Sementara itu, beberapa saat sebelumnya, Rachel yang menemukan jalan di samping bangunan megah itu terus berlari hingga sampai ke halaman belakang rumah itu.
Tubuhnya yang ramping membuat ia bisa menyembunyikan dirinya di balik salah satu batang sebuah pohon rindang yang tersebar di beberapa tempat.
Gadis itu mengatur napasnya yang mulai keluar satu-satu.
"Agh ...," keluhnya lirih.
Ia menegakan tubuh, lalu menempelkan punggung atasnya di batang pohon itu. Ia menahan denyut yang mulai kembali menguat. Ia menggenggam erat ranting tajam yang masih ada di tangannya.
Tak lama kemudian, Rachel mendengar suara langkah-langkah berlari.
"Cari sampai dapat dan bawa kembali ke halaman depan!" seru suara yang sangat dikenali Rachel.
Rachel kembali meningkatkan kewaspadaan. Telinganya menajam menangkap gerak suara langkah-langkah pengejar itu.
"Bagus! Akhirnya Sylvia turun dari balkon sialan itu. Ia juga ikut mencari ke halaman ini," ucap Rachel dalam hati.