Chereads / ROMANTIKA CINTA / Chapter 36 - Mengetahui Semuanya

Chapter 36 - Mengetahui Semuanya

Mobil nya berhenti di depan gerbang yang dia datangi tempo hari, lalu di keluar dari mobil dan meminta agar dua penjaga itu membuka gerbang.

Setelah memarkirkan mobil nya, Cakra keluar, tidak lupa membawa buku itu.

"Silahkan masuk, Cazel akan mengantar mu ke tuan Alex, dia sudah menunggu dari tadi" ucap Karel dengan penuh ketenangan.

Cakra mengangguk, "Terimakasih paman."

Cazel, salah satu anak buah Alex, mengantar Cakra ke taman halaman belakang rumah.

"Dimana paman Alex?" tanya Cakra, karna dia merasa sudah berjalan terlalu lama, pasal nya rumah ini sangat luas.

"Di halaman belakang, kita hampir tiba," jawab Cazel tetap memimpin langkah.

Kembali teringat di pikiran Cakra, dulu sekali dua kali dia bermain ke sini bersama Alexa, sejak kepergian Alexa, rumah ini menjadi sangat sepi.

"Di sana."

Lamunan singkat Cakra terhenti ketika mendengar perkataan Cazel.

Mereka sampai di taman belakang, taman yang sangat tenang dan hijau, banyak bunga mawar di sini, bunga favorit Alexa, itu yang di ingat Cakra.

Di tengah taman, ada meja dan kursi yang melengkapi, di sana duduk seorang yang sangat di hormati, Alexander.

"Saya pergi kesana?" tanya Cakra pada Cazel.

"Jika anda perlu," jawab Cazel.

Cakra pergi dari tempat nya, Alex memberi kode pada Cazel agar dia pergi.

Cakra duduk di depan Alex, sudah lama mereka tidak berjumpa atau berkomunikasi, sekarang hanya mereka berdua yang ada di sana, juga dengan keheningan.

"Apa kabar nak?" Alex membuka percakapan.

"Baik paman, lama tidak berjumpa, paman sendiri apa kabar?"

Alex mengangguk, "Aku selalu terlihat baik-baik saja di depan semua orang, tapi tidak saat aku sendiri, aku tidak baik-baik saja, kau tau itu Cakra, apalah arti hidup ku tanpa Laras dan .. putri kecil ku, Alexa." di akhir kalimat Alex menghela nafas.

Cakra merasa sangat bersalah, "Maaf paman, aku-"

"Tidak nak, bukan salah mu," potong Alex.

"Apa yang ingin kau ketahui?"

"Semua yang paman tau." pinta Cakra.

Pandangan Alex terfokus pada buku yang ada di tangan Cakra.

"Buku itu.." Alex menekuk alis nya, buku itu sangat tidak asing.

"Ini?" Cakra meletak buku itu di atas meja.

"Ini.. di mana kau menemukan nya?" masih dengan alis di tekuk Alex bertanya, tangan nya meraih benda itu.

"Di tempat kerja papa," jawab Cakra.

"Paman tau itu buku apa?" tanya pemuda itu.

Alex mengangguk, "Ini buku diary Yosea, ini milik nya sejak SMA, dia pernah bercerita pada ku jika buku itu peninggalan ibu nya." terang Alex.

"Diary mama? Jika diary mama, kenapa di simpan di atas lemari kerja papa?"

"Siapa yang tau pemikiran orang nak, terlebih Emilion dan Yosea adalah orang tua mu." Alex memberi jawaban yang sudah tentu benar, siapa yang bisa menebak pemikiran orang?

Cakra mengangguk, membenarkan jawaban Alex tentang pertanyaan nya.

"Sudah kamu baca di rumah?" tanya Alex.

Cakra menggeleng, "Buku itu di beri pin dan aku tidak bisa membuka nya."

"Mungkin tanggal lahir atau tanggal pernikahan mereka? Coba kau buka dengan tanggal penting di keluarga mu."

Cakra meraih buku yang tadi nya ada pada Alex, lalu menekan tanggal lahir Yosea, namun salah.

Menekan tanggal lahir Emilion di sana, namun nihil juga, dan percobaan terakhir adalah tanggal pernikahan orang tua nya, namun juga tidak berhasil.

"Semua nya salah."

"Tanggal apa saja yang kau coba?"

"Tanggal lahir mama, tanggal lahir papa dan tanggal pernikahan mereka."

"Kenapa tidak mencoba tanggal lahir mu sendiri?"

Seakan tersentak, Cakra dengan cepat menekan kan tanggal bulan dan tahun kelahiran nya.

14 DESEMBER 2001

Dia menekan angka 11201 dan - Buku diary itu terbuka.

"Benar."

Alex tersenyum mendengar pernyataan Cakra.

"Lalu apa sekarang?" tanya Cakra.

Alex menekuk alis nya, "Apa lagi jika tidak kau baca Cakra," ucap nya.

Cakra membuka buku diary itu, halaman-halaman awal hanya sekitar cinta dan keluarga Yosea, dia melanjut ke bagian bagian akhir, dan di sana tertulis tentang kutukan nya, pikiran Cakra yang sedang tidak jernih tidak bisa mengartikan semua itu dengan baik, di sana ada nama Sekar , nama papa nya Emillion nama Alex dan dia tidak mengerti dengan semua itu.

"Kau sudah membaca nya?" Alex bersuara saat melihat kening Cakra mengerut.

Cakra mengangguk, "Tolong ceritakan semua yang paman tau," nada bicara Cakra benar-benar tegas.

Alex mengangguk, "Akan ku cerita kan, dan tentang buku itu, sebaik nya kau baca di rumah nanti."

Cakra mengangguk, Alex menarik nafas panjang.

"Jadi, saat zaman SMP dulu, aku, Lion, Yosea dan Sekar adalah sahabat, aku dan Yosea, dulu berpacaran, sedang kan Lion papa mu, dia juga sudah memiliki kekasih, Sekar."

Mendengar itu Cakra terkejut. "Maksud paman?"

"Dengarkan dulu."

Cakra mengangguk.

"Dan saat kami sudah SMA, kami kembali mendapat sekolah yang sama, singkat nya kisah persahabatan kami terus berlanjut."

Alex menjeda perkataan nya.

"Sampai kami harus berpisah karna kuliah di negara yang berbeda, dan setelah tamat kuliah, kami berempat memutus kan untuk bertemu. Kami berkumpul di suatu tempat hm.. paman lupa dimana, sama seperti orang yang lama tidak berjumpa kami saling lepas rindu"

"Tapi, paman liat, Lion tidak dalam kondisi ceria, jadi paman tanya dia kenapa, dan dia bercerita tentang perjodohan nya dengan pilihan orang tua nya, hal ini demi penyatuan dua perusahaan."

Cakra mendengus mendengar alasan itu, tapi dia tetap setia menyimak.

"Singkat nya malam itu berakhir dengan rasa yang hampa."

"Lalu apa yang di jodoh kan dengan papa itu, mama?" tebak Cakra asal.

Tapi malah di jawab anggukan oleh Alex, anggukan yang membuat Cakra terkejut.

"Ternyata orang yang di jodoh kan dengan Lion itu kekasih ku, paman sangat terpukul Cakra, tapi sudah lah lupakan, dan pada akhir nya, Lion kabur bersama Sekar, mereka kawin lari, tapi itu tidak bertahan lama, keberadaan mereka berhasil di temukan oleh ayah dari papa mu,"

Alex mengambil jeda sebentar, kejadian-kejadian itu masih benar-benar melekat di kepala nya.

"Mereka di paksa bercerai oleh orang tua Lion dan ayah dari ibu mu, saat itu Sekar sedang mengandung anak pertama nya, tapi tidak ada yang tau, Sekar pun tidak tau jika dia sedang hamil, dan saat itu pun terjadi, mereka benar-benar bercerai, Sekar di hina habis habisan oleh ayah dari Lion, dan dia berlari entah kemana, sampai kecelakaan itu terjadi dan dia mendapat kabar jika dia keguguran, Lion dan Sekar terkejut mendengar itu."

"Calon bayi mereka meninggal sebelum di lahir kan, Sekar yang sudah resmi bercerai itu pun murka pada semua orang, termasuk ayah mu, dia pun menyumpahi mereka, dia menyumpahi ayah dari papa mu dengan emosi yang meluap-luap, dia menyumpahi seakan mengutuk, cucu pertama kakek mu harus menderita sama seperti anak nya yang menderita dan ayah dari ibu mu harus mati dengan tersiksa."

Cakra masih setia mendengar.

"Jadi karna hal itu kutukan ini ada?" tanya Cakra .

"Iya, Sekar menyumpahi cucu pertama kakek mu, ya itu kau, agar semua orang yang mencintai mu mati dan orang yang kau cintai tersiksa sebelum meninggal," sambung Alex.

"Paman, aku minta maaf atas semua-"

"Sudah Cakra, itu bukan salah mu, kau disini adalah korban," jawab Alex menerangkan

***