"hmm.... Ini pilihan yang sangat mudah. Aku memilih hidup kembali di dunia lamaku!"
Gadis itu hanya diam mendengar jawaban Izuru. Kemudian Izuru bertanya, "kenapa kau hanya diam saja?"
"Maaf, aku tidak bisa melakukan itu. Ada sedikit kendala saat ini, karena itu kau tidak bisa melakukan reinkarnasi ke dunia lamamu. Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan hanya reinkarnasi di dunia fantasi."
"Jika seperti itu kenapa kau memberikan 2 pilihan tadi?"
"Tidak perlu basa-basi lagi, karena pilihanmu hanya satu jadi tidak ada jalan lain selain mengirim mu ke dunia fantasi." Kata Gadis itu dengan wajah datar, kemudian muncul cahaya di sekeliling Izuru dan perlahan dia mulai terbang.
"Tunggu apa yang akan kulakukan di sana dan apa kau tidak memberikanku perlengkapan?" Tanya Izuru semakin ke atas.
"Kau bisa menjadi apapun yang kau mau, tapi kau harus melakukannya dengan usahamu sendiri." jawab gadis itu dari bawah.
"Aku punya satu pertanyaan lagi, siapa namamu?"
"Aku tidak perlu mengetahui namaku, karena kita mungkin tidak akan bertemu lagi."
"Ya sepertinya kau benar." Cahaya di sekitar Izuru semakin terang sampai menyilaukan dan tiba-tiba ia berpindah ke suatu ruangan gelap dengan cahaya memancar dari suatu arah. "Di mana ini? Apa itu jalan keluarnya?" Tanya Izuru kemudian berjalan ke arah cahaya itu, dan keluar dari ruangan itu dan melihat dunia terbentang sejauh mata memandang. Hutan, pegunungan, sungai, semuanya ada di sana dengan hewan-hewan aneh dan menakjubkan berterbangan di udara. "Ini benar-benar dunia fantasi? Tunggu, di mana kotanya!?" Tanya Izuru panik dan melihat sekeliling di sebuah tebing yang sangat curam, di belakangnya ada sebuah pohon dengan lubang di tengah batangnya, sepertinya itu tempat Izuru keluar. Izuru terus mencari kota terdekat dari lokasinya saat ini. "Itu dia! Tapi sepertinya sangat jauh, apalagi aku harus turun dari tebing ini.
Ini adalah awal perjalanan Izuru untuk menjadi seorang pahlawan. Tapi sebelum itu dia harus menghadapi sebuah hal yang sangat penting dahulu, yaitu bertahan hidup. Singkat cerita Izuru berusaha turun dari tebing itu dengan hati-hati, walaupun beberapa kali terjatuh. Setelah itu melewati hutan, tapi baru setengah perjalanan ia sudah lelah dan tengah beristirahat di bawah pohon. "Hah... Melelahkan sekali." Kata Izuru duduk bersandar di bawah pohon di dalam lebatnya hutan, dan sekarang perutnya berbunyi. "Aku lapar. Ini hutan, pasti banyak buah tumbuh di sini." Izuru berdiri dan kemudian melihat sekeliling mencari sesuatu yang bisa di makan di hutan itu. "Tidak ada, sudahlah aku menyerah! Aku pasti akan mati di sini...! Eh apa itu?" Izuru melihat sesuatu tergeletak di tanah, ia lalu menghampirinya dan itu adalah. "Waa...!? Ini mayat? Tunggu sebentar, dia sepertinya membawa banyak barang di tasnya." Kata Izuru terkejut melihat mayat seorang pria tergeletak di hutan, namun setelah melihat tas pria itu yang tampak penuh Izuru langsung mengabaikan apa yang ia lihat tadi dan fokus pada tas pria itu. Izuru mengambil tas itu dari tangan pria itu dengan perlahan dan saat di buka. "Wahh....!! Makanan, aku benar-benar beruntung! Tunggu, apa boleh mencuri dari orang mati? Ah masa bodoh, aku baru saja hidup, jadi dosaku pasti masih sedikit." Kata Izuru kemudian memakan daging panggang itu dengan lahap.
Singkat cerita lagi, Izuru tidak tahu kalau daging itu pedas. jadi Izuru langsung berlari keluar dari hutan itu dan akhirnya sampai di gerbang kota saat hari menjelang sore. "Hah... Hah... Akhirnya... Sampai... Aku... Sudah tidak kepedasan lagi... Tapi aku tetap haus." Kata Izuru sambil masuk ke dalam kota. Mungkin nanti saja narator jelaskan penggambaran kotanya, kasihan Izuru sudah kehausan. "Hah... Hah... Di mana? Air?" Tanya Izuru lemas, lalu ia berhenti saat melihat sebuah bangunan bertuliskan bar. "Hah!? Air!" Kata Izuru berlari masuk ke dalam bar, "akhirnya sampai juga!" Kata Izuru di hadapan pelanggan bar lain, mereka semua tampak seperti seorang petualang. Izuru lalu berjalan ke arah meja bartender, kemudian duduk di sana bersama seorang gadis di sebelahnya. "Tolong air putih satu gelas." Kata Izuru meletakan wajahnya di meja sambil mengangkat tangan kanannya. Lalu segelas air di letakan di depan Izuru. Kemudian ia mengangkat wajahnya dan meminum habis air itu. "Hah... Ini seperti surga."
"Ngomong-ngomong aku belum pernah melihatmu sebelumnya, apa kau baru di sini?" Tanya bartender itu. Bagi yang tidak tahu bartender, silahkan cari sendiri di google.
"Iya aku baru di sini." Jawab Izuru.
"Dari mana asal mu?"
"Asal ku... Dari... Sana?"
"Dari sana mana maksudmu? Tunggu sebentar, kau bukan budak yang melarikan diri, 'kan?"
"Apa? Aku bukan budak!"
"Lalu aku tanya sekali lagi, dari mana asal mu?"
"Heh... Sepertinya aku tidak bisa mengatakan itu, karena kita tidak saling kenal. Aku tidak bisa memberitahumu informasi pribadiku." Jawab Izuru dengan tersenyum. Gadis di samping Izuru pergi setelah meletakan uang di meja.
"Namaku Gorden, aku pemilik bar dan restoran ini. Siapa namamu?" Kata Gorden memperkenalkan diri dan sekarang ia bertanya pad Izuru.
"Emm... Namaku? Aku Izu..." jawab Izuru tapi ia langsung membungkam mulutnya sendiri. "Apa aku harus memberikan nama asli ku? Tidak, mungkin aku harus mengubah namaku. Ya, benar! Lebih baik aku mengubah namaku, saat ini aku akan menjalani hidup baru." Kata Izuru dalam hati sambil senyam-senyum sendiri.
"Hey kau dengar tidak?"
"Ah ya! Namaku Kyoko!" Kata Izuru langsung mengatakan nama barunya yang terdengar seperti nama perempuan. "Sial! Kenapa aku pakai nama itu!? Itu nama salah satu karakter kesukaanku di game kemarin. Dia pasti akan berpikir kalau aku ini aneh." Kata Izuru dalam hati.
"Hmm... Kyoko ya? Sekarang kita sudah saling mengenal, jadi bisa kau beritahu dari mana asal mu?"
"Kenapa kau terus curiga padaku...!!!?!!!? Apa aku terlihat seperti bandit atau buronan bagimu?"
"Tidak, tapi tempo hari lalu ada yang mengungum kan hilangnya seorang budak. Dan penampilanmu sangat mencerminkan nya." Kata Gorden melihat pakaian Izuru yang lusuh karena beberapa kali jatuh dari tebing.
"Ini tidak seperti yang kau kira. Kau pasti tidak akan percaya, aku sebenarnya bereinkarnasi di tengah hutan sana."
"Hmm... Begitu ya."
"Jadi kau percaya?"
"Tentu saja tidak."
"Sudah kuduga itu."
"Ngomong-ngomong sebentar lagi aku akan menutup bar ini, sebaiknya kau pulang." Kata Gorden lalu berjalan ke belakang meninggalkan Izuru di sana.
"Benar juga, di mana aku akan tidur malam ini?" Tanya Izuru dalam hati. Beberapa saat berlalu dan Izuru sudah berbaring di bangku pinggir jalan, ia melihat ke arah langit yang bertebaran bintang yang berkelap-kelip. Langit terlihat lebih terang saat di lihat dari jalanan kota yang gelap dan sepi. "Ini tidak terlalu buruk, suasana ini lebih baik di banding duniaku yang dulu. Sekarang aku harus memikirkan bagaimana cara aku bisa menjadi pahlawan di sini."
"Tunggu sebentar, lebih baik aku memikirkan di mana aku akan berteduh." Kata Izuru tetap berbaring di bangku saat hujan perlahan turun.
Bersambung...