El sekilas menoleh ke arah gadis itu, lalu kembali menatap lurus ke depan.
"Em ... kelihatannya wajahmu mengatakan itu," ucap El pelan. Ia sekuat tenaga menekan kecemburuanya.
"Ihh!" seru Rachel setelah menyengirkan hidung.
"Aku nggak ingin menyusulnya untuk mendamai-damaikan hatinya. Dia sudah dewasa dan kurasa bisa mengatasi itu. Mungkin butuh waktu beberapa saat, tapi aku yakin dia bisa," jelas Rachel datar.
"Hanya saja ...," sambungnya menggantung.
"Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa nggak seharusnya aku mengatakan itu pada Alex sejak awal. Dengan begitu aku nggak membuatnya kecewa seperti hari ini," sesal Rachel dalam.
El menghela napas dalam.
"Kurasa seseorang akan tetap kecewa jika harapannya nggak terkabul kapan saja ia mendengarnya. Jadi, sekarang atau kemarin nggak ada bedanya. Jangan terlalu dipikirkan!" pinta El lembut.