Chereads / Jeratan Cinta Suami Tampan / Chapter 1 - Pernikahan

Jeratan Cinta Suami Tampan

_ItsmeAntii
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Pernikahan

Diam-diam Laras menyeka air mata ketika menelusuri anak tangga menuju lantai dua kediaman asing yang telah menjadi kediaman mertuanya. Laras sangat sedih, ia tak pernah mengalami kesedihan separah ini karena mulai saat ini dia adalah tanggung jawab suami dan akan ikut kemanapun suami pergi. Mulai sekarang Dia telah terlahir kembali dengan tanggung jawab dan kewajiban yang berbeda. Namun apakah ia memiliki hak tuk mencintai? Dia khawatir nantinya cintanya akan bertepuk sebelah tangan karena pernikahan yang tak diinginkan ini.

Mau disesali pun tiada guna. Ibarat pepatah nasi sudah menjadi bubur. Begitupun dirinya yang telah menjadi istri dari pria bernama Kevinder prince Admaja–suaminya yang baru ketemu saat berada di pelaminan. Saat ini Laras hanya penasaran dengan sosok suaminya itu. Laras berharap kehadirannya bisa diterima dengan baik oleh keluarga suaminya.

"Kau tak lupa dengan janji kita kan? Ku

harap kau takkan lupa, Laras!" Sarapah kata dari seorang pria yang telah menyandang status sebagai suaminya sejak tadi pagi menyerbu ketika Laras baru saja menginjak kaki di kamar dengan masih berbalutkan gaun pengantin yang ia kenakan sejak di pesta tadi.

Aura dingin dan posesif serta mengintimidasi dapat Laras rasakan dari sosok pria yang telah menjadi suaminya itu yang tengah duduk berselonjor dan menatap tajam ke arah dirinya layaknya singa yang berhadapan dengan musuhnya.

Memang tak dapat mengelak akan kegugupan yang Laras alami. Rasanya ia ingin bersembunyi untuk sementara waktu ini. Adakah lubang kecil yang dapat menyembunyikan dirinya? Tuhan sepertinya ini tak kalah jauhnya dengan proses pencabutan nyawa. Perasaan Laras tidak enak sekali. Tatapan pria di depannya bahkan membuatnya enggan sekedar meneguk saliva yang telah bernaung di tenggorokan. Sejak di pelaminan dia tidak banyak bicara. Hanya tatapan dingin dan cuek yang Laras terima ketika bertatapan dengannya.

Pria itu bernama Kevin, Kevinder prise Admaja adalah cucu Admaja yang merupakan pengusaha mudah. Dia duduk menggunakan piyama dan bersandar di kepala ranjang dengan tubuh yang lebih segar usai mandi. Dia memiliki wajah tampan rupawan dan tubuh kekar serta berotot. Pahatan tajam dari rahang semakin dipertajam dengan alis tebal dan mata elang yang membius membuat siapapun cuit. Dia memiliki hidung yang mancung dengan bibir tipis seperti lukisan. Dia adalah manusia sempurna di mata wanita, namun tidak bagi Laras karena Laras belum mengenal siapa pria ini selain ikatan yang mempererat mereka berdua sebagai pasangan suami istri hingga berakhir di kamar ini.

"Sangat asing," batin Laras sekejap memperhatikan dekorasi kamar dan tak memperdulikan tatapan pemilik kamar yang menatapnya dengan tajam.

"Apakah bayaran itu cukup?" ucap Kevin menyadarkan lamunan Laras.

Pertanyaannya membuat Laras tercengang. Laras meneguk saliva berat. Tak disangka dia akan menyinggungnya secepat ini.

Laras segera mengalihkan pandangannya kepada Kevin yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Laras benar-benar bingung harus menjawab apa. Masa iya dia bilang cukup. Matre sekali. Hanya karena 5 M dia rela menikah dengan pria asing yang belum pernah ia temui. Pernikahan bukanlah ajang memasak yang akan selesai, melainkan ia akan menghabisi waktu seumur hidup dengan 1 orang yang sama.

"Cih, diammu membuatku muak. Memalukan," ucap Kevin mencibir. Laras tak dapat mengelak karena itu memang pantas untuknya.

"5 M. Hahaha! Apakah kau semahal itu? Aku pikir…" Kevin menjeda kata, menatap Laras dari ujung kaki hingga ujung rambut membuat siapapun merasa ditelanjangi oleh tatapannya.

"500 ribu!" lanjutnya.

Bola mata Laras membulat sempurna. Desakan di dadanya membuatnya terasa retak. 500 ribu? Begitukah ia di matanya, dinilai dengan jumlah seminim itu!

Keterkejutan Laras membuat Kevin menyinggung senyum tipis. Laras menyadari bahwa pria yang ia nikah ini adalah orang yang arogan dan membenci dirinya.

"Apa kau tersinggung, nona?" ucap Kevin tersenyum merendahkan.

Laras memutar mata dan membuang wajah jengah.

"Perkataanmu begitu singkat namun sangat menyinggung, Tuan. Ngomong-ngomong terima kasih untuk bayarannya," ujar Laras segera berbalik dan berjalan menuju pintu yang diyakini adalah kamar mandi.

Untuk apa ia berlama-lama mendengar perkataannya. Dia hanya akan menghina dan merendahkan harga dirinya dengan tatapan matanya itu. Laras tak pernah membiarkan siapapun merendahkan harga dirinya. Namun sekarang harga dirinya telah dipertaruhkan kepada pria itu.

Tanpa bertanya Laras segera masuk ke dalam kamar mandi dan bernaung disana, ia memasuki bathup yang telah diisi air dan kelopak bunga mawar. Dia segera berbaring untuk melepaskan uneg-uneg di kepalanya.

Ini mungkin adalah keputusan yang salah, namun ia tak mungkin mengeluh dan terus meratapi.

Lagian mana mungkin pria itu menerimanya. Pernikahan terjadi karena paksaan kedua orang tuanya sehingga mau tak mau dia terpaksa mengorbankan dirinya demi mempertahankan perusahaan yang telah dibangun dengan jerih payah dan keringat ayahnya yang tentu tak sedikit. Laras tidak memiliki pilihan, dia terpaksa menyetujuinya. Semua ini terasa berat karena ia telah memiliki seseorang yang berkomitmen kepadanya. Tanpa kepastian ia tega meninggalkan pria yang setia menemani hari-harinya, tega melukainya. Sedangkan Kevin sepertinya dia juga menyetujui pernikahan ini dengan terpaksa. Pria sepertinya pasti telah memiliki kekasih. Mungkin karena paksaan keluarga.

"Aku pantas menerima ini..." Laras memejamkan mata dan mencoba menjadikan ini sebagai hukuman baginya karena telah melukai pria yang mencintainya dengan tulus.

Namun untuk sekarang dia perlu memikikran nasib pernikahannya dulu. Lucunya dulu ia pernah berpikir dijadikan ratu setelah menikah. Suaminya mencintainya. Mereka hidup bahagia dengan anak-anak mereka walaupun sederhana.

Apa ini, pria itu bahkan sangat membencinya. Laras merasa terlalu naif sebagai wanita.

Ketika pikiran Laras bernaung pinang, ia dikejutkan dengan gedoran pintu kamar mandi.

Seketika mata Laras terbuka ketika pintu digedor hingga akan lepas dari cangkangnya.

Alangkah terkejutnya Laras ketika Kevin tiba-tiba muncul dan menyusup masuk ke kamar mandi. Laras yang gugup mendadak kacau sehingga tanpa sengaja handuknya nyosor ke bawah. Gantian Kevin yang kembali terkejut hingga melotot menatap Laras yang telah polos.

"Ka-kamu, ahhhh~"

"Sssttt, diam!" Dengan gesit Kevin segera mengunci rapat bibir Laras dengan tangannya sehingga wanita itu tak bisa berbicara.

Laras yang begitu kesal mencoba melawan namun tenaga Kevin sangat besar. Dengan terpaksa dia menggigit lengan Kevin sehingga pria itu menjerit hingga melepaskan dirinya.

"Apa kau sudah gila!" bentak Kevin kepada Laras yang merasa puas memberikan pelajaran kepadanya.

"Kenapa kau berubah menjadi anak anjing!" kesalnya lagi sambil menyeka gigitan di lengan yang juga terdapat liur milik Laras. Dia menyekanya dengan kesal, namun tidak jijik yang membuat Laras sedikit lebih tenang. Setidaknya dia bukan si bodoh yang gila kebersihan. Hanya temprmenennya saja yang kurang beres.

Sementara Laras meraih handuk dan segera melilit tubuhnya. Dia berbalik menatap Kevin dengan nada jengkel karena pria itu kembali memeluknya lagi.

"Kamu sedang ngapain!" ucap Laras dengan panik memerhatikan Kevin yang memerhatikan plafon kamar mandi yang dimana matanya mirip seperti anjing pelacak.

"Diam dan nurut saja padaku!" ucap Kevin membuat Laras mengeryit ketika jemarinya ia tautkan pada jemari Laras. Tubuh Laras meremang tak karuang. Detakkan dadanya kacau seperti aliran aneh mengalir di dalamnya.

Laras tak pernah sedekat ini dengan lawan jenis. Ini merupakan pengalaman pertama baginya.

Tak mau berlama-lama, Laras memberanikan diri untuk mendongkak dan menatap wajah Kevin yang sangat dekat dengannya.

"Gila apa-apaan ini. Aku gak mungkin jatuh cinta dalam semalam kan!" batin Laras mulai kacau berusaha melepaskan tautan mereka namun si pria tidak membiarkannya begitu saja.

"Bisa diam tidak!" seru Kevin lantaran Laras terus memberontak dan bergerak-gerak.

"Engga mau dasar mesum! Lepasin!" Laras kembali memberontak. Kevin pasti sedang mencari keuntungan padanya.

Alis Kevin bertaut ketika wajahnya tiba-tiba didapok. Jari Laras masuk ke dalam lubang hidung Kevin dan menusuk-nusuknya. Kevin mulai kesal.

"CK, aku bilang nurut ya nurut!" Kali ini Kevin membentak. Suaranya menanjak membuat Laras terjengkit kaget.

"Untuk apa aku harus nurut!" balas Laras

merasa tak aman.

"Kamu bersedia menikah denganku maka kamu harus nurut!" ucap Kevin tak terbantahkan.

Laras menghembuskan nafas berat. "Baiklah!" Dia mengaku kalah. Namun semua itu tak bisa membuatnya nurut.

"Apakah kamu sudah tak sabar sehingga menyusup seperti maling begini!" balas Laras mendominan. Jantungnya benar-benar bermasalah karena ulah pria ini. Siapa yang tidak histeris ketika seseorang menyelinap saat sedang mandi.

Kevin tak menanggapi perkataan Laras. Ketika dia melepaskan tautan tangan mereka dan juga pelukan, wajahnya menjadi datar lagi. Tanpa mengatakan apapun dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.

"Ini pelajaran pertama untukmu," ucap Kevin dengan dingin.

Laras yang merasa dongkol terhenyak mendengarnya.

"Pelajaran apa maksudmu?!"

"Masih ada pelajaran lain," kata Kevin tanpa menyahuti pertanyaannya Laras yang dibuat kesal dengan sikapnya.

"Mulai sekarang mulailah terbiasa dengan perlakuan seperti tadi karena kita akan sering melakukannya," ucap Kevin dengan dingin kemudian pergi meninggalkan Laras yang amat kesal kepadanya.

"Pergi!! Dasar aneh! Setidaknya jawab dulu jangan buat aku penasaran!" umpat Laras terbakar kekesalan.

Dengan nafas takaruang Laras menyentuh dadanya yang masih bergilir bak dentungan gendamg. Dasar! Bisa-bisanya dia angsung pergi ketika membuat tubuh ini menjadi aneh.