"Kita sudah sepakat tentang aturan itu…" elak Yohanna tapi Jonathan kembali menyela ucapan Yohanna dengan sebuah ciuman
"Kamu melanggar peraturan lagi" protes Yohanna terengah dan segera menutup bibirnya dengan tangannya takut Jonathan kembali menciumnya
"Itu peraturan di rumah, tidak berlaku diluar rumah" gumam Jonathan memeluk gadisnya itu "Aku benar-benar merindukanmu" lanjutnya mempererat dekapannya
"Mesum" gumam Yohanna lalu diikuti tawa Jonathan
Sementara Jonathan pergi mandi, Yohanna sibuk dengan telp layanan kamar untuk memesan makanan. Dia sangat lapar karena sejak siang belum memasukkan makanan apapun kedalam perutnya.
Saat keluar dari kamar mandi, Jonathan melihat gadis itu terlelap di sofa dengan satu tangan memegang buku menu restoran hotel yang baru saja dia telp. Dia psti sangat lelah setelah selesai kelas kuliahnya langsung terbang ke kota B untuk menemuinya.
Dengan hati-hati Jonathan menggendongnya menuju tempat tidur, menyelimuti dan membiarkan gadisnya terlelap lalu dia kembal duduk di sofa menunggu makanan yang sudah di pesan oleh Yohanna.
***
Makanan yang ada di meja sudah terlalu dingin untuk di nikmati ketika Yohanna terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di tempat tidur sementara Jonathan masih berada di sofa
Jam sudah menunjukan pukul satu dini hari dan Jonathan tetap Jonathan yang Yohanna kenal. Dia tetap berada di sofa ruang tamu dengan laptop berada di pangkuannya sementara kepalanya tersandar dengan mata tertutup.
Pria ini sama sekali tidak mengambil keuntungan saat dirinya tertidur dan tetap menjaga batasan yang sudah dia janjikan. Yohanna beranjak mendekati Jonathan dengan sebuah selimut dan perlahan mengambil laptop yang ada di pangkuan Jonathan kemudian menyelimutinya.
Sejenak Yohanna duduk di samping pria itu, menatapnya dengan rumit. Bahkan sampai sekarang dia tidak tahu bagaimana perasaanya terhadap pria yang selalu berada disampingnya ini. Yohanna mencoba untuk mengingat, bagaimana rasanya saat mereka saling mengenggam tangan, berpelukan bahkan saat berciuman. Ada rasa berdebar disana, mungkin inikah yang disebut cinta? Tapi yohanna berpikir dia merasakan itu semua karena apa yang dia dan Jonathan lakukan semua itu adalah yang pertama kali untuknya. Wajar jika dia tersipu ataupun berdebar pikirnya.
Kini Yohanna menyandarkan kepalanya ke bahu Jonathan dan inipun adalah yang pertama kali untuknya. Merasakan ada gerakan di sampingnya membuat Jonathan membuka matanya dan seseorang bersandar di pundaknya sembari mengenggam erat tangannya.
"Sayang… kamu bangun?" kata Jonathan pelan
"Hmmm… aku lapar" sahut Yohanna "Tapi makanan sudah dingin, kenapa kamu tidak membangunkan aku?" lanjut Yohanna
"Kamu terlihat lelah, aku tidak tega membangunkanmu. Mau keluar untuk mencari makanan?"
"Ini hampir pagi" keluh Yohanna
"Aku akan menyuruh Tony membeli makanan, jika kamu masih mengantuk tidurlah lagi. Aku akan membangunkanmu saat makanan datang" kata Jonathan lembut
"Aku sudah tidak mengantuk, seharusnya kamu yang pergi tidur. Aku akan kembali ke kamarku agar kamu tidak terganggu" ujar Yohanna hendak beranjak dari duduknya tapi segera di hentikan oleh Jonathan
"Jika kamu pergi, siapa yang menemaniku tidur?" rujuknya manja
"Sejak kapan kamu butuh seseorang untuk menemanimu tidur?" tanya Yohanna sinis
"Bukan seperti itu sayang… aku hanya tidak bisa tidur dengan nyenyak beberapa hari ini karena berada jauh darimu" jelas Jonathan
"Lalu siapa yang menemanimu tidur beberapa hari ini?"
"Tidak ada" jawab Jonathan segera tapi tampak ragu
"Benarkah?" tanya Yohanna lagi sembari melipat kedua tangannya
"Hmm… Tony" jawab Jonathan ragu "Tapi dia tidur di sofa dan aku di tempat tidur" Jelasnya segera
"Jadi kamu bisa memanggil Tony sekarang untuk menemanimu tidur, aku akan kembali ke kamarku" ujar Yohanna beranjak pergi tapi kembali di hentikan Jonathan
"Sayang… aku tidak seperti yang kamu bayangkan" jelasnya
"Menurutmu apa yang aku bayangkan?"
"Aku normal, dan tidak ada hubungan dengan Tony" jelasnya terlihat malu
Mendengar penjelasan itu Yohanna tertawa, apa pria ini selugu itu? Sampai wajahnya memerah hanya karena itu?
Yohanna sudah mengetahui bahwa belakangan ini Jonathan kesulitan untuk tidur, Bibi Fey memberitahunya saat di rumah dan juga Tony juga memberitahunya beberapa hari lalu yang kemudian membuat Yohanna berpikir untuk menyusulnya ke kota B.
"Sayang… katakan sesuatu, jangan hanya diam saja" gumam Jonathan memelas
"Tidurlah, aku akan di sini" kata Yohanna mengalah
"Temani" bujuk Jonathan manja mengikuti langkah Yohanna kembali duduk di sofa
"Tidurlah di tempat tidur, aku akan disini" ujar Yohanna melihat Jonathan kembali menempel di sisinya
"Temani" ujar Jonathan terlalu menjijikan karena begitu manja
"Kembali ke tempat tidurmu atau akan aku pergi kembali ke kamarku" tegas Yohanna
Jonathan wajah terpaksa pergi ketempat tidur, tapi tiba-tiba kelakuan nakalnya muncul saat dia dengan sangat cepat kembali kearah Yohanna kemudian menciumnya dan dengan sangat cepat lari ke tempat tidur.
Yohanna tidak bisa merespon apa yang baru saja Jonatah lakukan, dia terlalu syok karena itu terjadi terlalu cepat. Kesadarannya kembali saat mendengar suara tawa Jonathan yang kini sudah berada di tempat tidur menatapnya dengan penuh kejahilan.
"Aku memaafkanmu kali ini, jika kamu berani mengulanginya lagi. Aku pastikan akan menendangmu keluar dari jendela" ancam Yohanna kesal membuat suara tawa Jonathan semakin terdengar kencang.
Di pagi hari Tony melihat Yohanna membukakan pintu saat dia datang, sementara Jonathan masih terlelap dalam tidurnya.
"Ini sudah hampir pukul 8" pikir Tony heran karena baru kali ini Bosnya bangun siang
"Apa ada jadwal hari ini?"
"Tidak ada jadwal untuk pagi ini, tapi Siang nanti ada jadwal bertemu dengan klien sampai jam 3 sore" jelas Tony
"Biarkan dia tidur sebentar lagi, aku akan kembali ke kamarku" kata Yohanna keluar kamar membuat Tony bingung harus bagaimana Bosnya pasti akan marah jika saat membuka mata bukan Nyonya Bos yang di lihat melainkan dirinya di dalam kamar.
"Nona Yohanna, apakah ada sesuatu yang dibutuhkan?" panggil Tony segera sebelum Yohanna menghilang masuk kedalam Lift
"Tidak ada" sahut Yohanna lalu pintu lift tertutup membuat Tony frustasi
Sesuatu yang dikhawatirkan Tony benar-benar terjadi, saat dirinya sedang mengemasi file-file yang ada di meja ruang tamu Bosnya terbangun dan langsung mencari istrinya yang hilang.
"Kenapa kamu disini? Dimana Yohanna?" tanya Jonathan tidak bersahabat
"Saat saya datang Nona Yohanna kembali ke kamarnya" jawab Tony ragu
"Bukankah kamu sudah mengetahui jika Yohanna tidak suka ada orang lain jika kami berdua?" sela Jonathan dengan wajah menyeramkan "Aku berharap bisa melihat istriku saat membuka mata, tapi pagiku yang cerah hancur karena yang kulihat itu kamu" lanjut Jonathan sarkasme membuat Tony tidak berani menjawab
'Bos… ini bahkan udah hampir jam makan siang dan Nona Yohanna belum resmi menjadi Istri anda' keluh Tony dalam hati 'Lagipula beberapa hari yang lalu juga sama seperti pagi ini, aku yang selalu di sini kenapa pagi ini kamu begitu kejam?' lanjutnya dalam hati Bosnya sangat pilih kasih, dirinya beberapa hari tersiksa dan hanya bisa tidur beberapa jam, semalam dia merasa senang karena akhirnya mendapat jam tidurnya dengan baik tapi tidak pernah menyangka jika di pagi hari dirinya akan terkena siraman air panas.
Jonathan bahkan masih mengenakan piamanya keluar kamar pergi ke kamar Yohanna mencari gadisnya itu. Dengan bergegas Tony mengikutinya memberikan kunci cadangan kamar Yohanna.
Yohanna baru saja keluar dari kamar mandi saat mendengar suara pintunya terbuka lalu menghela nafas panjang saat mengetahui jika itu Jonathan.
"Kamu sudah bangun?" tanya Yohanna santai masih dengan handuk di tangannya untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah
"Kamu meninggalkan aku, bagaimana aku bisa tidur dengan nyenyak" keluh Jonathan mendekat membuat Yohanna sadar piama yang masih di kenakan Jonathan
"Kamu bahkan masih memakai piama untuk kesini?" tanya Yohanna tapi tidak mendapatkan jawaban dari Jonathan hanya sebuah pelukan hangat yang langsung menyelimuti tubuhnya
"Kamu masih mengantuk?" tanya Yohanna hanya di jawab dengan anggukan di bahunya "Tidurlah lagi" lanjut Yohanna
"Temani, jangan pergi lagi" sahut Jonathan mempererat dekapannya
"Ayo kembali ke kamarmu"
"Tapi kamu harus menemaniku"
"Bisakah kamu bersikap normal? Sangat menjijikan jika kamu seperti ini" keluh Yohanna tidak tahan "Ini bahkan sudah hampir tengah hari" lanjut Yohanna
"Aku memang seperti ini, hanya saja kamu tidak pernah memperhatikannya" bantah Jonathan
"Tony ada disini, lepaskan aku" gumam Yohanna malu karena Tony juga ada disitu melihat Jonathan yang masih mengenakan piama dan dirinya dengan rambut basah walapun dia sudah memakai pakaian lengkap tapi itu sangat canggung baginya
"Untuk apa kamu ikut masuk?" ujar Jonathan menghadap kearah Tony yang ada di samping pintu sembari menyembunyikan Yohanna di belakangnya