"Jauh-jauh lo dari Reygan, awas ya kalo dekat-dekat Reygan lagi"
"Lo ga pantas jadi temen Reygan, sampah kayak lo gausah banyak gaya deh"
"Eh, lo ngaca dulu deh, berani-beraninya naik motor Reygan"
"Gausah pansos deh lo anak baru miskin, picik yah lo deketin Reygan buat manfaatin Rey"
"Dasar cewe kegatelan, Reygan gabakal tergoda sama tipu muslihat murahan lo"
"Lo Cuma keliatan polos dari luar doang ya miskin, ga nyangka gua lo jadiin Reygan korban"
"Picik banget sih lo, jangan sampe lo godain Reygan lagi"
Semua kata-kata itu tertulis di lembaran-lembaran kertas yang diletakkan di loker Lia.
Itu tidak seberapa, yang paling parahnya, siswa-siswa jahat para pembully itu memasukkan dua ekor bangkai tikus yang berdarah-darah ke dalam loker Lia. Lia menutup kembali lokernya yang bau busuk. Perutnya tiba-tiba mual, Lia benar-benar akan muntah. Lia berlari sekuat tenaga menuju toilet,
Tiba – tiba,…
"Brakkkkk….", suara itu cukup kuat lalu Lia jatuh terlempar setelah menabrak Pria di depannya.
"Lo ada masalah hidup apa sih pagi – pagi udah nabrakin orang", kata Pria kekar itu dengan nada sedikit kesal
"Eh, lo gapapa kan? Masa Cuma nabrak gua doang lo pucat gini sih, lemah lo. Liat nih muka bego lo, gua jadi males marahin lo", sambung pria itu sambil jongkok mengecek keadaan Lia yang terjatuh di lantai dengan wajah pucat.
"Soo….sooorrrryyyy, tadi gua buru – buru ke....", belum selesai Lia menyelesaikan kalimatnya, Lia sudah memuntahkan semua isi perutnya, di karpet koridor sekolah. Naasnya, muntahan Lia mengenai seragam sekolah Edgar.
Lia yang panik mencoba membersihkan seragam Edgar yang terkena muntahannya. Sekarang jantung Lia berdetak semakin cepat karena ketakutan, dan wajahnya semakin pucat.
Tiba – tiba, Edgar mengeluarkan sapu tangannya, dan tanpa di sangka, Edgar mulai membersihkan pipi dan bibir Lia dari bekas muntahan. Lia terdiam dan mematung. Lia menatap wajah Edgar dalam – dalam.
"Kok bisa ya ada cewe seceroboh lo. Udah nabrak orang, penyakitan lagi", kata Edgar dengan nada marah tapi tatapannya menunjukkan bahwa ia benar – benar khawatir.
Lia tidak menjawab. Ia bingung harus mengatakan apa. Lagi dan lagi, Edgar membuat jantung Lia berdetak kencang karena ia kaget Edgar baru saja menggendongnya.
"Gua bawa lo ke UKS. Gua gamau jadi tersangka kalo lo mati ditempat", kata Edgar sambil menggendong Lia menuju UKS.
Singa-singa betina sekolah SMA Sahardja menatap sinis kearah Lia yang berada di gendongan Edgar. Tatapan – tatapan jahat itu begitu panas seolah – olah mampu membakar UKS dan membakar Lia hidup-hidup.
"Ini mual efek asam di lambung Lia meningkat, mungkin Lia tidak sarapan tadi pagi. Lalu ada faktor pemicu yang membuat Lia mual lalu muntah. Tak ada yang mengkhawatirkan. Lia bisa beristirahat disini sampai merasa baikan. Dan kamu Ed, kamu boleh kembali ke kelas." Kata Dokter yang bertugas di UKS SMA Sahardja.
"Saya mau disini Dok", kata Edgar pada Dokter itu tapi tatapannya memandangi Lia yang terbaring di bed UKS.
"Ed, Dokter bisa jaga Lia disini. Kamu kembali ke kelas. Dokter ga mau kamu cabut dari kelas pake alasan jagain orang sakit, itu pekerjaan saya", jawab Dokter tegas sambil menatap Edgar dengan serius.
"Dok, lihat nih seragam saya, kena muntahan Lia. Jadi saya harus disini minta pertanggungjawaban cewe penyakitan ini. Belum pernah satu orangpun berani mengotori seragam saya seumur hidup", kata Edgar sambil menatap tajam Dokter.
"Tapi Ed, kewajiban kamu di sekolah ini itu untuk belajar, bukan untuk…..",
"Dok, saya cabut dari kelas juga tetap peringkat nilai saya paling tinggi. Dokter gausah ngurusin nilai akademik saya", Edgar memotong perkataan Dokter itu sekarang tatapan Edgar terlihat begitu serius.
Edgar mendekat kearah Dokter, lalu berbisik, "Gausah banyak tingkah ya Dok, bokap gua yang gaji anda, dan gua bisa minta anda dikeluarkan kapan pun gua mau"
"Gua sopan sama anda, biar Lia bisa istirahat tanpa khawatir, mending Dokter keluar dari UKS sekarang", kata Edgar mengancam Dokter UKS yang tidak bersalah itu.
Ibu Dokter segera keluar meninggalkan ruang UKS itu. Sekarang hanya tinggal Edgar dan Lia berdua di ruang UKS yang luas dan hangat karena penghangat udara. Lia berpura – pura menutup matanya untuk menghindari percakapan dengan Edgar. Lia ketakutan sekarang, ia takut Edgar akan marah besar padanya karena muntahan di seragam Edgar.
"Gausah acting tidur deh lo. Anak bayi juga tau lo pura – pura tidur." Kata Edgar sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Lia yang masih terbaring di Kasur UKS.
Lia membuka sebelah matanya, lalu melihat mata Edgar sangat dekat di depan wajahnya. Lia membuka kedua matanya, wajah Edgar benar – benar dekat, hingga Lia tak berani bergerak sama sekali. Karena jika Lia bergerak sedikit saja, bibir Lia akan menyentuh bibir Edgar.
Lia yang salah tingkah kembali menutup kedua matanya. Edgar yang melihat tingkah polos dan lucu Lia yang menggemaskan hanya tersenyum. Edgar menjauhkan wajahnya dari Lia lalu berjalan kearah meja yang tidak jauh dari Kasur UKS. Edgar menuangkan air hangat dari teko pemanas air ke dalam cangkir lalu mnagmbil obat yang sudah diresepkan tadi.
"Bangun woi, minum obat lo dulu. Abis itu baru lo pura – pura tidur lagi sambil mimpi dicium pangeran kodok", kata Edgar dengan senyum meledek kearah Lia sambil membantu Lia ke posisi duduk agar bisa meminum obatnya.
Wajah Lia memerah sekarang. Dengan cepat Lia meminum obatnya. Lia menghindari tatapan Edgar yang sedari tadi memandanginya.
"Lo baring lagi aja, gua tinggal bentar. Gua mau ganti seragam dulu, muntahan lo amis banget. Sekalian ngambil susu stroberry dari kantin", kata Edgar sambil mengacak – acak rambut Lia.
Lia hanya mengangguk gemas. Edgar berjalan keluar UKS meninggalkan Lia seorang diri di UKS. Lia senyum – senyum sendiri sekarang, ia terlalu senang ketika Edgar menyebut susu stroberry tadi. Ia tidak menyangka ada yang mengetahui mengenai minuman favorite nya itu. Belum lagi cara Edgar membersihkan bibirnya menggunakan sapu tangan. Dan cara Edgar memberikan obat padanya. Sekarang Lia benar – benar mengagumi pria kekar yang terkenal kasar dan sok berkuasa itu. Lia ingin sekali menjauhi Edgar agar terhindar dari masalah, dan sekarang masalah itu ada di depan matanya.
"Ohh, ini ya cewe kegatelan yang suka godain cowo cowo di sekolah kita", kata Rihanna yang baru saja membuka pintu UKS lalu berjalan kearah Lia yang sedang terbaring.
Lia yang ketakutan bangun dari tidurnya lalu mengambil posisi duduk diatas Kasur UKS.
"Hebat ya lo miskin, kemarin lo deketin Reygan, sekarang lo godain Edgar", lanjut Rihanna yang sudah berada disamping Kasur Lia dan menatap Lia dengan penuh amarah.
"Gua biarin anak lain ngerjain lo setelah lo deketin Reygan. Tapi sekarang lo berani – berainya godain Edgar, gua yang bakal turun tangan langsung", kata Rihanna sambil menarik rambut Lia dengan kasar.
"Kita ga bakal diam aja kalo lo godain Edgar lagi ya cewe murahan, Edgar itu punya Anna, lo ingat itu", kata Gita sambil menyiram wajah Lia dengan sisa air di cangkir Lia tadi,
"HAHAHAHA….", tawa Rihanna yang masih menarik rambut Lia, yang diikuti dua njing setianya, Gita dan Lian,
"NGAPAIN KALIAN DISINI? LEPASIN TANGAN KOTOR LO DARI LIA", kata suara berat penuh amarah yang baru saja membuka pintu UKS.