El Thariq terperanjat.
"En Ai fifteen?!" serunya dalam hati.
"Bagaimana aku bisa nggak mengetahui itu?" tanya El dalam hati.
Sementara itu, Rachel yang berada di dalam kabin tak kalah terkejut. Ia yang diperintahkan untuk tetap berada di tempat berdiri kaku.
"Jadi, mereka semua berasal dari tempat yang sama? Tapi, kenapa satu sama lain saling nggak mengenali?" tanyanya dalam hati.
Rachel melihat Amana masih mengacungkan pistolnya pada Anyelir yang baru saja menerobos jendela di samping dinding kabin.
Amana mendesah lelah. Ia sedikit menurunkan senjata laras pendeknya.
"Tak heran Kamu bisa melacak ku, MI17. Dan itu sangat menyebalkan! Rencana ini tinggal selangkah lagi usai," ujar Amana dengan kesal.
Amana maju selangkah, begitu juga Anyelir. Kedua wanita itu menyisakan jarak yang hanya empat langkah di antara mereka.
Mereka berdiri berhadapan dan saling melempar tatapan tajam.
