Skala kepanikan Rachel yang sesaat tadi telah menurun meningkat tajam.
"Wuu! Wuu ...!" teriakan bersahutan para berandalan itu makin memancing ketakutan.
Gadis itu mengedarkan pandangan mencari tempat sembunyi untuk terhindar dari tembakan Sylvia. Tapi, yang ia lihat hanya tembok tinggi yang memagari rumah dan taman luas itu.
Ia tak punya waktu lama karena harus segera berlari dari tempat dia berdiri.
"Agh!" seru Rachel menahan rasa sakit di punggungnya begitu ia berlari.
Tapi, bayangan ngeri jika tertangkap oleh berandalan sewaan Sylvia itu membuat ia memaksakan tubuhnya untuk melupakan rasa sakit.
Kecepatan dari tubuh sakit dan lemah itu membuat seorang berandalan dengan cepat sampai di belakangnya.
Rachel yang mendeteksi itu dengan gerakan cepat dan mengejutkan berbalik dan menggoreskan ranting itu dada laki-laki itu sekuat tenaga.
"Agh!" teriakan laki-laki itu terdengar kencang. Ia mengumpat karena sakit dan terkejut.
