan.
"Kenapa...?" tanya Grace dengan suara yang kecil dan perasaan yang takut.
Sejujurnya, Grace merasa bingung akan alasan mengapa Bella menampar-nya. Ia merasa bahwa ia tidak melakukan kesalahan apapun yang sekira-nya merugikan Bella saat ini. Malah justru, bukankah harusnya ia yang marah karena melihat Bella yang bergelayut dengan manja di lengan pasangan hidupnya?
"Kenapa? Lo masih tanya kenapa?!" jerit Bella dengan suara cempreng yang khas miliknya. "Berani-beraninya lo ngaku-ngaku kalo lo itu 'mate'-nya Kenneth! Lo nggak lihat? Gue! Gue orangnya!"
Sesuatu terasa menyangkut di tenggorokan Grace ketika Bella mengucapkan hal itu. Rasanya itu sama sekali tidak benar. Bella bukanlah pasangan hidupnya Kenneth, tapi dirinya yang seharusnya mengatakan hal itu. Dirinya yang seharusnya berada di pelukan Kenneth saat ini!
"Ta-tapi..." leher Grace masih tercekat untuk bisa menjelaskan apapun.
Di sisi lain, mendengar pembelaan yang sedang Grace coba ajukan membuat hati Bella memanas. Ia memandang Grace dengan sengit sebelum dengan sengaja bergelayut di lengan Kenneth dengan manja.
"Kenneth, bilang sama dia kalo aku itu mate kamu. Bilang sama orang bodoh ini kalau aku adalah pasangan hidup kamu. Aku calon Luna kawanan kita."
Kini mata sayu Grace menatap Kenneth dengan memohon, mencoba untuk membuat Kenneth membela-nya dan menyatakan bahwa ia lah sebenarnya pasangan takdir Kenneth. Grace yakin Kenneth juga merasakan hal yang sama dan tahu bahwa Grace-lah sang pasangan takdir untuknya.
Namun kendati iba, mata hijau emerald Kenneth balas menatap Grace dengan sedikit percikan kemarahan sebelum ia akhirnya berkata,
"Untuk yang pertama dan terakhir kalinya, lo denger baik-baik! Pasangan hidup gue bukan lo dan nggak mungkin lo. Moon Goddess pasti bercanda kalo dia pasangin seorang Alpha seperti gue dengan orang kayak lo. Gue nggak mungkin jadiin lo sebagai Luna kawanan Blue Moon. Look at you, you're not even a Luna material. Luna gue haruslah seseorang yang kuat dan bisa memimpin, ya mungkin seseorang dengan will yang kuat seperti Bella. Masa iya Luna-nya Blue Moon pembantu kayak elo sih?"
DEG
Jantung Grace serasa berhenti sesaat setelah mendengar Kenneth mengatakan hal tersebut.
Bahkan tidak berhenti sampai disitu, Kenneth masih melanjutkan kata-kata yang membuat jantung Grace serasa ditusuk oleh ribuan belati.
"Mikir lah, kalo mau bohong. Emang lo udah secantik dan sehebat apa pake ngaku-ngaku jadi pasangan gue segala? Nggak malu?" Kenneth melanjutkan sembali tertawa dengan jenaka. "Oh iya gue lupa, urat malu lo udah putus ya? Seenggaknya malu buat kakak lo! Secara nggak langsung saat ini, lo sedang mempermalukan posisi dia sebagai Beta!"
Setelah Kenneth mengatakan hal itu, gelak tawa dan bisik-bisik mulai terdengar. Orang-orang yang sedang menonton opera sabun antara Grace dan Kenneth ini mulai mencemooh Grace yang kini tertunduk dan larut dalam pikirannya.
Grace seolah mati rasa. Yang mampu ia ulang dari dalam pikirannya adalah bahwa Kenneth tidak menginginkan diri-nya sebagai pasangan hidup.
Kenneth tidak menginginkannya.
Kenneth tidak...
"Grace!"
Grace tersadar dari pikirannya ketika mendengar suara Luis yang memanggilnya.
"Grace! Lo ngapain sih kayak orang bego? Flashdisk gue mana?"
Sepertinya Luis baru saja datang melewati kerumunan orang-orang yang sedang tertawa. Mungkin ia menganggap Grace yang di tertawakan adalah sebuah hal yang biasa sehingga ia tidak perlu lagi menanyakan apa-apa kepada adiknya. Ia tidak tahu bahwa Grace baru saja di tolak oleh orang yang seharusnya menjadi pasangan yang ditakdirkan untuk-nya. Pasangan sehidup sematinya.
Tidak hanya pasangannya, bahkan keluarganya sendiri, kakaknya sendiri menolak kehadirannya.
Grace merasa dirinya bagaikan parasit di dalam kawanan Blue Moon. Tidak di inginkan, merugikan, dan selalu di kucilkan.
Ketika Luis mulai menamparnya dan mengguncang tubuhnya hanya untuk menanyakan sebuah flashdisk dan bukannya menanyakan tentang dirinya, pada saat itulah Grace memegang dada kiri-nya yang terasa sakit. Hati-nya terasa hancur berkeping-keping begitu tahu tidak ada satu orangpun yang menginginkan dan memperdulikannya di dunia ini. Tidak dengan keluarganya, bahkan tidak dengan pasangannya.
Serigala yang berada dalam diri Grace menangis dan meraung sekencang-kencangnya akan penolakan yang mereka berdua rasakan saat ini. Sebagai efeknya, air mata Grace yang tidak dapat dibendung pun mulai membanjiri pipi-nya.
Luis menatap Grace geram dan sedikit bingung melihat reaksi adiknya itu sementara orang-orang masih saja terus tertawa. Grace tidak memperdulikan itu semua, hatinya terasa begitu kosong saat ini.
Sudah cukup.
Selama 5 tahun ini Grace berpikir bahwa ketika ia menemukan pasangan takdirnya nanti, orang itu akan mampu mengeluarkannya dari neraka ini. Orang itu akan menyayanginya dan menghargainya layaknya seorang pasangan.
Ia bersabar menghadapi kelakuan kawanan Blue Moon karena ia yakin ia pasti akan di tolong.
Apakah harapan Grace merupakan sesuatu yang mustahil untuk dikabulkan? Atau mungkin... memang harapan tidak pernah sesuai dengan kenyataan. Grace hanya berekspektasi dengan terlalu tinggi.
Begitu tahu Kenneth adalah pasangan takdirnya, Grace berharap bahwa karena Kenneth adalah seorang Alpha, mungkin Kenneth dapat menghentikan semua perlakuan jahat dan cemooh yang dilontarkan anggota kawanan terhadapnya.
But, who is she kidding? Grace melupakan satu hal yang penting. Grace lupa akan fakta bahwa Kenneth adalah orang yang pertama kali mendeklarasikan Grace sebagai anggota kawanan yang boleh diinjak-injak. Tentunya saat ini, hanya karena ia adalah pasangan takdir Grace, untuk apa ia menghentikannya? Untuk apa ia menghentikan penderitaan Grace?
Grace merasa dirinya terlalu bodoh karena telah berharap pada orang seperti Kenneth.
Seperti kata-nya tadi, sudah cukup.
Ia harus berhenti bermimpi dan bangun untuk menghadapi kenyataan.
Tidak akan ada seorangpun yang akan datang menolong-nya. Itulah kenyataannya.
Ialah yang harus mengakhirinya sendiri, karena tidak akan ada yang datang untuk menolong-nya.