Willy tak tahu harus tertawa atau menangis. Untunglah mereka bisa berbicara dengan jujur. Kalau tidak, itu benar-benar akan membuat lelucon.
"Dokter, siapa namamu?" Sikap Willy menjadi lebih hormat. Dilihat dari situasi saat ini, dokter ini baik, dan Willy juga tertarik berteman dengan orang lain.
"Namaku Dokter Ilham," Willy mengangguk dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Ya, dia memang ditendang dan dilukai oleh temanku. Bajingan ini sendirian, sama sekali mengabaikan hukum!"
Dr. Ilham menghela nafas pelan. Dia telah melihat terlalu banyak dalam beberapa tahun terakhir. Sejujurnya, meskipun dia seorang dokter, terkadang dia tidak sabar untuk mengirim bajingan seperti ini ke neraka untuk dihukum.
Kebajikan dokter juga relatif, dan dokter juga dapat membedakan yang baik dan yang jahat, tetapi profesi mereka ditakdirkan untuk tidak memiliki emosi subjektif, karena dia adalah dokter, bukan polisi dan hakim.