Nex menekan klakson dengan kasar untuk melampiaskan kekesalan.
"Kalau tahu begitu 'kan tadi aku ikut olahraga, aku bisa 'menggelitik dan sedikit mencubit' ginjal mereka!" seru Nex berang.
El menghela napas panjang.
"Nex ... Nex ...," ujar El lirih.
"Emang kita bisa menunjuk dengan terang-terangan kedua pengganggu itu tanpa bukti?" tanya El datar.
"Hah?!" seru Nex bingung.
"Jika kita nekad melakukan itu, yang ada kita yang akan mati konyol," sambung El datar.
"Agh ...," desah Nex kesal.
"Kita hanya bisa melakukan gerakan-gerakan tersamar," ucap El lirih.
"Kenapa kita harus selalu ada di circle tahu tapi harus tak tahu, dan tak tahu tapi harus tahu? Menyebalkan!" umpat Nex geram.
"Hem, begitulah hidup kita," gumam El Thariq tak acuh.
"Hissh!" desis Nex kesal.
"Kita harus ke Silver Glass untuk membuang kekesalan ini," putus Nex sambil membelokkan arah mobil itu.
El tak menyanggah keputusan Nex, ia terus memejamkan mata mengistirahatkan pikirannya.