Malino menoleh ke arah El Thariq.
"Dengan adanya Hiroshi dan Madam Golda yang ada dibalik para tokoh politik itu, berarti akan ada pertarungan tersamar di antara kubu kita dan kubu Hiroshi. Dan kita tahu, Hiroshi orang seperti apa," sambung El dengan suara yang dalam.
"Ah ... aku merasa menjadi boneka kayu yang berada di mulut serigala dan heina," gumam Malino lemah.
Armand berdehem.
"Bos, saya khawatir dengan adanya Hiroshi yang telah mengetahui siapa dan bagaimana Malino dan hubungannya dengan Madam Golda, saya khawatir itu akan menjadi celah untuk menghancurkan Malino," ramal Armand khawatir.
El mengangguk.
"Ya, tentu saja, Hiroshi tentu akan memanfaatkan setiap celah, tapi jangan khawatir, Madam Golda pasti tidak akan tinggal diam jika mencium keberadaan Hiroshi di balik aktor politik yang didukungnya," papar El dengan tenang.
Malino tak menanggapi itu, ia hanya diam sambil menatap layar televisi itu.
Suara dering telepon genggam Armand menyela pembicaraan mereka.
