Rachel melihat sebuah mobil hitam yang masih tertutup dan dua buah mobil dengan warna yang sama di mana pengendaranya telah berjajar rapi di samping mobil-mobil itu.
"Hah! Penjahat-penjahat itu sudah sampai di sini!" seru Rachel dalam hati.
"Enam di kanan dan enam di kiri," hitung Racheld dalam hati.
Jantungnya mulai berdegup kencang, telapak tangan gadis itu mulai berkeringat. Dalam situasi itu, telinga Rachel masih menangkap suara pintu toko dikunci oleh teman barunya.
Anyelir mendesah lelah ketika berdiri di samping Rachel.
Tiba-tiba pintu mobil hitam yang berada di tengah pintunya bergeser ke samping. Lalu, seorang laki-laki tinggi besar dengan kulit gelap berkepala plontos turun dari mobil itu.
Ia memandang ke arah Anyelir dengan wajah tanpa ekspresi.
"Ekspresinya memang datar, tapi dari setiap sudut wajahnya menguar kekejaman," komentar Rachel dalam hati, gadis itu bergidik.
Laki-laki itu maju selangkah, sedangkan Anyelir terlihat waspada.