Chereads / The Fake Legend / Chapter 3 - Chapter 3 - Nasib Sial

Chapter 3 - Chapter 3 - Nasib Sial

Hujan deras di tengah malam dan mc kita harus mencari tempat berteduh untuk tidur. Yah, aku sedikit kasihan pada si mc. tapi aku yakin jika dia bekerja keras, pasti dia akan menjadi pahlawan yang hebat di dunia fantasi ini.

Izuru yang malang tampak duduk di teras bar milik Gorden. Dia bertahan di sana dengan tubuh yang menggigil hampir sedingin es. "Huff... Sekarang aku harus apa? Jika saja aku bisa memilih pilihan kedua, pasti aku sudah berada di rumah yang nyaman dengan kakak dan adik perempuan ku. Kalau aku mati lagi, apa aku bisa reinkarnasi lagi?" Kata Izuru membayangkan jika ia bisa memilih pilihan kedua yang di berikan gadis pirang itu kemarin. Beberapa saat kemudian, Izuru mulai mengantuk dan akhirnya tertidur.

*****

Matahari bersinar menyinari pagi yang indah ini. Burung-burung berkicau merdu berpadu dengan suara gerimis yang jatuh membentur atap rumah warga, bagaikan musik yang sangat menenangkan. Izuru masih tertidur pulas di sana, lalu terbangun karena pintu bar terbuka mengenai kepalanya. "Aduh! Hey mengganggu orang tidur saja!" Teriak Izuru setengah bangun.

"Kau lagi? Tunggu, kenapa kau tidur di depan pintu?" Tanya Gorden yang berdiri di pintu melihat ke arah Izuru. Mulai sadar, Izuru sontak berdiri dari tempatnya tidur.

"Amm.... Maaf soal yang tadi."

"Kenapa kau tidak pulang?"

"Tolong aku! Aku tidak punya tempat tinggal! Aku tidak punya apapun, sebatang kara, fakir, miskin, semuanya!" Kata Izuru bersujud di kaki Gorden.

"Hey bung tenanglah. Ayo ikut denganku!" Kata Gorden kemudian masuk, di susul oleh Izuru. Lalu Gorden masuk ke dalam dapur, sementara Izuru duduk di meja bartender.

"Ini makanlah." Kata Gorden memberikan sepotong daging panggang pada Izuru.

"Terima kasih, aku lapar sekali!" Kata Izuru lalu memakannya dengan lahap.

"Aku tidak akan selalu memberikanmu makanan, jadi sebaiknya kau mulai bekerja hari ini. Kau boleh tidur di depan bar ku, tapi kau harus pergi saat aku buka." Kata Gorden sambil menuangkan air ke dalam gelas kayu dan menaruhnya di depan Izuru.

"Apa boleh aku menumpang di sini sementara waktu?" Kata Izuru sedikit tidak jelas, karena sedang mengunyah makanan.

"Tidak bisa, aku tidak mau tinggal serumah dengan pria. Jika kau seorang wanita, mungkin akan ku pertimbangkan."

Izuru sudah menghabiskan makanannya dan sekarang tengah menghabiskan airnya. "Bagaimana jika aku bekerja di sini?" Tanya Izuru.

"Hmmm.... Bagaimana ya, aku memang butuh sedikit tenaga karena satu-satunya pelayanku baru saja berhenti. Baiklah, tapi kau harus bisa mengambil pesanan, mengantarkan makanan, mencuci piring, dan menghitung kembalian."

"Aku bisa melakukannya, itu mudah! Semudah menjentikkan jari"

"Aku tidak bisa menjentikkan jariku, itu sulit."

"Yah beberapa orang memang tidak bisa melakukannya. Intinya aku bisa melakukannya, serahkan saja padaku!" Kata Izuru semangat.

Pelanggan mulai berdatangan, ini akan menjadi bahan latihan Izuru untuk bekerja menjadi seorang pelayan. Izuru berjalan ke arah pelanggan sambil membawa kertas dan pena untuk mencatat pesanan. "Halo, aku pegawai baru di sini, panggil saja aku Kyoko."

"Pegawai baru ya, kalau begitu aku pesan seperti biasanya ya!" Kata Pelanggan itu.

"Seperti biasa?"

"Aku juga seperti biasanya ya!" Kata pelanggan lain. "Kami juga pesan seperti biasanya!" Kata beberapa orang di meja lain.

"Seperti biasa apa? Bagaimana aku tahu apa yang mereka biasa pesan, aku baru sehari di sini." Kata Izuru dalam hati. "baiklah! Akan kusiapkan!" Kata Izuru kemudian berjalan kembali ke meja bartender. Lalu ia memberikan kertas berisi pesanan pada Gorden, kertas itu hanya bertuliskan "seperti biasa, seperti biasa, seperti biasa." Gorden sedikit heran dengan kertas pesanan itu.

"Kau pasti tahu kan, apa yang biasa mereka pesan?" Kata Izuru.

"Pelayan!" Panggil seorang pelanggan di meja belakang.

"Iya sebentar! Aku harus pergi." Kata Izuru lalu menghampiri pelanggan yang memanggilnya itu. "Apa anda ingin memesaaaan..!?" Kata Izuru ekspresinya langsung berubah saat melihat orang yang memanggilnya ternyata adalah tiga orang gadis penyihir, mereka semua memiliki sesuatu yang besar. Maksudku topi penyihir yang besar.

"Kami pesan daging sapi panggang satu, dua salad, dan tiga gelas bir ringan." Kata salah satu gadis itu.

"Sebentar sedang kutulis." Kata Izuru sedang menulis pesanan mereka dengan tangan yang gemetaran.

"Namamu Kyoko, 'kan?"

"Iya... Itu benar." Jawab Izuru.

"Nama yang aneh untuk laki-laki sepertimu." Kata salah satu gadis itu.

"Ah... Itu..." Kata Izuru gugup, tidak tahu lagi harus berkata apa. "Itu memang bukan nama yang cocok untukku, tapi mau bagaimana lagi aku sudah terlanjur mengatakannya."

"Hahaha, jangan di anggap serius. Aku hanya bercanda."

"Baiklah, pesanan kalian akan segera siap." Kata Izuru lalu pergi menjauh dari gadis-gadis itu. "Ini bagus, mungkin saja aku bisa terkenal di antara gadis-gadis. Keputusan yang bagus untuk bekerja di sini, setiap hari orang akan datang ke sini, jadi aku bisa akrab dengan banyak orang tanpa harus susah payah." Kata Izuru dalam hati sambil berjalan ke arah meja bartender. "Satu daging sapi panggang, dua salad, dan tiga bir ringan." Kata Izuru menyampaikan pesanan mereka pada Gorden.

"Sepertinya kau mudah menyesuaikan diri dengan orang-orang di sini." Kata Gorden sambil menyiapkan pesanan.

"Ya, tentu saja. Aku ini tidak sepenuhnya nolep."

"Baiklah, ini pesanannya. Aku akan membantu mengantarkan yang satu lagi, kau antar kan pesanan gadis-gadis itu."

"Baiklah." Kemudian Izuru membawa 3 piring makanan dan 3 gelas minuman secara bersamaan. Berjalan perlahan ke arah meja gadis-gadis itu. "Maaf menunggu, ini pesanannya." Kata Izuru meletakan makanannya di meja.

"Kenapa kau tidak bergabung dengan kami?" Kata salah satu gadis berambut merah.

"Maaf tidak bisa, aku masih punya pekerjaan." Kata Izuru menolak.

"Ayo ke marilah! Lagi pula ini sudah siang, kau pasti sudah lelah bekerja seharian." Kata tiga gadis itu menarik Izuru dan memaksanya duduk diantara mereka.

"Gila..!!! Ini pertama kalinya aku duduk sedekat ini dengan gadis-gadis cantik dan seksi!" Kata Izuru kegirangan dalam hati.

"Apa kamu mau makan juga?" Kata Gadis berambut ungu di samping kanan Izuru sambil mengangkat sesendok makanan.

"Ah tidak terima kasih."

"Ayolah jangan malu-malu." Kata Gadis itu semakin dekat, dan dadanya menyentuh lengan Izuru.

"Luar biasa! Aku sudah mendapatkan tujuan laki-laki hidup di dunia ini! Tapi aku tidak boleh terlihat seperti orang mesum, jika tidak aku pasti akan di jauhi para gadis di sini." Batin Izuru kesenangan. "Apa kalian tidak bekerja hari ini, kalian petualang bukan?" Tanya Izuru mencairkan suasana.

"Kami sedang libur hari ini." Kata gadis berambut merah di sebelah kiri Izuru.

"Iya, teman satu tim kami sedang tidak sehat sekarang, jadi kami tidak mengambil quest untuk sementara." Sambung gadis berambut hitam yang duduk di depan mereka.

"Hey apakah kau senggang malam ini?"

"Malam ini? Kalau malam ini aku tidak punya rencana selain mencari tempat menginap."

"Kalau begitu pas sekali! Kami juga sedang mencari tempat menginap untuk bermalam, apa kau mau ikut?"

"Apa...? Menginap bersama 3 gadis sekaligus!? Ini jauh lebih hebat dari pada jackpot gacha yang kudapatkan tempo hari lalu, apa aku akan mati lagi? Tidak! Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini!" Batin Izuru memikirkan segala kemungkinan. "Tentu saja aku akan ikut!" Kata Izuru.

"Kalau begitu kami akan datang lagi nanti malam saat barnya tutup." Kata salah satu gadis itu, lalu mereka berdiri dan berjalan pergi keluar dari bar. "Sampai jumpa nanti malam, Kyoko!" Kata mereka sambil melambaikan tangan, lalu pergi.

Kira-kira apa yang akan terjadi nanti malam, saksikan saja di eps selanjutnya!

Bersambung...