Alex menyandarkan punggung dan meletakan kepala di puncak sofa.
"Ya. Memang begitu," ucapnya pelan.
"Tapi, sepertinya mamaku yang adalah rival Hiroshi ini tidak seperti ibu-ibu normal lainnya," ungkap Alex lirih.
Rachel menaikan kedua kaki dan memeluk lututnya. Ia menatap Alex dengan penasaran.
"Ia menjemputku di rumah untuk kembali tinggal bersamanya setelah aku membantumu meloloskan temanmu itu. Ia bilang, ia akan memaafkan kecerobohanku itu," ucap Alex memulai kisahnya.
"Tapi, ia membawaku ke tempat itu dan pelajaran-pelajaran itu dimulai," ucap Alex enggan.
"Pelajaran apa yang Kamu maksud?" tanya Rachel yang kembali terusik dengan kata itu.
"Ia bilang aku nggak boleh kalah dengan El dan yang lain. Sebagai anaknya yang otomatis akan mewarisi semua yang dia miliki, aku harus menjadi yang terbaik," ucap Alex dengan menahan kesal.