Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Nimusha

🇮🇩BellaBiyah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.5k
Views
Synopsis
Nimusha merupakan nama sebuah alam semesta, yang di dalamnya terdapat beberapa negeri untuk ras tertentu. Berikut adalah nama negeri yang terdapat di Nimusha sesuai dengan urut kekuatannya. Yang pertama ialah Clenhya, negeri atau ras terkuat di Nimusha. Negeri ini diisi oleh para ras bangsawan dan keturunannya. Di bawah kedudukan Clenhya terdapat Frost, ras untuk para kaum hewan dan pepohonan yang menghuni hutan. Para peri juga menjadi bagian dari ras ini. Selanjutnya ada RockSea, ras yang mendiami lautan. Ras ini meliputi para penghuni laut termasuk hewan, duyung dan bajak laut. Selanjutnya ada Obriz, ras yang berada di luar Nimusha. Para pemilik ras Orbiz berarti mereka mendiami angkasa. Yang terakhir ada Argos. Ras yang tidak diresmikan oleh ras yang lainnya. Argos merupakan sebuah ancaman bagi mereka. Karena ras ini terbentuk akibat penghianatan yang dilakukan dari berbagai ras.
VIEW MORE

Chapter 1 - Hancurnya Kekejaman Argoz

Empat orang pria berbaju baja memasukkan kelopak mawar yang terbuat dari emas ke dalam sebuah wadah gelap. Seluruh rakyat dari berbagai ras ikut menyaksikan hari penentuan tersebut.

Seorang pria lain mengambil kelopak mawar yang berada di wadah itu dan menunjukkan kepada seluruh rakyat bahwa dia telah memegang nama calon pemimpin yang akan menjadi orang nomor satu di negeri bernama Nimusha itu.

"Clenhya!!" teriaknya begitu membaca tulisan yang terukir pada kelopak tersebut. Disambut riuh teriakan oleh semua rakyat. "Beri sambutan pada pemimpin Nimusha untuk 20 tahun ke depan, Raja Yomez dari ras bangsawan Clenhya!!" lanjut pria itu dan membungkuk hormat pada pria berpakaian baja di sampingnya.

***

Terpilihnya Raja Yomez dari perwakilan ras bangsawan di Clenhya membuat sebuah kemajuan yang sangat baik dalam perkembangan pada negeri Nimusha. Ras-ras yang berselisih bisa diatasi dengan cepat. Peraturan antar perbatasan wilayah masing-masing pun terjaga ketat dengan sanksi tertulis.

Keberhasilan itu tidak lepas dari ancaman beberapa pihak yang tidak menyukainya. Termasuk Nee, sang ketua ras Argoz yang sudah lama mengidam-idamkan untuk menjadi raja di negeri itu. Siapapun bisa menjadi raja di sana, asalkan dia memiliki tiketnya yakni kelopak mawar emas tersebut.

Malam ini, tepat di saat Gyuri hendak melahirkan anak pertamanya bersama Yomez.

"Aarghhh!! Sakit sekali! Aku tidak tahan!" jerit Gyuri sambil menangis saat dibawa ke sebuah ruangan di dalam istana Nimusha. Persalinan yang pertama adalah hal yang cukup menakutkan untuknya.

Yomez tak bisa menemani sang istri karena kerjaannya yang menumpuk sebagai orang nomor satu di Nimusha. Ini bukan soal mengurusi satu atau dua orang, tapi suatu negeri.

Gyuri berbaring di atas kasur sambil menunggu proses pembukaannya.

"Kalian boleh mempersiapkan baju bayi, lap lembab yang hangat dan kain yang cukup banyak," ucap wanita tua yang akan membantu Gyuri melahirkan.

Saat semua pelayan telah pergi dan mempersiapkan banyak hal. Gyuri masih mengerang kesakitan sesekali saat rasa sakitnya mendatang.

"Minumlah ini, Gyuri!" perintah wanita tua itu sambil menyodorkan segelas air.

"Untuk apa?" tanya Gyuri yang masih berusaha mencari posisi berbaring untuk mengurangi rasa sakit.

"Ini akan mempercepat proses bersalinmu," jawab wanita itu sambil tersenyum. Tanpa pikir panjang Gyuri langsung meneguk dan menghabiskannya. "Tidak perlu khawatir, sakit itu akan berlalu," ucap wanita tua itu lagi.

"Aaarghhhhh!!!" teriak Gyuri karena sakit di perutnya semakin parah. "Aaaarggghhh!!!" teriaknya semakin menjadi.

Para pelayan mendengar teriakan tersebut, mereka berlari menghampiri ruangan bersalin Gyuri. Saat mereka sampai ....

"Ooeekk!! Oooeekk!!! Ooeeekk!!" Tangisan bayi mungil di hadapan mereka menimbulkan sedikit rasa haru. Gyuri telah melahirkan seorang anak laki-laki yang berlumuran darah.

Para pelayan segera menghampirinya dan wanita tua tadi memotong tali pusar anak tersebut. Ia juga membersihkannya dengan lap yang dibawa oleh pelayan.

Anak laki-laki yang sehat dan sempurna itu diberi nama Beliord.

Saat Gyuri dan anaknya telah dipindahkan ke kamarnya, wanita tua itu membersihkan semua darah bekas Gyuri bersalin.

"Kau tidak lupa?" Tiba-tiba sosok bayangan hitam muncul entah dari mana dan berdiri di belakangnya.

Wanita tua itu terkejut bukan main. "Tidak! Dia sudah meminum ramuannya!" jawab wanita tua tersebut dan memberikan beberapa tetes darah Gyuri pada pria itu.

"Baiklah," jawab sosok hitam tersebut dan menaruh sekantung uang, lalu menghilang.

***

Setelah bersalin, Gyuri sering sakit-sakitan. Segala jenis tabib dan penyihir telah didatangkan ke istana untuk menyembuhkannya. Namun, Gyuri harus menghembuskan napas terakhir saat Beliord berusia 1 bulan.

Tepat di hari kematian Gyuri. Kericuhan terjadi di istana Nimusha.

"Tutup semua pintu dan gerbang istana!! Periksa semua pelayan dan kamarnya!!" teriak Yomez di hadapan para pengawal.

Kelopak mawar milik pria itu telah menghilang dan ia tak tahu siapa yang mencurinya.

Semua pengawal dan pelayan istana telah diperiksa hingga berhari-hari lamanya. Tapi, kelopak mawar itu tidak juga ditemukan. Hanya ada satu orang yang pasti mencurinya.

"Nee!" tegas Yomez di tengah pertemuan bersama pemimpin ras yang ada di Clenhya.

"Tapi, bagaimana cara Nee mencurinya, Raja Yomez? Bukankah gerbang istana selalu dijaga dengan ketat? Menurutku, orang yang mencurinya adalah orang-orang terdekatmu. Bisa saja penasihatmu atau pengawal pribadimu. Mereka adalah orang yang memiliki akses untuk masuk dan keluar dari ruangan tersebut. Lagipula untuk apa Nee mencuri kelopak mawar itu?" tanya Raja Deirt, salah satu raja dari berbagai macam kerajaan ras Clenhya.

"Nee ingin mencalonkan diri untuk menjadi raja Nimusha. Sedangkan dia tidak memiliki kelopak mawar itu. Lalu bagaimana cara dia mewujudkan mimpinya tersebut? Tentu saja dengan mencuri kelopak mawar orang lain. Karena kelopak mawar itu hanya ada empat di Nimusha, itu sudah diturunkan dari nenek moyang kita! Hanya itu cara yang ia punya," jelas Yomez penuh kepastian.

Ras Argoz mulai menjadi target perburuan para penghuni Clenhya. Kelopak mawar itu diwariskan oleh nenek moyang Clenhya, tidak mudah mengikhlaskan kasus pencurian ini.

Sayangnya, tempat ras Argoz bersembunyi tak ada yang mengetahui di mana telat dan keberadaannya.

***

Tahun demi tahun berlalu. Masa kepemimpinan Yomez akan berakhir dan di saat itu ia semakin yakin bahwa Nee adalah pencuri kelopak mawar miliknya karena Nee mencalonkan diri sebagai Raja Nimusha.

Keterpurukan itu semakin membelenggu penduduk Clenhya karena mereka tidak bisa mengatakan bahwa kelopak milik Nee adalah hasil curian. Hal itu akan membuat martabat ras bangsawan akan menjadi buruk karena kecerobohan Yomez yang tidak bisa menjaga amanah dari nenek moyangnya tersebut.

Nee terpilih menjadi Raja Nimusha. Untuk pertama kalinya ras Argoz menduduki tempat tertinggi di negeri itu. Sayangnya, kedamaian di Nimusha hancur dalam sekejap mata. Nee menindas semua ras dan mempersulit kehidupan mereka. Nimusha yang damai, menjadi kacau tak terkendali karena Nee dan para anggota ras Argoz hanya ingin membalaskan dendamnya pada semua ras yang dulu pernah mereka miliki.

Argoz bukanlah sebuah ras. Mereka hanya terdiri dari orang-orang yang berkhianat dari rasnya masing-masing. Tapi, Nee menyatakan bahwa mereka adalah sebuah ras.

Pada kejadian ini, Yomez menutup usianya dikarenakan terlalu lelah dan tidak sempat mengurus dirinya sendiri. Para ras Clenhya memprotes kinerja Yomez yang sekarang. Padahal, di atas Yomez masih ada Nee yang mengeluarkan perintah dan kebijakan yang tak bisa dibantah.

Beliord (anak semata wayang Yomez) beserta keluarganya, keluar dari istana Clenhya karena di sana akan didiami oleh pemimpin yang baru yakni Jacob.

Mereka terpaksa pergi dan mendiami pinggiran Clenhya yang bersebelahan dengan hutan Frost. Pohon-pohon besar yang juga hidup di pinggiran Frost menjadi pembatas wilayah mereka masing-masing.

Beliord tumbuh dewasa di sana, ia mendapatkan sebuah surat usang dari mendiang ayahnya untuk merebut kembali kelopak mawar milik penduduk Clenhya.

Sayangnya ....

Para pengawal datang ke sebuah desa di pinggiran Clenhya. Desa itu merupakan kediaman keluarga Beliord.

"Perintah dari Raja Jacob. Kami telah mendapat laporan bahwa Beliord telah melanggar peraturan dengan memasuki hutan Frost. Ini adalah pelanggaran yang ke dua. Jika kami mendapat laporan seperti ini lagi, Beliord akan menjalani sanksi sesuai peraturan yang telah tertulis!" ucap pengawal tersebut.

Sebuah pukulan mendarat di pipi Beliord dan membuat pria berusia 20 tahun itu terjatuh ke lantai. "Seharusnya kau sadar diri dengan kejadian ini!" tegas pamannya.

"Aku hanya ingin mendapatkan kelopak mawar itu!" bantah Beliord memegangi pipinya.

"Persetan dengan kelopak mawar! Kau hanya akan membawa kesialan di hidup kami!" balas sang paman.

***

Hari demi hari Beliord terus memikirkan bagaimana caranya ia mendapatkan kelopak mawar itu dan menghabisi Nee.

Di tengah malam yang gelap gulita tanpa cahaya bulan, Beliord memilih kabur dari Clenhya dan memasuki kawasan Frost untuk mencari keberadaan ras Argoz tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada pemimpinnya, Jacob. Ia tak peduli apa yang akan terjadi nantinya.

"Persetan dengan kelopak mawar!" gerutu Beliord menirukan bicara pamannya sambil menyusuri hutan dengan berjalan cepat. "Tunggu saja nanti. Aku akan pulang sebagai seorang legenda! Akan kubuktikan suatu hari nanti!" lanjutnya.

"Aaaawwww!!" Beliord menginjak sesuatu. Tapi itu bukan teriakannya. Melainkan teriakan dari seekor kucing yang tak sengaja ia menginjak ekor kucing tersebut.

Tiba-tiba kucing itu berubah menjadi seorang gadis dengan ekor dan telinga yang lucu. "Apa kau buta?! Apa tidak bisa melihat ekorku di sini?!" Gadis itu mengendus-endus Beliord dalam kegelapan.

"Ma—maafkan ...."

"Dan kenapa ras bangsawan memasuki Frost?! Aaarwwww!!!" teriak gadis itu sambil menggeru dan memotong kalimat Beliord.

"A—aku ..." Beliord mencoba untuk mencari jawaban. Tapi keadaan hutan benar-benar gelap, ia tak bisa melihat apa yang ada di hadapannya itu. Tapi gadis di hadapannya mengatakan bahwa ia menginjak ekor milik gadis tersebut. "A—aku bukan dari ras bangsawan!" Beliord malah berbohong.

Gadis itu kembali mengendus. "Aroma api, kau dari Clenhya?! Mau apa kau ke sini?! Aarrwwwww!!"

"Aku bukan dari Clenhya!" bantah Beliord lagi.

"Aroma tubuhmu ...."

"Aku sudah mandi! Mana mungkin aku bau!" Beliord memotong kalimat gadis itu karena panik.

Gadis itu mendesah kecil karena ia mengetahui bahwa pria di hadapannya tersebut telah berbohong. "Aku May, dari ras Kucing. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya May sambil membersihkan ekornya yang kotor.

"Ras Kucing? Apa itu artinya kau seekor kucing?" tanya Beliord tak mengerti.

"Apa kau tidak bisa melihat wujudku?! Aaarrww!" balas May dengan nada jengkel.

"Aku tidak bisa melihat apa pun di sini!" tegas Beliord yang mencoba meraba sekitarnya agar ia bisa mengetahui di mana keberadaan gadis aneh itu.

Bodohnya seorang Beliord ia malah menyentuh kepala May dan merasa sedikit aneh. Ia mengelus-elus rambut panjang tersebut dan juga telinga kucing yang aneh. Detik itu juga May merasa nyaman.

"Miaw!" Tanpa sengaja ia mengeong tanda suka dan mengejutkan Beliord.

"Aarghh!!" teriak Beliord yang langsung menjauh. "Bunyi apa itu?" tanyanya.

May kembali tersadar dari rasa nyaman tersebut. "Tidak sopan!" ketus gadis itu.

"Apa? Bunyi apa tadi?!" Beliord masih di ambang rasa keterkejutannya.

"Berhenti bertanya sebelum kugigit kau, Kaum Ras Bangsawan!" omel May. Ia juga merasa malu karena tiba-tiba mengeong seperti itu.

"Jadi bunyi apa ...."

May langsung menarik baju yang Beliord kenakan dan membuat pria itu tidak melanjutkan kalimatnya.

"Aku tidak bisa melihat apa pun," ucap Beliord pelan karena ketakutan.

May menghempas tubuh pria itu ke tanah. Beliord terbaring di atas dedaunan kering. Gadis itu menyalakan sebuah api unggun. Ia juga memisahkan dedaunan kering agar apinya tidak menjalar.

Beliord hanya diam saja begitu mendapati seekor siluman kucing di hadapannya.

"Jadi apa yang kau lakukan di sini?" tanya May memecah keheningan.

"Aku sedang mencari tempat ras Argoz," jawab Beliord.

"Argoz? Kau penghianat dari Clenhya? Kau ingin bergabung bersama ras biadab itu?" May langsung menyerang Beliord dengan pertanyaan tersebut.

"Memangnya ras Argoz itu seperti apa?" tanya Beliord.

May malah terdiam. Pria di hadapannya ingin mencari ras Argoz tapi ia tak tahu seperti apa ras tersebut. Jadi apa tujuan pria itu? Begitu pikir May.

"Kelopak Mawar milik Clenhya telah dicuri oleh Nee ...."

"Dicuri?!" pekik May membuat Beliord menghentikan kalimatnya.

"Iya, aku tidak tahu harus mencari ke mana. Aku bahkan tidak tahu seperti apa itu ras Argoz," jawab Beliord.

"Lalu untuk apa kau mencari mereka?!" tanya May lagi.

"Tentu saja untuk mengambil kembali kelopak mawar itu! Nee tidak boleh mencurinya begitu saja!" tegas Beliord.

"Kau benar-benar tidak tahu seperti apa ras Argoz?" tanya May lagi dan lagi.

"Mungkin jika kau memberitahuku, aku akan mengetahuinya," jawab Beliord berharap untuk mendapatkan informasi lebih banyak.

"Ras Argoz adalah ras kumpulan para penghianat! Di Nimusha ini terdapat 4 wilayah yang tidak boleh dilewati oleh masing-masing penghuninya. Pertama adalah wilayah Clenhya yang berisi para kaum bangsawan. Kudengar Clenhya banyak terdapat kerajaan dan siapa saja bisa menjadi raja atau penguasa di sana," ucap May.

"Iya, aku berasal dari sana. Itu memang benar," jawab Beliord dengan antusias.

"Lalu kenapa kau berbohong dan mengatakan bukan dari sana?" tanya May.

Beliord mulai kikuk. "Eung, itu ... aku .... Lanjutkan saja penjelasan tentang wilayah itu!" Ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraannya.

"Yang kedua, wilayah Frost. Wilayah yang saat ini kau datangi. Frost berada di sepanjang hutan Nimusha. Semua hutan di negeri ini adalah milik Frost. Frost diisi oleh ras hewan dan ras peri. Frost sangat berbeda dengan Clenhya. Karena penghuni Frost memiliki apa yang tidak dimiliki penghuni Clenhya, yakni sihir," ucap May dan berdiri sambil mengambil beberapa ranting kayu karena api mulai padam.

"Apa itu artinya kau juga memiliki sihir?" tanya Beliord.

"Sihir ras kucing tidak bisa digunakan di sembarang tempat. Karena kami juga memiliki kerajaan yang dibedakan oleh ras. Kami memiliki peraturan yang ditetapkan oleh kerajaan," jawab May sambil menuang kayu-kayu kering di atas api unggun.

"Lalu, di mana letak dua wilayah yang tersisa?" tanya Beliord.

"Jika kau berjalan terus ke utara dan keluar dari Frost, kau akan sampai di pantai dan melihat lautan. Di sanalah wilayah Rocksea. Kaum ras duyung mendiami lautan Nimusha. Tapi, jangan sering bermain di sana karena para bajak laut dan perompak juga mendiami kawasan itu," jelas May dan kini ia menatap ke langit tanpa bulan. Cahaya bintang menjadi lebih terang karena hal itu.

"Yang terakhir adalah wilayah Orbiz, Orbiz berada di langit Nimusha. Tidak ada yang tahu nama ras penghuni di sana, kami menyebutnya dengan sebutan ras Orbiz. Mereka bekerja untuk Nimusha sebagai pengawal dan pengamat. Mungkin salah satu dari mereka ada yang melihatmu melewati perbatasan," lanjut May.

"Jadi, di wilayah mana ras Argoz tinggal?" tanya Beliord.

May malah mengejeknya dengan sebuah desahan kecil. "Argoz bukanlah sebuah ras. Mereka hanya kumpulan para penghianat. Tujuan mereka adalah menghancurkan Nimusha," jawab May.

"Tapi Nee sudah memimpin Nimusha! Bukankah Nee berasal dari Argoz?" Kalimat tersebut membuat May membesarkan kedua bola matanya.

May membawa Beliord ke sebuah istana yang merupakan Istana Swan. Istana tersebut diisi oleh ras Angsa.

"Aku tidak pernah tahu bahwa ada tempat seindah ini di Nimusha," gumam Beliord.

May terus berjalan memasuki istana tanpa memedulikan pria itu.

Setelah meminta bantuan pada para penjaga, May dan Beliord dipertemukan dengan Ratu Angsa yang bernama Adel. May memberitahukan apa yang baru saja Beliord sampaikan padanya.

"Benarkah?!" Berita itu cukup mengejutkan untuk Adel. "Tapi bagaimana bisa kelopak mawar itu dicuri oleh Nee? Dan bagaimana bisa Nee memimpin Nimusha?!" lanjutnya.

"Nee sudah mencuri kelopak mawar itu sejak 20 tahun yang lalu, saat ayahku masih memimpin Nimusha," jawab Beliord.

"Raja Yomez? Kau Pangeran Beliord?!" May ikut terperangah begitu mengetahui bahwa yang sedari tadi bersamanya adalah seorang pangeran.

"Kau mengenal ayahku?" Beliord malah balik bertanya.

"Raja Yomez pernah menjadi bagian dari 5 orang paling berpengaruh di Nimusha. Akan tetapi, menjelang kematiannya, Raja Yomez menjadi raja terburuk sepanjang masa di Clenhya," ucap Adel.

"Benar kau Pangeran Beliord?!" tanya May lagi.

"May," panggil Adel agar gadis dari ras kucing itu menjaga sikapnya. "Jadi apa yang akan kau lakukan, Pangeran Beliord?" tanya Adel.

"Aku ingin mendatangi tempat ras Argoz dan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku," jawab Beliord.

"Itu mustahil!" bantah Adel.

"Tidak ada yang mustahil bagiku! Aku akan mengambil kembali kelopak mawar itu dan kembali ke Clenhya untuk menjadi seorang pahlawan!" Beliord ikut membantah.

"Pahlawan? Kau akan mati sebelum menemukan keberadaan ras Argoz," ucap Adel.

"Aku siap untuk mati!" tegas Beliord.

Adel dan May saling menoleh. "Baiklah, Pangeran. Ambillah ini!" Adel memberikan sebuah kalung dengan permata merah sebagai buahnya.

"Apa ini?" tanya Beliord.

"Aku akan mengizinkanmu untuk melintasi wilayah Frost dengan syarat. Jika kau berhasil menemukan ras Argoz, kau harus membawa Wala kembali ke istana ini," ucap Adel dan May menyetujui persyaratan tersebut.

"Wala?" tanya Beliord lagi sambil mengalungkan permata itu di lehernya.

"Wala adalah kakakku. Ia telah pergi meninggalkan Frost satu tahun yang lalu dan kami mendapat berita bahwa dia telah menjadi bagian dari ras Argoz. Kami juga tidak tahu apa alasan ia melakukan ini. Tapi, kumohon bawa dia kembali, Pangeran Beliord." Adel memohon di hadapan Beliord dengan kedua telapak tangan yang ia satukan. "Permata itu bisa mematahkan sihir yang Wala miliki. Untuk berjaga-jaga, mungkin saja dia akan menyerangmu dengan sihirnya," lanjut Putri Angsa itu.

***

Beliord bersama May menyusuri hutan hingga ke pantai. Di sana mereka bertemu dengan para duyung. Beliord pun menceritakan hal yang sama. Para duyung tidak berani memberikan informasi apa pun mengenai ras Argoz. Mereka malah pergi begitu saja. May dan Beliord kembali menyusuri pantai dan berharap menemukan suatu petunjuk untuk mencari ras pengkhianat tersebut.

Sayangnya, di tengah perjalanan, dua orang berpakaian serba hitam dan topeng, yakni anggota Orbiz turun ke pantai dan menghadang langkah mereka.

"Ada apa ini?" tanya Beliord.

"Kau melanggar perjanjian perbatasan yang tertulis di peraturan Nimusha! Ras Bangsawan tidak boleh berlaku seenaknya dan melintasi kawasan lain tanpa izin dari pemimpin kerajaannya!" jelas anggota Orbiz tersebut.

"Aku dari Frost dan sudah mendapatkan izin dari Putri Adel!" bantah May.

"Bagaimana dengan temanmu?" tanya mereka.

Beliord tidak bisa memberikan keterangan apa pun, yang ia lakukan memang sebuah kesalahan.

Mereka membawa Beliord ke sebuah gedung tinggi di atas awan. Gedung itu adalah tempat tinggal Beliord semasa dulu yakni Istana Nimusha. Istana tertinggi di negeri tersebut.

Beliord dibawa ke sebuah ruangan dan dipaksa untuk berlutut di hadapan seorang pria yang sedang memainkan bulir-bulir air di jendela istana.

"Salam hormat kami kepada Raja Nimusha!" ucap pemimpin anggota Orbiz membuat pria itu menoleh dan mereka semua tunduk kepadanya.

Pria itu malah terkejut begitu melihat kehadiran Beliord. "Ada apa?" tanya pria itu.

"Kami menemukan ras bangsawan yang melanggar peraturan. Dia melewati perbatasan Clenhya dan Frost. Kami menemukan dia di pesisir pantai menuju Rocksea," jawab anggota Orbiz.

Pria itu tersenyum kecut sambil berjalan menghampiri Beliord yang sudah diikat kaki dan tangannya. "Kalian boleh pergi," ucapnya dan tinggallah pria itu berdua saja bersama Beliord.

"Nee?!" tanya Beliord dengan amarah.

"Aku mencium darah Gyuri di sini," ucap pria itu mengejek Beliord yang memiliki darah keturunan dari ibunya.

"Lepaskan aku!!! Akan kubunuh kau, Biadab!!" teriak Beliord.

"Membunuhku?" Nee malah tertawa mendengar ancaman itu. "Jika kau sekuat itu, lepaskan dirimu sendiri," lanjutnya.

Beliord terus berusaha untuk melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Tapi mustahil, ia tak bisa.

Nee menghampiri pria dua puluh tahun itu dan melukai tangan Beliord dengan sebuah pisau kecil. "Aaarrrghhhh!!!" teriak Beliord menahan sakit.

"Aku hanya membutuhkan sedikit darah dari keturunan Gyuri, terima kasih telah mempermudahku," ucap Nee memasukan beberapa tetes darah Beliord ke dalam gelas kecil yang terbuat dari kaca.

"Lepaskan akuuu!!!!" teriak Beliord lagi.

***

Sejak kejadian itu, Beliord dipenjara di sebuah tempat yang ia tak tahu di mana letaknya.

Beliord dijaga oleh seorang wanita berkulit putih. Tapi sayangnya, wanita itu menutupi sebagian wajahnya dengan jubah yang ia kenakan sambil berbaring. Seorang pria datang ke penjara tersebut.

"Hei, Cantik! Berikan makanan ini padanya!" perintah pria itu.

"Berikan saja, itu bukan tugasku," ucap gadis itu dan kembali berbaring.

Pria itu mendesah jengkel dan memberikan makanannya kepada Beliord dari sela jeruji besi.

"Kenapa Nee tidak membunuhnya saja?" gerutu pria itu di hadapan Beliord.

"Entah," jawab gadis yang berbaring tadi.

Seorang pria yang lain menghampiri mereka. Pria itu memiliki rambut yang putih dan sangat tampan tapi wajahnya tampak dingin.

"Apa Nee merencanakan sesuatu?" tanya pria yang memberikan Beliord makanan.

"Entahlah, Gerd! Behenti mengajakku mengobrol!" tegas gadis itu sambil menoleh. Ia terkejut begitu mengetahui pria berambut putih itu berada di dekat mereka. "Clint?" gumamnya.

Gerd adalah pria yang memberikan Beliord makanan.

"Kau tidak ditugaskan untuk tidur," ucap pria bernama Clint tersebut.

"A—aku hanya merasa bosan!" bantah gadis itu. "Tapi aku tidak bosan mencintaimu," lanjutnya sambil terkekeh.

Gerd menoleh ke arah lain dan memperagakan seolah ia ingin muntah. Clint menatap datar mereka semua. Tidak ada emosi yang ia rasakan.

"Berhenti bermain-main!" tegasnya.

"Gerd yang menggangguku!" bantah gadis itu.

"Apa?! Aku hanya diperintahkan untuk memberi tahanan ini makanan!" Gerd ikut membantah.

"Pergi ke tempatmu, Gerd!" tegas Clint. Gerd berjalan dengan kesal meninggalkan penjara tersebut.

"Clint ...." Kalimat gadis itu terhenti karena Clint meninggalkannya.

Clint pernah menjadi bagian dari kerajaan yang berada di Rocksea. Ia merupakan pangeran duyung yang berkhianat demi membalaskan dendamnya kepada sang ayah.

Cinta bertepuk sebelah tangan antara gadis itu dan Clint sering kali menimbulkan pertengkaran hingga gadis tersebut nyaris dibunuh oleh Clint di hadapan penjara Beliord.

***

Jauh di perbatasan Frost dan Rocksea, May menyusuri pantai dan diketahui oleh pasukan Orbiz. Sialnya May kali ini, dia dijatuhi hukuman mati oleh Nee karena melewati perbatasan.

***

Beliord sedang berdiam diri di dalam penjara.

"Wala!" teriak Gerd berlari menghampiri gadis itu.

Panggilan itu seolah memberitahu Beliord bahwa wanita yang menjaganya tersebut adalah Wala, sang putri angsa dari Frost.

"Tidak bisakah kau tidak mengangguku, Gerd!" omel Wala.

"Ada seorang gadis dari Frost dihukum mati oleh Nee!!" teriak Gerd dengan napas ngos-ngosan.

"Hah?! Siapa?" tanya Wala yang terkejut akan berita tersebut.

Beliord enggan untuk meladeni mereka.

"May!" tegas Gerd.

Mendengar nama itu ia langsung menghampiri jeruji besi. "May? Dari Frost? Ras kucing?" tanya Beliord.

"Iya, tahu dari mana kau tentang dia?" balas Gerd.

"Dihukum mati? Yang benar saja!!" teriak Beliord membuat Gerd dan Wala lebih terkejut lagi.

***

Di samping itu, Clint tengah mempersiapkan diri untuk menyerang Rocksea, sayangnya hal tersebut tidak disetujui oleh Nee. Karena pria itu ingin fokus menindas Clenhya.

Perjalanan cinta Wala dan Clint juga semakin memanas. Karena Clint akan melawan Nee dengan mencalonkan diri sebagai pemimpin Nimusha di periode berikutnya. Dengan begitu ia bisa membuat peraturan seenaknya untuk menindas Rocksea.

"Hentikan ini semua, Clint!" tegas Wala sambil melempar bola sihir dan memecahkan pedang yang Clint pegang. Hal itu membuat Clint semakin berapi-api. "Kau tidak akan menang jika melawan Nee! Kau bisa mati di tangannya! Jangan bodoh!" teriak Wala di hadapan pria itu.

Clint malah mencekiknya hingga kaki Wala tak menyentuh lantai. "Kau yang akan mati di tanganku jika mencampuri urusanku!" tegas pria itu dan menghempas Wala hingga terbaring di lantai.

"Clint," ucap Wala yang hendak menangis.

***

Di situasi genting tersebut, Beliord mendapat tawaran dari Nee untuk bergabung dengan ras mereka. Beliord memanfaatkan kesempatan itu dengan berpihak kepada Nee dan berpura-pura bersedia untuk menjadi bagian dari Argoz.

Sejak bergabungnya Beliord menjadi anggota yang paling dipercaya oleh Nee. Dia diperintahkan untuk bertarung melawan Clint untuk memperebutkan kelopak mawar emas sebagai penentuan siapa yang akan mencalonkan diri sebagai pemimpin Nimusha setelah Nee. Karena pria itu akan kembali melanjutkan misinya yang belum selesai.

"Baiklah, kali ini lawanmu hanya seorang pria lemah dari ras bangsawan. Aku tidak akan mencegahmu untuk membunuhnya," ucap Wala saat Clint dan Beliord hendak bertarung.

Clint kalah dan hampir mati. Hal ini membuatnya semakin tidak menyukai sosok Wala yang berbicara terlalu besar sehingga membuat Clint juga ikut meremehkan seorang Beliord. Wala merawat dan menyembuhkan luka Clint dengan sihir angsa yang ia miliki, tapi hal itu tidak membuat pria itu luluh. Ia malah berniat untuk membunuh Wala di lain kesempatan.

Kelopak mawar emas diberikan oleh Nee kepada Beliord, tapi Nee mengatakan bahwa kelopak mawar itu palsu dan dia tidak tahu di mana kelopak mawar yang telah dihilangkan oleh Yomez (ayah Beliord).

Detik itu juga Beliord membunuh Nee. Beliord dinobatkan menjadi pemimpin Argoz sebagai pengganti Nee karena dia adalah anggota kepercayaan di sana.

Tujuan Beliord yang ingin menghancurkan ras Argoz, kini berubah. Dia memanfaatkan jabatannya yang sekarang. Beliord memberikan tugas baru kepada semua anggotanya untuk mencari kelopak mawar emas tersebut.

Sejak saat itu, Argoz yang kejam dan berisi para pengkhianat menjadi pemburu kelopak mawar Nimusha dan diketuai oleh Beliord.