Jenny menatap Sylvia dengan tatapan tajam. Ia menumpahkan seluruh rasa jengah, sebal, kesal, jengkel dan enegnya pada gadis itu.
"Apa aku perlu menjawab itu?" tukas Jenny ketus.
Sylvia mengedikkan bahu. Lalu, ia mencondongkan bahunya ke depan.
"Hei, aku hanya ingin memastikan, tak perlu sewot. Lihat! Di sini ada ... em ...," ucap Sylvia enteng. Ia mengedarkan pandangan matanya.
"Ada ... tiga pasang pemuda yang mungkin sedang dicalonkan dan kelihatannya-"
Sylvia menggerakkan dua telunjuknya membentuk garis-garis lurus diagonal imajiner untuk memasangkan El, Nex dan Malino dengan Jenny, Karen dan Ayana.
"Wah!!!" serunya dengan mata membelalak.
Gadis itu bertepuk tangan dengan nyaring, wajahnya terlihat bahagia.
"Madam Golda juga merangkap sebagai match maker ya?" ejeknya antusias.
Jenny menghela napas dalam.