Chereads / Sheila Putri yang Hilang / Chapter 3 - Sofia Hamil

Chapter 3 - Sofia Hamil

Sore itu ketika sofia dan chandra sedang bersantai, di teras rumah. Chandra mengutarakan isi hatinya bahwa dia ingin memiliki seorang anak, 

"Baiklah aku juga tak sabar ingin memiliki momongan, sepertinya rumah kita akan ramai kalau kita punya momongan, ucap sofia. 

Chandra " tapi aku ingin mempunyai anak lelaki, karena anak lelaki biasa menjadi. Penerus perusahaanku kelak. 

Sofia "bagaimana kalau aku tidak bisa memberikanmu anak lelaki? 

Chandra hanya diam , dia tidak menjawab apapun, lantas dia pergi masuk ke dalam rumah. 

Beberapa bulan kemudian, " kenapa ya ko aku bulan ini belum haid, apa aku hamil ya, guman sofia. Pulang kerja aku mau beli testpack di apotek, aku jadi penasaran. 

"Bu maaf saya mau beli test pack apakah ada? Ucap sofia kepada penjaga apotek

" Owh ada bu , sebentar saya ambilkan. 

Setelah sofia membeli test pack di apotik tadi, dia bergegas kembali pulang kerumah. 

"Akh hari ini rasanya capek sekali, kemana ya mas chandra kok dia belum pulang? Tadi juga dia tidak jemput aku di kantor. Guman sofia, lantas sofia mengambil gawainya, dia melihat ternyata gawainya mati, pantas saja mas chandra tidak ada menelponku, ternyata gawaiku mati, sudahlah aku mandi dulu lakh sambil menunggu mas chandra pulang kerumah. 

Setelah sofia selesai mandi dia penasaran dan ingin menggunakan test pack tersebut, untuk mengecek kehamilan, apakah dia hamil atau tidak. Setelah menunggu beberapa saat ternyata hasilnya garis dua yaitu hasilnya positif, " puji tuhan aku ternyata hamil, pasti mas chandra senang mendengar aku hamil. 

Terdengar suara mobil di luar, ternyata chandra baru sampai depan rumah dan membuka mobilnya, dan bergegas masuk kerumah. 

"Sofia aku pulang? Maaf ya tadi aku tidak menjemputmu di kantor, soalnya tadi aku ada meeting dikantor. Ucap chandra

Sofia " tidak apa apa ko, mas. Mau aku buat teh? Atau mau langsung makan malam mas? 

" aku ingin minum teh saja sayang, soalnya aku tadi sudah makan di kantor. 

Sofia '' baiklah, sebentar aku buat dulu. 

Setelah mereka berdua berbincang bincang dan sofia mengatakan bahwa dia hamil. Chandra sangat terkejut mendengar sofia hamil. 

"Puji tuhan akhirnya istriku hamil juga. ucap chandra. 

" iya mas, tandanya tuhan telah mempercayai kita untuk segera memiliki keturunan. 

Chandra " jangan capek capek jaga kandunganmu, bulan depan kita periksa ke dokter sayang. 

" iya mas aku akan menjaga kandunganku. 

Tak lupa sofia mengabari ibunya lewat gawainya, tut..tut " halo mah? Apa kabar mah? Apakah mamah baik baik saja? Dan sehat? 

" mamah baik sayang, kamu apa kabar nak? Mamah kangen sekali denganmu, kapan kamu mau main kesini nak? 

" aku baik mah, ada kabar gembira yang ingin kusampaikan pada mamah, sebentar lagi mamah bakalan punya cucu dariku mah, aku sedang hamil mah, puji tuhan,ucap sofia

"Apa? Kamu hamil, puji tuhan ayahmu bakal senang mendengarnya sofia, karena ayahmu tak sabar ingin menimang cucu. 

" mungkin lusa aku kan kerumah mamah dan ayah, aku hanya santai hari libur saja mah. 

"Jangan lupa kabarin mamah dulu ya nak kalo mau main kesini? Solnya mamah mau masakin ikan nila goreng kesukaan kamu nak. 

" iya mah, sudah dulu ya mah, aku mau makan dulu laper, nanti kalo aku mau main ak kabarin mamah. 

"Jaga diri baik baik nak, jangan lupa jaga kandunganmu nak,. 

Sofia menutup teleponnya lalu dia bergegas ke meja makan untuk makan malam.

***

Beberapa bulan kemudian sofia sudah menginjak usia kehamilan 7 bulan, chandra mengajak sofia pergi ke dokter kandungan untuk USG. 

"Kapan sayang jadwal USG bulan ini? Biar aku antar ke dokter aku penasaran semoga saja bayinya anak laki - laki. 

"Iya mas nanti sore saja kita ke dokter kandungan, mas bagiku mau bayi perempuan atau lelaki itu sama saja, aku pasti akan menyayanginya. 

"Tidak sofia pokoknya bayi itu harus lelaki, karena bila bayi itu perempuan dia tidak bisa menjadi penerus di perusahaanku. 

Sofia hanya diam, dan matanya berkaca kaca seperti ingin menangis. Sekarang jam sudah menunjukan pukul 17.00. Sofia dan chandra berangkat menuju dokter kandungan di rumah sakit. 

"Permisi suster apakah dokter kandungannya sudah datang? Ucap sofia

"Owh baru saja bu silahkan ibu mendaftar dulu saja sambil menunggu? 

"Baiklah sus, saya nyonya chandra, alamat di perumahan griya indah surabaya! 

"Sebentar ya bu, ibu duduk dulu nanti saya panggil ke dalam. 

Sementara itu chandra menunggu seperti gelisah , dia penasaran bayi yang dikandung sofia itu lelaki atau perempuan. 

" nyonya chandra silahkan masuk dokter sudah menunggu? 

"Iya sus, saya akan masuk bersama suami saya. 

" permisi pak dokter? saya mau USG kandungan saya dok, saya ingin melihat perkembangan janin saya dok? 

"Silahkan duduk nyonya chandra dan pak chandra, sebentar saya akan menyiapkan alat untuk USGnya, silahkan ibu chandra berbaring di tempat periksa saya akan memeriksa janin ibu? 

"Baiklah pak dokter, 

Sofia berbaring di tempat periksa, dokter menempelkan alat USG ke Perut sofia. 

" bagaimana dok apakah janin saya sehat dok? Dan bayi saya berjenis kelamin perempuan atau lelaki? 

"Janin ibu sehat, jenis kelaminnya perempuan, selamat ya bu chandra? 

" puji tuhan syukurlah janinnya sehat. 

Chandra shock mendengar bayi yang dikandung sofia perempuan, karena dia menginginkan bayi lelaki, dari sinilah sifat chandra mulai berubah menjadi dingin terhadap sofia, karena sofia tidak bisa memberikannya bayi lelaki. 

"Mas kamu kenapa kok diam saja? Semenjak pulang dari dokter, seharusnya kamu senang mas kita akan punya anak? 

"Apa kamu bilang kita? Aku tidak menginginkan anak perempuan, kamu saja yang urus dia bila dia lahir nanti, aku tidak menyukai anak perempuan, dengar itu baik baik sofia. 

"Mas bayi ini pemberian Tuhan, aku tidak bisa memilihnya harus lelaki atau perempuan yang akan menjadi anakku? 

Dari sinilah mereka berdua bertengkar hebat, dan sofia menangis karena dia tidak tau sifat asli chandra yang egois. Hari demi hari dilewati sofia tanpa kasih sayang sang suami, sifat chandra berubah drastis yang tadinya penyayang kini menjadi tidak peduli terhadap istrinya sendiri. Sofia pun mengurus cuti karena dia akan segera melahirkan, dan sofia membeli peralatan bayi pun dia sendirian tanpa ditemani suami , pada umumnya orang hamil yang belanja peralatan baju bayi ditemani suaminya sebaliknya sofia dia hanya sendirian. 

Kasihan sekali nasib sofia, suami yang dulunya sangat menyayanginya kini berubah seperti orang lain, sofia tak berani menceritakan hal ini ke orang tuanya, dia hanya bisa diam dan menangis atas sikap chandra kepadanya. 

Aku ga habis pikir mas chandra jadi seperti ini sifatnya kepadaku, kenapa ya Tuhan, suamiku berubah semenjak dia tau aku mengandung anak perempuan. Sofia sedih dan menangis . 

Apa aku bilang ya sama ibu atau ayah tentang sifat mas chandra padaku, guman sofia.