Laki-laki itu tersenyum.
"Aku Ramon," ucapnya riang.
"Aku akan bertahan sampai besok pagi, Ramon. Tenang saja!" jawab Rachel sungkan.
Ramon mendesah pelan.
"Maaf, malam ini aku harus berada di sini. Kamu tahu, seseorang memaksaku mengirimkan barang. Tapi, ternyata barang itu bermasalah. Jadi, aku harus mengingkir sejenak," keluhnya tanpa ditanya.
"Ah ... padahal aku sudah berulang kali menolaknya. Aku nggak mau berurusan lagi dengan barang-barang seperti itu. Tapi ... ah ...," gerutunya pelan.
"Setelah aku dapat bantuan dari si pirang itu, aku memutuskan untuk menggunakan mobil ini sebagai tempat tinggal sekaligus pengantar barang-barang yang 'tidak bermasalah'. Ah! Tapi, selalu saja ... selalu saja ada yang merecokiku." Gerutuannya makin panjang.
"Nggak orang-orang di Lusciuos, nggak orang-orang yang punya kelompok besar itu, ah ... sama saja," keluhnya dengan menahan kesal.
Rachel tersenyum. Entah bagaimana ia merasa sedikit paham dengan apa yang dikeluhkan laki-laki itu.