Chereads / Chronicles Faith / Chapter 15 - 015. Ch 4. Kekuatan Dan Kegelisahan

Chapter 15 - 015. Ch 4. Kekuatan Dan Kegelisahan

[ Seven Law : Viriscendent! ]

Barrier berbentuk air yang begitu besar tercipta, setiap dinding-dinding tembok air nya itu mengeluarkan layak nya ekor yang mengepak-ngepak. Itu seperti siapa saja yang mendekati barrier tersebut atau memaksa masuk, dia akan tercabik-cabik.

Jester terjebak oleh strategi Akagi, dia saat ini berada didalam barrier tersebut. Jika diri nya tidak cepat mengantisipasi maka dia benar-benar kalah di dalam barrier ini.

" Hei, kau kira hanya diri mu yang bisa melakukan teknik pertahanan seperti ini? "

Jester sudah jelas akan mengantisipasi strateti Akagi tersebut, dia menghantamkan wooden stick nya ke tanah. Lalu...

[ East Divinity : Supernova! ]

Ledakan Supernova terjadi didalam barrier air Akagi, ledakan itu seakan-akan menyatu dengan barrier air tersebut. Seketika barrier air nya pun menghilang, lalu Akagi terpental keluar dengan posisi yang menunjukan pose bertahan.

Dari dalam kepulan debu kosmik yang gelap dan terang itu, Jester langsung menerjang menembus kepulan tersebut ke arah Akagi.

Akagi pun ikut menerjang ke arah Jester, mereka berdua pun bentrok dengan pedang dan wooden stick yang saling bertemu. Pertarungan combat terjadi begitu sengit, namun Jester lebih mendominasi karena dia lebih cepat dan kuat saat ini, itu juga disebabkan karena perwujudan yang bernama Epistle Seeker milik nya.

Jester memutar-mutar wooden stick nya dengan cepat ke arah Akagi, disitu terlihat Akagi sangat terpojok karena tidak bisa bereaksi sepenuh nya terhadap putaran wooden stick Jester yang begitu cepat.

" Apakah hanya segini kemampuan mu?, aku turut kecewa! "

Serangan penghabisan dilakukan oleh Jester dengan putaran terakhir nya yang dia perkuat, Akagi terpental akibat perut nya yang terkena tusukan tumpul dari wooden stick milik Jester.

" Sudah kubilang, hilangkan tatapan kosong mu dan rasa gelisah mu itu. Baru kau bisa bicara seenak nya kepada ku "

Akagi dengan nekat menghilangkan Soul Blessing milik nya, dan langsung maju dengan kecepatan penuh menuju Jester. Dia melayangkan tendangan nya tepat di pelipis Jester, entah bagaimana saat ini Jester tidak dapat bereaksi terhadap tendangan Akagi.

Jester menghantam sayap kiri stadion dengan sangat keras, namun Akagi tidak berniat akan memberi Jester nafas, dia langsung menghampiri Jester yang sedang berusaha untuk bangkit itu. Dengan cepat Akagi melayangkan uppercut kepada nya.

Jester melayang di udara akibat uppercut itu, Akagi pun meloncat dengan sangat tinggi menuju ke Jester.

[ SixPaths : 64 Palm! ]

Akagi menyerang Jester yang tengah terombang-ambing di udara itu dengan teknik beladiri nya yang bernama

" 64 Telapak Tangan ", dengan gerakan yang sangat membabi buta, tusukan demi tusukan dari telapak tangan dan jari Akagi menghujani tubuh Jester.

Hingga di tusukan ke 64 dia mengubah nya menjadi salah satu teknik tenketsu.

" Apakah dengan ini kau akan berakhir? "

[ Tenketsu : Asagi! ]

Menggunakan kaki nya dengan serangan Vertikal, Akagi menjatuhkan Jester ke darat dengan sangat keras.

" Sialan, kenapa kau tiba-tiba bertambah kuat dan secepat itu. "

Akagi sekilas terkejut, karena tiba-tiba barusan pandangan Jester menjadi hidup dalam beberapa saat.

" Seperti nya memang akulah yang harus mencabut rasa gelisah mu itu "

Akagi berniat akan mengakhiri ini dengan satu serangan fatal.

Namun disaat Akagi sedang meluncur dengan kecepatan penuh ke arah Jester, tiba-tiba Jester memegang kaki Akagi dan langsung membanting nya dengan keras ke tanah.

" Uhuk.... kenapa.. bisa? "

Di posisi tersungkur nya yang menghadap Jester, Akagi melihat aura berwarna hitam pekat sekarang mengelilingi Jester. Aura hitam pekat itu seakan menelan aura berwarna kuning keemasan milik Jester.

" Kau.. akan mati "

Ucap Jester dengan sorot mata nya yang semakin kosong, jauh, gelap dan seperti ketiadaan.

Jester saat ini sedang memasuki kedalam stage kekosongan yang disebut Impulsif Gelap. Atau bisa disebut Dark Impulsivity.

Impulsif Gelap adalah kondisi dimana seseorang akan bertindak dengan instingnya, tanpa memikirkan apapun itu yang akan di akibatkan oleh diri nya. Di dalam masa impulsif berjalan, kekuatan dan kecepatan mereka pun menaik secara drastis.

Jester langsung melakukan pukulan lurus yang sangat kuat ke arah Akagi yang sedang tersungkur, akan tetapi Akagi bisa menghindari itu. Akagi segera mencari jarak aman dari Jester untuk menghela nafas nya.

Tetapi disaat Akagi sedang meloncat ke arah belakang, Jester melakukan Crescent Kick ke ulu hati Akagi dari belakang dengan cepat. Ternyata keberadaan Jester yang dilihat Akagi di arah depan nya itu hanya lah sebuah After Image saja.

Akagi mengeluarkan dahak darah dan terpental ke arah sayap kanan stadion yang sudah rata menjadi tanah.

" Arggh... sialan tubuhku tidak bisa digerakkan lagi, akibat tendangan barusan "

Sesaat Akagi berbicara seperti itu, Jester tiba-tiba langsung berada di depan nya

Jester mengangkat tangan nya ke atas, lalu aura yang berwarna hitam pekat itu mengitari tangan nya, dan dari proses itu terciptalah wooden stick berwarna hitam pekat. Jester menggengam nya dengan saat erat sembari menatap tajam Akagi.

" Ini.. akan segera.. berakhir " Ucap Jester dengan lirih

Akagi hanya bisa mendengar dan melihat apa yang akan dilakukan Jester selanjut nya, dia tidak bisa menggerakkan tubuh nya karena sudah lumayan terluka. Berbeda dengan Jester yang hanya mengalami sedikit lecet.

[ Yamaka-pātihāriya ]

Seketika tongkat Jester memanjang hingga menembus langit, di ikuti dengan diri nya yang ikut menjadi bagian dari aura hitam itu dan menuju ke langit. Setelah beberapa saat getaran terjadi lagi kesekian kali nya, namun kali ini getaran nya seperti samar-samar, Akagi yang sedang tersungkur dengan posisi terlentang menatap langit pun menyadari sesuatu.

Akagi menyadari ada yang aneh dengan langit semenjak Jester menghilang di langit.

" Kenapa barrier absolut ini bisa ditembus dengan mudah nya seperti itu?, bukan kah akan sulit menembus nya "

Akagi telat menyadari jika barrier absolut sedang di hapus sementara, agar pertandingan berjalan secara maksimal.

Namun bukan hanya itu saja yang disadari oleh penglihatan Akagi, dia saat ini juga melihat sesuatu yang lebih aneh. Akagi kebingungan karena seperti ada sesuatu yang besar di langit dan membengkokan cahaya matahari, karena itu Replika Gurun Kalahari menjadi tertutup bayangan seperempat bagian.

" Weiz, bukankah kita harus mengehentikan mereka berdua?. Ini sudah berlebihan "

Kata Eyle yang seperti nya sedang khawatir,

" Tenang saja, pertandingan ini sudah kuperkirakan seperti apa nanti akhir nya '

Dengan santai nya Weiz mengucapkan perkataan itu.

Sedangkan untuk Varon, Enmu dan Clara mereka hanya diam dan menuruti perkataan Weiz.

Mereka semua sudah menyadari jika Jester memasuki mode Impulsif Gelap, akan tetapi mereka tidak bisa menginterupsi jalan nya pertandingan tersebut. Itupun akibat perintah dari Weiz, mereka semua sangat patuh kepada pemimpin dan menuruti perkataan nya.

-

Akagi memasok Ki dengan ekstrim ke seluruh penjuru tubuh nya, guna untuk menggerakan nya dengan paksa meskipun dengan rasa sakit. Namun setelah itu Akagi terdiam membeku dengan apa yang dilihat nya saat ini.

Di atas langit, dengan banyak nya awan. Akagi melihat sebuah wooden stick yang sangat besar, bahkan saking besar nya itu sampai membelah awan dengan bentuk lingkaran.

Wooden stick itu sangat besar, mungkin diameter nya hampir 6km. Lalu tepat di ketinggian 20 kilometer di atas laut, tepat nya di ujung pucuk wooden stick itu, berdiri lah seorang Jester sambil menatap ke Akagi.

" Bagaimana bisa dia berdiri di ujung pucuk wooden stick yang menghadap curam ke bawah seperti itu, apakah dia melapisi telapak kaki nya dengan Ki? tetapi apakah itu memang bisa?. Sialan daripada memikirkan itu, aku harus cepat-cepat menggerakan tubuh ku "

Detik demi detik berlalu, Jester juga meluncur dengan lumayan cepat dari atas langit. Akagi yang dengan susah payah pun berhasil berdiri dengan tubuh nya yang sudah lumayan terluka parah itu.

" Kuharap... aku bisa mengakhiri ini.... menarilah.... Eutopia "

Dengan lirih Akagi memanggil soul blessing nya untuk kedua kali.

Soul blessing yang dipanggil pun keluar, lalu Akagi mengeluarkan seluruh aura keperakan nya itu. Seketika 1 stadion yang sudah hancur itu menjadi penuh dengan warna perak yang bersinar.

" Eutopia.... mari kita tunjukkan... siapa yang layak berdansa di penghujung waktu "

Akagi menodongkan pedang nya tepat ke arah Jester yang masih berada di atas langit.

Lalu Akagi melebarkan mata nya dan seketika aura keperakan yang tersebar di seluruh stadion itu tersedot masuk ke dalam soul blessing nya.

[ Tenketsu Ryou : Ougi! ]

Akagi dengan cepat langsung meluncur ke atas langit, dan tanah bekas pijakan nya langsung hancur. Dia langsung sampai ke hadapan Jester meskipun tersisa 15km jarak terbentang.

Insting impulsif milik Jester seketika bergetar, dan langsung ber inisiasi untuk melakukan teknik bertahan.

Akan tetapi Jester saat ini tidak dapat bereaksi dengan kecepatan penuh milik Akagi, dia tertusuk tepat di perut nya. Lalu hempasan yang sangat masif terjadi dibagian belakang Jester, akibat tusukan dari Akagi.

Hempasan itu sampai menyapu wooden stick yang begitu besar, dan juga menyapu seluruh awan dalam radius 15km yang membentang.

Akagi dan Jester terjatuh dari ketinggian yang sangat tinggi. Mereka berdua jatuh dengan keras ke darat, sesaat mereka sudah terjatuh tersungkur, Weiz langsung menutup kembali Replika Gurun Kalahari dengan barrier absolut.

Akagi tidak sadarkan diri, begitu juga dengan Jester. Akan tetapi dalam beberapa saat Jester tiba-tiba langsung siuman dari " tak sadarkan diri " nya itu.

" Apa yang telah terjadi? "

Ucap Jester dengan memejamkan salah satu sisi mata nya, dan juga memegangi kepala nya dengan tangan kanan.

" Kau sudah kalah, Jester "

Ucap Weiz dari belakang Jester.

Jester pun terkejut mendengar perkataan itu, lalu dia menoleh ke arah kanan nya. Dia melihat Akagi yang sedang tak sadarkan diri.

" Tetapi, bagaimana bisa? "

" Kau tidak perlu kebingungan seperti itu, kau cukup berterima kasih saja kepada bocah itu "

" Berterima kasih? hei tunggu dulu, kenapa topik pembicaraan nya terlalu melenceng "

Lalu Weiz hanya tertawa kecil mendengar perkataan dari Jester barusan.

" Mending kau tanyakan saja kepadanya, disaat dia sudah siuman nanti "

( Aku kalah? dari nya? bagaimana bisa. Tetapi seperti nya aku memang benar-benar kalah, tetapi juga..... ah sialan, ini membuat ku semakin pusing saja )

Setelah semua ini Jester pun berbicara didalam hati nya, dia seakan tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

" Aku memiliki banyak pertanyaan, yang harus ku tanyakan pada nya nanti. Dan juga kepalan tangan ini sudah sangat tidak sabar menanti nya "

Ucap Varon dengan wajah nya yang sedikit ambisius.

" Kuharap kau tidak terlalu kasar kepada nya nanti "

Enmu mengira jika Varon mungkin akan mengajak Akagi untuk bertarung.

" Aku masih tidak menyangka nya, jika bocah itu bisa melumpuhkan impulsif gelap dari Jester, yang dimana dia juga masih masuk kedalam tahap Epistle Seeker "

Puji Eyle kepada Akagi di pertandingan nya yang sangat memukau hari ini.

" Kurasa... aku sedikit menyukai nya "

Ucap Clara dengan makna yang misterius tersembunyi di ucapan nya.

Di pertandingan kali ini Akagi adalah pemenang nya, dia kali ini berhasil membuat Jester tak sadarkan diri. Akagi membuktikan nya bahwa dia memang akan menjadi yang terkuat.

Akan tetapi, meskipun Akagi mampu membuat Jester tak sadarkan diri. Tetap saja luka yang diterima Akagi condong lumayan leboh banyak, ketimbang yang diterima Jester.

Lalu samar-samar Akagi mulai membuka mata nya.

" Hamburger.... "

-Bersambung-