Rachel menarik napas dalam begitu tubuhnya kembali tegak.
"Aku nggak akan meragukan itu, Amana. Aku yakin Kamu bisa melakukan apa pun sekarang," balas Rachel dengan tenang.
"Orang yang memiliki rasa seperti itu bisa melakukan lebih dari itu. Aku sudah melihatnya pada diri Jenny dan Sylvia," sambung Rachel dengan cara yang sama.
Amana menyambar pistolnya. Dengan gerakan sangat cepat ia menodongkan pistol itu di pelipis Rachel.
"Berhenti mengatakan hal yang tidak-tidak!" larangnya dengan tegas.
Rachel tersenyum. Kali ini ketakutannya menyingkir.
"Harusnya Kamu mengatakan itu pada El. Mungkin dia akan menimbangnya. Kamu tahu 'kan pernikahan ku adalah pernikahan paksa?" bujuk Rachel mulai memanfaatkan kelemahan lawan.
Rachel mendapat jawaban berupa makin didorongnya moncong pistol itu ke pelipisnya.