Chereads / Nimusha / Chapter 2 - Pulau di Tengah Lautan

Chapter 2 - Pulau di Tengah Lautan

"Salam hormat kami kepada Raja Nimusha!" ucap Anggota Orbiz dengan pakaian serba hitam dan masker menutupi wajah, memberikan hormat kepada Beliord. Kelopak mawar palsu itu benar-benar berfungsi untuknya.

Beliord duduk di singgasananya. Mengurusi beberapa tugas penting untuk negeri Nimusha. Setahun sudah ia menduduki jabatan tertinggi di negeri itu.

"Beliord!" teriak Wala yang datang tanpa hormat memasuki ruangan penting tersebut. "Tinggalkan aku bersama Beliord di sini!" perintahnya pada anggota Orbiz. Namun, demi keselamatan raja mereka tidak memenuhi perintah tersebut.

"Apa kalian tuli?!" tegas gadis itu sambil mengeluarkan pedangnya.

Beliord tersenyum sekilas dan memberikan isyarat bahwa anggota Orbiz boleh meninggalkannya bersama gadis itu. Saat semua anggota Orbiz telah pergi, Wala menghempas sebuah surat ke pangkuan Beliord.

"Apa ini?" tanya Beliord dan membaca surat tersebut.

Surat itu berisi tentang penobatan Beliord menjadi pemimpin ras Argoz dan ditandatangani oleh Nee sebelum kematiannya. Mungkin Nee terlalu mempercayai Beliord sehingga ia mewariskan ras tidak resmi itu kepadanya.

"Kau membunuh Nee?!" teriak Wala tak percaya. Beliord berdiri dari duduknya agar Wala tak membahas hal itu lagi.

"Aku tahu kau mencintai Clint. Aku hanya ingin membantumu untuk mendapatkannya dengan mudah. Setidaknya kau tidak akan memiliki hambatan apa pun untuk mendapatkannya sekarang," jawab Beliord.

"Apa maksudmu?! Clint dan aku lebih dulu bergabung dalam Argoz! Harusnya Clint yang menggantikan posisi Nee, bukan kau!" teriak Wala lagi.

"Kau salah, Wala! Aku akan meresmikan ras Argoz di dalam Nimusha. Jika Clint yang berada di posisi ini, apa dia akan memikirkan tentang Argoz? Apa dia akan memikirkan tentangmu?" tanya Beliord yang mulai kesal.

Wala terdiam sejenak. Ia memasukkan kembali pedangnya. "Jadi apa rencanamu? Dan kenapa kau membunuh Nee?!" tanya Wala lagi.

"Aku akan mengembalikan kedamaian Nimusha. Berikan surat ini kepada Clint. Soal pembunuhan itu ... pembalasan," ucap Beliord tersenyum kecut sambil memberikan sebuah surat.

"Pembalasan pasal apa? Apa dia menyakitimu? Apa dia membunuh keluargamu? Dia bahkan tidak mengenalmu. Kenapa kau melakukan ini?" tanya Wala lagi.

Beliord mulai menyampai puncak emosinya ketika gadis itu mengucap pertanyaan pasal pembunuhan keluarganya. Ayahnya telah meninggal dunia akibat kepemimpinan Nee.

"Kau boleh pergi!" tegas Beliord kembali duduk di singgasananya.

"Akan kutunggu perdamaian yang kau sebutkan, Anak Bawang!" ketus Wala sambil berjalan pergi.

Setelah kepergian Wala, ruangan itu menjadi sepi karena hanya ada Beliord di sana. Tiba-tiba ....

"Harusnya kau membunuh gadis itu, Beliord!" Kalimat itu terdengar dengan sangat jelas di telinga seorang Beliord. Ia menoleh ke kiri dan kanan, tapi ia tidak menemukan sosok yang mengucap kalimat tersebut.

"Sepertinya dia bisa menghambat kinerjamu!" Suara itu terdengar lagi.

"Suara siapa itu?!" teriak Beliord.

"Aku? Kau tak akan bisa melihatku."

"Siapa itu?! Keluarlah!!" teriak Beliord lagi.

"Kau tak akan bisa melihatku, Beliord. Ekhem-ekhem, perkenalkan, namaku Yota! Yota dikirim untukmu," ucap suara perempuan itu lagi.

"Dikirim? Apa maksudmu, keluarlah!" Beliord masih berusaha mencari di mana letak sumber suara tersebut.

"Iya, Yota akan mengisi kekosongan hatimu!

"Siapa yang mengirimmu?" tanya Beliord.

"Eung ... Yota tidak tahu," jawab Yota yang wujudnya masih tak nampak.

***

Wala memberikan surat dari Beliord kepada Clint. Tanpa bertanya, pria itu langsung membaca surat tersebut.

[Dengan dibacanya surat ini menandakan bahwa Clint dan Wala resmi ditugaskan untuk mencari informasi tentang kelopak mawar yang berada di tiga wilayah Nimusha, yakni Frost, Rocksea dan Orbiz. Tertanda, Raja Beliord]

"Semudah itu memerintah?" gumam Clint.

"Apa isinya itu?" tanya Wala.

"Bersiaplah! Aku tidak suka menunggu!" tegas Clint yang menghempas surat itu di hadapan Wala dan pergi.

Wala membaca surat tersebut dengan mata yang membesar. "Ditugaskan bersama Clint? Apa ini yang dimaksud Beliord ingin membantuku?" gumam gadis itu.

"Aku akan membunuhmu jika terlambat!" ketus Clint dari jarak yang tak terlalu jauh.

Segera Wala beranjak dari tempatnya sambil tersenyum. Gadis itu mengejar langkah Clint dan menyetarakan jalannya bersama pria tersebut. "Wilayah mana yang akan kita datangi terlebih dulu?" tanya Wala.

"Rocksea," jawab Clint singkat.

Wala malah terdiam. Pasalnya, Rocksea adalah wilayah kerajaan keluarga Clint berada. "Apa kau yakin?" tanya Wala lagi.

Namun, seperti biasanya Clint tak banyak bicara. Ia tak membuka suara sembari mengemasi barang-barang termasuk persediaan makanan.

"Apa kau tak takut dibunuh oleh rakyat Frost?" tanya Clint membuat Wala terkejut.

"Aku Putri Wala, sihir terkuat ras angsa ada di tanganku," jawab Wala pasti.

"Angsa?" Clint mendesahkan napas untuk mengejeknya. "Apa kau tak takut jika kubunuh di perjalanan?" tanya Clint lagi.

"Justru bersamamu aku merasa aman," jawab Wala singkat dan menggendong ranselnya.

Clint menatap lekat gadis itu. Sementara Wala berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Berhenti bermain-main dengan perasaan! Aku tidak menyukai orang yang berpura-pura!" geram Clint sambil mengepal kedua tangannya saat Wala benar-benar menghilang dari pandangan.

***

Sementara itu yang terjadi di istana Nimusha, Gerd berdiri di hadapan Beliord.

"Gerd, aku akan menugaskanmu untuk memata-matai Wala dan Clint. Sampaikan padaku semua informasi tentang mereka!" perintah Beliord.

***

Clint dan Wala berjalan menuju Pesisir pantai perbatasan Frost dan Rocksea.

"Apa kau sudah lupa tentang ...."

"Tutup mulutmu atau kuhabisi nyawamu!" tegas Clint karena ia tak ingin banyak bicara dan menjadi dekat dengan gadis itu.

Mereka terus berjalan dan akhirnya sampai di pesisir pantai.

"Bagaimana caranya aku bisa memasuki lautan? Aku tidak memiliki insang," ucap Wala.

Tapi itu terdengar seperti sebuah olokan di telinga seorang Clint. Tanpa memberikan jawaban, pria itu langsung melompat ke lautan.

"Clint! Apa yang harus aku lakukan di sini?!" tanya Wala lagi.

Baru beberapa menit berlalu, tiba-tiba Clint kembali dengan lengan dan ekor sirip yang terluka. Duyung pria itu sekarat. Entah apa yang terjadi di dalam sana, karena Wala tak bisa melihat semuanya.

"Clint!! Apa yang terjadi?!" teriak Wala yang langsung menarik pria setengah ikan itu untuk menepi ke daratan. "Apa? Apa yang terjadi?! Kau menabrak karang?! Kau diserang hiu?! Atau apa?!" Wala sangat panik melihat pria yang ia sukai itu terluka parah.

"Sembuhkan aku!" perintah Clint sambil menahan sakit disekujur tubuhnya.

"Tapi ...."

"Cepat!!" teriak Clint membuat Wala menghentikan kalimatnya dan mengusapkan sihirnya ke luka yang berada di tubuh Clint.

Setelah mengobati Clint, Wala menjadi mengantuk karena energi yang ia miliki memang sudah terkuras lebih dari separuh akibat mengobati pria itu.

Clint hendak kembali ke lautan namun Wala menahan tangannya. "Kau akan melakukannya lagi? Energiku hampir habis, Clint. Aku tidak bisa mengobatimu lagi setelah ini!" tegas Wala.

"Aku tidak suka menunda pekerjaan!" tegas Clint dan menghempas tangan gadis itu.

Clint kembali menyelam ke lautan dan kembali terluka. Dengan energi yang tersisa, Wala mengobati Clint kembali dan gadis itu berubah menjadi seekor Angsa karena kehabisan energi.

"Kau?" tunjuk Clint pada seekor angsa di sebelahnya.

"Aku sudah mengatakannya padamu, Clint! Tugas ini ditunjukkan untuk kita berdua! Jika kau ingin mendominasi untuk menyelesaikannya, aku akan menyampaikan ini semua kepada Beliord! Kau terlalu gegabah! Kita tidak bisa langsung datang begitu saja ke kawasan mereka! Kau juga tidak boleh memaksa mereka untuk memberikan informasi tentang kelopak mawar itu! Karena mereka adalah pemiliknya, mereka berhak untuk memberikan informasi atau menolaknya!" omel Wala.

Clint malah mendesahkan sebuah ejekan. Wala hanyalah seekor angsa yang banyak bicara di mata pria itu.

"Bagaimana cara mengembalikanmu?" tanya Clint.

"Kita istirahat dulu! Aku butuh energi untuk mengubah wujudku! Heh!" Wala merajuk karena kejadian itu. Dia berjalan menuju Frost dengan langkahnya bak Angsa sombong. Clint mengikuti unggas putih tersebut.

Hari semakin sore, Wala tak kunjung berubah menjadi manusia. Mereka memutuskan untuk bermalam di pinggiran Frost tersebut. Clint juga menyalakan api agar mereka tak kedinginan diterpa angin pantai.

Saat mereka tengah tertidur, sebuah kapal mendarat di pantai itu. Kapal tersebut merupakan kapal para bajak laut. Mereka melihat asap dan api yang menyala di dalam hutan Frost. Mereka memilih untuk menghampiri api tersebut dan mendapati seorang pria dan seekor angsa di sana.

Mereka mengoleskan sebuah ramuan dimulut Clint dan membawa pria itu pergi.

***

Saat terbangun, Wala tak mendapati Clint di dekatnya. Hal itu membuat Wala kembali ke istana Nimusha dan memberitahukannya kepada Beliord.

"Aku sudah mengetahuinya!" tegas Beliord. "Aku meminta Gerd untuk memata-matai kalian," lanjutnya.

"Apa yang harus kita lakukan?!" Wala benar-benar panik.

"Kembalilah ke markas Argoz. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku di sini dan kita akan membahas soal itu di sana!" perintah Beliord.

"Tapi bagaimana jika Clint dibunuh oleh mereka selama aku masih menunggu kau menyelesaikan pekerjaanmu itu?!" teriak Wala.

"Tanggungjawabku!" jawab Beliord yang ikut berteriak.

Wala pun pergi sesuai arahan dari raja Nimusha tersebut.

***

Di sisi lain Clint bersama pasukan bajak laut menuju sebuah pulau. Di sana Clint memasuki sebuah rumah dan melihat ada foto Nee di ruang tamunya. Seorang wanita tengah menatap foto tersebut. Ketika Clint hendak mendekatinya, wanita itu pergi.

***

Beberapa jam kemudian, Beliord, Gerd dan Wala mencari keberadaan Clint dengan sebuah kapal. Di tengah lautan, mereka diserang bajak laut. Semua persediaan dan simpanan mereka diambil dan kapal mereka dibajak. Mereka ditinggalkan di sebuah pulau kecil yang mereka sendiri tak tahu di mana letaknya.

Di pulau itu mereka menemukan sebuah pondok kecil.

"Permisi, apa ada orang?" ucap Beliord di depan pintunya.

Seorang laki-laki dari ras Clenhya membukakan pintu. Pakaiannya berwarna putih dan aneh, rambutnya juga putih. Tapi wajah pria itu seperti baru 17 tahunan. Sangat muda untuk tersesat di pulau tersebut.

"Ap yang membawa kalian ke sini?" tanya pria itu.

"Kapal kami dibajak dan hanya pulau ini yang kami temui. Apa kami boleh bermalam dan istirahat di sini?" ucap Wala.

"Dibajak?" Pria itu masih terdiam sambil memerhatikan mereka satu persatu.

"Ada apa?" Pria yang lain juga keluar dari pondok itu. Pria yang satu ini juga sangat aneh, pakaiannya serba hitam dan tudung kepalanya yang lancip seperti seorang penyihir.

"Wah, kita kedatangan tamu! Masuklah!" ucap pria berbaju putih itu mempersilakan mereka semua untuk masuk ke dalam pondok.

"Siapa mereka?" tanya Penyihir pada temannya.

"Kapal mereka dibajak. Buatkan mereka makanan dan minuman! Kita harus melayani tamu sebagaimana mestinya!" perintah pria berbaju putih.

Setelah menunggu beberapa saat, mereka mulai mengobrol.

"Panggil saja aku, Profesor. Aku dari Clenhya," ucap pria berbaju putih itu.

"Clenhya?" tanya Beliord.

Beliord mulai merasa heran mengapa ras Clenhya bisa menyebrangi hutan dan lautan hingga ke pulau tersebut. Sedangkan perjanjian yang memperbolehkan untuk melintasi perbatasan adalah buatan Beliord dan dia baru menjabat menjadi pemimpin Nimusha.

"Aku dari ras peri di Frost. Panggil saja aku Penyihir. Aku tidak suka menjadi peri yang lemah!" ucap pria berbaju hitam.

"Kami sudah mendiami pulau ini lebih dari 40 tahun," ucap Profesor.

"Hah?!" Wala ikut terkejut mendengarnya. "Ta—tapi wajah kalian ...." Tunjuk Wala pada wajah muda yang mereka miliki.

"Ha ha, ini hasil obat dan sihir yang kami gabungkan. Bagaimana? Seperti usia berapa aku di matamu, Nona?" tanya Penyihir sambil membanggakan rupanya yang tampan.

"Tapi, bagaimana cara kalian ke pulau ini? Bukankah peraturan yang memperbolehkan melewati perbatasan masing-masing wilayah, baru dibuat? Jika sudah lebih dari 40 tahun, berarti ini sudah lebih dari 2 periode pergantian pemimpin Nimusha," ucap Beliord.

"Ceritanya sangat panjang jika kami ceritakan pada kalian. Kami dikirim ke pulau ini untuk menuntaskan tugas yang sudah lebih dari 1000 tahun kami kerjakan," jawab Penyihir.

"Seribu tahun? Jadi berapa usia kalian?!" tanya Gerd yang juga ikut merasa penasaran.

"Usia? Aku hanya mengingat saat diriku lahir di Clenhya, wilayah itu masih dipimpin oleh raja Derothy sampai aku beranjak remaja," jawab Profesor.

"Tahun berapa itu, Beliord?" tanya Wala.

"Mana kutahu!" jawab Beliord singkat. Jangankan tahun, nama raja itu pun Beliord tak mengenalnya.

"Aku lahir mulai dari kepemimpinan Ratu Wolfi di Frost. Saat itu tidak ada tanggal. Orang-orang hanya menandai tempat lahir anak-anaknya. Tidak ada yang peduli pada usia," jawab Penyihir.

"Ratu Wolfi?! Ratu Wolfi pernah menjadi pemimpin Frost?!" tanya Wala yang terkejut mendengar kalimat tersebut.

"Kau mengenal Ratu Wolfi?" tanya Penyihir.

"Tentu saja! Usia Ratu Wolfi sudah lebih dari 1000 tahun. Dia menjadi ratu abadi dari ras Serigala! Tapi aku baru tahu bahwa dia pernah menjadi pemimpin di Frost," jawab Wala.

"Ratu Wolfi juga menggunakan obat itu untuk hidup yang lebih panjang. Dia juga sudah pernah dibunuh oleh rakyat Clenhya, tapi regenerasi yang diciptakan oleh obat itu benar-benar sangat cepat. Dia masih bisa bertahan hingga saat ini," ucap Penyihir lagi.

***

Di pulau yang berbeda, Clint sering melihat seorang wanita berdiri di hadapan foto Nee. Ketika ia ingin mendekatinya, wanita itu pergi ke sebuah kolam di belakang rumah tersebut. Clint selalu kehilangan jejak begitu sampai di kolam itu.

Akhirnya kali ini Clint mendapatkan wanita itu. "Siapa kau?" tanya Clint.

"Apa 20 tahun itu bisa dilupakan hanya karena seorang wanita?" tanya wanita itu dan melompat ke dalam kolam. Tiba-tiba wanita itu berubah menjadi Katak.

Clint tak tahu apa maksud dari kalimat tersebut. Tapi, setidaknya di sinilah ia mengetahui bahwa wanita itu dari ras Frost dan merupakan keturunan ras Katak.

"Aku, Clint. Pangeran duyung dari Rocksea," ucap Clint.

Tiba-tiba wanita itu kembali pada wujud manusia dan menghampiri Clint. "Pangeran?" tanyanya.

Para bajak laut yang mendengar hal tersebut pun ikut menghampiri mereka. "Kita bisa menjadikannya sebagai tawanan. Kita bisa memeras harta kerajaan duyung di Rocksea!" ucap salah satu dari bajak laut itu.

"Tidak," jawab wanita itu sambil tersenyum ke arah Clint. "Hari ini, aku akan menjadikanmu pemimpin rombongan bajak laut!" lanjutnya.

Wanita itu bernama Koda. Ia diasingkan ke pulau tersebut karena pernah membunuh kaum dari rasnya sendiri. Ia pernah membayangkan untuk membuat ras sendiri dan membuat peraturannya sendiri. Di pulau itu ia bisa menjadi Ratu dari para bajak laut.

***

Beliord, Wala dan Gerd melihat ruang laboratorium milik Profesor. Terdapat bola merah kecil menyala di sebuah kotak kaca.

Setelah cukup beristirahat dan berhari-hari membuat kapal yang baru, mereka kembali berusaha mencari keberadaan Clint.

Merekamenyinggahi sebuah pulau dan bertemu pada ras yang tidak teridentifikasi di sana. Beliord memerintahkan Gerd untuk mencatat data mereka semua agar Beliord bisa memberikan hak yang sama dengan ras yang lain.

Di sinilah ras baru bernama Heland diresmikan untuk penduduk yang tinggal di pulau tersebut.

Tiba-tiba sebuah perang terjadi di perbatasan Clenhya dan Frost. Hal itu disampaikan oleh ras Orbiz. Saat Beliord dan yang lainnya ke sana, ternyata terdapat kecurangan yang dilakukan oleh Jacob untuk memperluas daerah kekuasaannya. Perang tersebut menewaskan keluarga Beliord, dan beberapa ras hewan dari Frost.

Beliord kembali marah dia mendatangi kerajaan Clenhya dan hendak membunuh Jacob. Tapi, Jacob melarikan diri ke sebuah pulau yang di sana terdapat ras Heland. Dia berpura-pura kehilangan ingatannya. Penduduk ras Heland yang terlalu ramah pun memberinya nama yang baru, yakni Fe. Mereka membiarkan pria itu tinggal di sana dengan kehidupan yang baru.

Nama Jacob dicoret dari ras Clenhya karena emosi seorang Beliord. Beliord juga membuat peraturan baru untuk ras Clenhya, bahwa mereka tidak boleh memiliki pemimpin. Ras tersebut dinyatakan sebagai ras budak dan tidak boleh dimerdekakan dalam hal apa pun.

Hal ini terdengar hingga ke telinga Clint. Para perompak hendak mendarat dan merampok isi kekayaan ras Clenhya. Di sana Clint menjadi pemimpin perompak tersebut demi membalaskan dendamnya kepada Beliord yang mendapatkan kelopak mawar dari Nee.

Perampokan pun terjadi. Wala kembali ke Frost demi melindungi rasnya yang dulu. Gerd juga kembali ke Orbiz. Beliord pun berperang melawan para perompak. Di saat Beliord sudah kelelahan, akhirnya dia tahu bahwa pemimpin perompak tersebut adalah Clint dan berhasil melukai wajah pria itu dengan pedangnya.

Peperangan tersebut dimenangkan oleh Clint, dengan Beliord yang hampir mati. Wala, ras angsa dan para peri beserta ras Clenhya lainnya mengobati Beliord. Bagaimanapun Beliord masihlah raja mereka di negeri Nimusha.

Beliord menyadari bahwa ras Clenhya tidak bersalah atas kejahatan Jacob, ia mengembalikan peraturan Nimusha untuk kedamaian semua ras dan menobatkan Tere sebagai pemimpin Clenhya.

Kini misi Beliord bertambah, yakni membunuh Clint dan mencari Jacob.