Saat malam tiba, lampu menyala. Rumah Keluarga Febrian terlihat terang benderang, dan tempat parkir di depan mansion mewah yang seperti kastil itu penuh dengan berbagai jenis mobil mewah kelas dunia, yang sebanding dengan pameran otomotif mewah dunia.
Aula perjamuannya yang bergaya emas terlihat megah dan mewah, dengan lampu kristal swarovski besar digantung tinggi, cahaya keemasan yang cemerlang menyebar ke setiap sudut, semua yang hadir adalah tokoh-tokoh besar yang dapat mengguncang dunia politik dan lingkaran bisnis hanya dengan jentikan jari mereka. Pada saat ini, mereka berdiri berpasangan atau bertiga dengan gelas anggur di tangan mereka, saling berbicara dengan suara rendah.
Begitu Hannah melangkah ke ruang perjamuan sambil menggandeng lengan Erlangga, dia segera merasakan segala jenis tatapan dari semua orang yang hadir ada yang ingin tahu, cemburu, jijik ... dia merasa seperti tikus putih yang menjadi bahan percobaan.
