Malino sekilas melirik box coklat itu dengan sedih, kemudian ia kembali menatap El Thariq.
"Akan ada pengawasan melekat pada proses pendaftaran calon walikota yang juga akan diikuti dengan verifikasi berkas. Itu umum dilakukan oleh badan penyelenggara pemilihan. Tapi ...," ucapnya menggantung.
Malino mengeluarkan senyum seringai getir.
"Tapi, Madam Golda memintaku menyerahkan semua barang apapun itu yang ada kaitannya dengan Arumi," lanjut Malino, lalu terkekeh dengan penuh luka hati.
"Padahal ini nggak akan masuk dalam daftar kepemilikan yang akan diverifikasi, ah! Konyol sekali!" umpat Malino geram.
Laki-laki itu terdiam sambil menunduk.
"Bahkan, untuk sekadar memiliki kenangannya saja nggak boleh," gumamnya pilu.
Malino kembali mengeluarkan seringaian getir.
"Agar Madam Golda percaya, aku akan memintamu menyerahkan semua benda di padamu. Paling wanita itu akan memintanya membuangnya," sambung Malino dengan geram.
El menghela napas dalam.
