Kedua telapak tangan Madam Golda menapak di atas meja untuk menopang kedua bahunya yang condong ke depan. Posisi itu membuat wajahnya mendekat ke arah Rachel.
Gadis itu sedikit mendongak untuk tetap dapat mengimbangi tatapan wanita berwibawa itu.
"Jangan bermain-main denganku!" ancam Madam Golda dengan penuh penekanan. Wajahnya terlihat dingin dan kejam.
Rachel makin yakin ketika wajah Madam Golda hanya berjarak sekitar tiga jengkal dari wajahnya.
Gadis itu tak surut dengan ancaman itu.
"Saya punya sesuatu untuk Anda, Madam Rosa Mein Golda," ucap Rachel lirih. Hampir-hampir tanpa suara.
Seketika manik mata Madam Golda membesar. Kelopak matanya terbuka, sedang mulutnya ternganga.
Kedua telapak tangan Madam Golda yang berada di atas meja gemetar. Kedua telapak tangan itu pelan-pelan mencengkeram.
Berdetik-detik dari ujung kalimat Rachel, Madam Golda seolah membeku.