Hiroshi menatap El tajam. Ia terlihat diam menunggu apa yang hendak dikatakan pemilik rumah itu.
"Orang yang kita cintai sama-sama terluka. Aku harap bisa menganggap ini impas. Tapi, jika Kamu hendak memperpanjang masalah ini, aku nggak akan keberatan," ucap El dengan tenang.
Ia tersenyum penuh arti.
"Aku akan bersiap untuk itu," imbuh El menegaskan.
Hiroshi terdiam sesaat. Ia tak mengeluarkan jawaban tergesanya.
"Ya. Aku setuju. Mari kita akhiri perkelahian antar gadis ini. Bukankah kita masih punya masalah besar yang harus kita selesaikan, El?" balas Hiroshi dengan penuh penekanan. Ia juga menyertakan senyum penuh makna.
El mengangguk hormat.
"Aku setuju." El mendeklarasikan kata sepakat.
Hiroshi memandang El dengan senyum tipis, lalu ia berbalik dan melanjutkan langkah ke arah pintu.
"Ah ....," desah Rachel panjang.
Gadis itu merebahkan tubuhnya ke sofa dengan kasar begitu tamu-tamu rusuh pagi hari itu memasuki mobil-mobil mereka.
