El Thariq nggak terburu mengambil telepon genggamnya untuk menerima panggilan itu. Ia terdiam beberapa saat.
"Em ... serangan shock ringan Madam Golda cepat sekali sembuh," gumamnya lirih.
Telepon genggam El Thariq terus meraung-raung. Dengan enggan, El menerima panggilan itu.
"El!" Suara teriakan Madam Golda langsung terdengar begitu telepon genggam itu menempel di telinga El.
Panggilan keras tanpa basa-basi itu bak alarm yang menandakan kemurkaan yang hendak disemburkan si penelepon.
El bersiap, bersiap menerima apa yang hendak dimuntahkan lawan bicaranya.
"Ini hari di mana aku menyesal telah membesarkan kalian!" seru Madam Golda kencang.
Teriakan itu membuat El menjauhkan telepon genggam itu dari telinganya selama beberapa saat.
"Saya senang Madam sudah sembuh dari keterkejutan," balas El dengan tenang.
"El!" Nada suara tinggi Madam Golda tak berubah meskipun El Thariq berusaha meredakan tension suaranya.