{Jangan lihat seseorang dari tampangnya. Tapi kenali lagi untuk bisa faham bagaimana dirinya}
* * *
* *
*
"Kamu tidak takut?" tanya Maria pada Dharma.
Dharma baru saja melaksanakan sholat tahajud. Dia keluar kamar, mencari tempat sholat yang nyaman. Sebab di kamar, dia kurang konsentrasi saat Badrun tidur dengan mendengkur.
"Takut? Takut apa?" tanya Dharma.
Wanita itu bahkan belum tidur. Namun saat ini dia lebih berpakaian tertutup. Hanya saja tetapi saja memperlihatkan lekuk tubuhnya.
"Semua orang yang memasuki kawasan ini, akan di cap penjahat, orang yang senonoh dan jahat." Kata Maria.
Maria menuangkan minuman pada secangkir gelas lalu memberikannya pada Dharma.
"Tidak ada ketakutan kecuali pada Alloh. Lagipula aku tidak merasa melakukan hal yang orang lain maksudkan."
"Optimis sekali jawabanmu." Ujar Maria.
Dharma tersenyum. Kita tidak perlu menjelaskan bagaimana kita, sebab yang mencintai kita tidak butuh itu dan yang membenci kita tidak peduli akan hal itu.
"Sebab aku yakin pada diriku."
"Seperti kata Ali bin Abi Tholib, Kamu Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu."
Dharma tertegun. Maria tersenyum.
"Kenapa kamu terkejut aku bisa mengetahui hal itu. Bahkan aku bisa melafalkan bacaan dalam sholat."
Dharma masih terdiam. Dia menjadi penasaran dengan sosok didepannya.
"Lalu kenapa?" tanya Dharma. Dia ingin mengetahui sebab yang menjadikan wanita didepannya tersebut melakukan hal yang hina.
"Sebab aku telah di jual oleh ayahku sendiri." Kata Maria. Dia langsung menanggapi apa yang akan di tanyakan Dharma.
"Laki-laki, mereka menganggap wanita adalah benda. Yang bisa ia simpan, buang bahkan jual. Brengse*!" Ungkap Maria.
"Tapi tidak semua seperti itu," bantah Dharma.
"Aku tahu, ini kali pertama aku melihat laki-laki yang entah mengapa bisa langsung membuat aku percaya."
"Bukan aku, masih banyak di luar sana yang jauh lebih baik."
"Yang baik banyak, tapi yang membuat nyaman?" Maria menggoda.
"Aku tidak tahu," elak Dharma.
"Sebentar lagi subuh. Aku permisi, mau tidur." Kata Maria. Dia melihat jam dinding menunjukkan pukul empat pagi.
"Kamu tidak sholat?'' tanya Dharma berusaha bertanya.
Maria berhenti. Dia berbalik pada Dharma.
"Aku mencintai sang pencipta, namun nyatanya aku takut untuk kembali pada-NYA saat ini," kata Maria.
"Kenapa, bukankah sang pencipta maha pengampun, pengasih dan penyayang."
"Tapi dia juga maha adil. Adilkah aku jika datang kepadanya, lalu dengan sengaja melakukan hal yang ia larang setelahnya? Aku masih memiliki malu, biarkan... Lain waktu saja." Ujar Maria.
"LDR, yang paling menyakitkan adalah ketika ada jarak yang jauh antara pencipta dan hambanya." Kata Dharma.
"Karena itulah, biarkan aku pergi sejauh-jauhnya."
"Kamu pergi sejauh apapun, nantinya kamu akan tetapi kembali. Seperti sang pecinta, DIA pun akan menayangkan arti dari kehadirannya."
Ketika orang meninggal dunia, ia akan berada di alam yang menjadi penghubung antara dunia dan akhirat, yakni alam barzakh. Pada saat inilah, manusia tersebut akan mulai mempertanggungjawabkan perbuatannya saat hidup di dunia.
Dalam Islam, kita memercayai adanya malaikat Munkar dan Nakir. Di mana tugas mereka menanyai ruh atau orang yang telah meninggal dunia di alam kubur. Orang yang bisa menjawab pertanyaan dari kedua malaikat tersebut akan diberikan kelapangan di alam kubur sampai nanti datangnya hari kiamat. Sedangkan orang yang tidak bisa menjawab, mereka akan mendapatkan siksaan di alam kubur.
Pertanyaan apa sih yang ditanyakan malaikat Munkar dan Nakir?
Terdapat tiga pertanyaan pokok yang akan ditanyakan malaikat Munkar dan Nakir, namun terdapat tiga pertanyaan lainnya sehingga ada enam pertanyaan, yakni Man rabbuka? Atau siapa Tuhanmu? Ma dinuka? Atau apa agamamu?
Man nabiyyuka? Atau siapa nabimu? Ma kitabuka? Atau apa kitabmu?
Ketika orang meninggal dunia, ia akan berada di alam yang menjadi penghubung antara dunia dan akhirat, yakni alam barzakh. Pada saat inilah, manusia tersebut akan mulai mempertanggungjawabkan perbuatannya saat hidup di dunia.
Dalam Islam, kita memercayai adanya malaikat Munkar dan Nakir. Di mana tugas mereka menanyai ruh atau orang yang telah meninggal dunia di alam kubur. Orang yang bisa menjawab pertanyaan dari kedua malaikat tersebut akan diberikan kelapangan di alam kubur sampai nanti datangnya hari kiamat. Sedangkan orang yang tidak bisa menjawab, mereka akan mendapatkan siksaan di alam kubur.
Terdapat tiga pertanyaan pokok yang akan ditanyakan malaikat Munkar dan Nakir, namun terdapat tiga pertanyaan lainnya sehingga ada enam pertanyaan, yakni
. Man rabbuka? Atau siapa Tuhanmu?
Ma dinuka? Atau apa agamamu?, Man nabiyyuka? Atau siapa nabimu?, Ma kitabuka? Atau apa kitabmu?, Aina ina qiblatuka? Atau di mana kiblatmu? Man ikhwanuka? Atau siapa saudaramu?"
Meskipun Rasulullah SAW telah memberikan bocoran terkait pertanyaan apa saja yang ditanyakan malaikat Munkar dan Nakir, tetapi tidak semua manusia bisa menjawabnya. Sebab, jawaban yang akan diberikan tetap tergantung dengan perbuatan-perbuatan amal ibadah dan keimanan kita.
Orang beriman yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tepat dan percaya diri, Allah SWT akan memberikannya istirahat hingga pada waktunya akan dibangunkan oleh orang yang paling dikasihinya.
"Bukankah Alloh lebih tahu, bagaimana kondisi yang saat ini?"
Dharma lebih tercengang lagi, saat Maria tiba-tiba melafalkan banyak ayat Al Qur'an di depannya.
"Tafsir sura Al Mulk ayat 11-15 bahwa Allah mengetahui isi hati semua hambaNya. Apa yang kamu sembunyikan di dalam hatimu Allah pasti mengetahuinya. Maha Besar Allah dengan segala kemurahanNya yang mengizinkan semua mahluk di bumi ini berjalan mencari rezeki yang sudah Allah tetapkan."
"Mereka mengakui orang-orang kafir itu mengaku di saat tiada gunanya lagi pengakuan dosa mereka. Yaitu, dosa mendustakan peringatan-peringatan. Maka kebinasaanlah dapat dibaca fasuhqan dan fasuhuqan bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala
mereka dijauhkan dari rahmat Allah swt."
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabbnya mereka yang takut kepada-Nya dalam sendirian sewaktu mereka tidak kelihatan oleh orang lain, mereka tetap taat kepada-Nya. Dengan demikian berarti bila mereka berada secara terang-terangan maka lebih takut lagi mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar yang dimaksud adalah surga."
"Dan rahasiakanlah. Hai manusia perkataan kalian atau lahirkanlah ia; sesungguhnya Dia yakni Allah swt. Maha Mengetahui segala isi hati Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam kalbu dan apa yang kalian ucapkan. Asbabun nuzul ayat ini ialah karena orang-orang musyrik mengatakan, sebagian di antara mereka kepada sebagian yang lain, "Rahasiakanlah pembicaraan kalian, niscaya Tuhannya Muhammad tidak akan dapat mendengarkannya."
"Apakah Tuhan yang telah menciptakan tidak mengetahui) apa yang kalian rahasiakan itu, yakni apakah ilmu-Nya tidak dapat menjangkau hal tersebut sedangkan Dia Maha Halus ilmu-Nya lagi Maha Waspada."
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kalian mudah untuk dipakai berjalan di atas permukaannya maka berjalanlah di segala penjurunya pada semua arahnya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya yang sengaja diciptakan buat kalian. Dan hanya kepada-Nyalah kalian dibangkitkan dari kubur untuk mendapatkan pembalas."
"Kamu, bisa menyebutkan ayat Al Qur'an beserta artinya. Subhanallah..." Ujar Dharma.
"Aku pernah mempelajarinya. Kenapa, apa perempuan sepertiku tidak pantas tahu tentang hal-hal seperti itu?"
"Tidak, aku malah kagum dengan pengetahuanmu. Kamu hebat," puji Dharma dengan senyum mengembang. Membuat Maria menyeringai remeh.