Rachel menatap seluruh gurat wajah Madam Golda yang terlihat menahan amarah.
"Saya tahu itu tidak mudah bagi Anda untuk melepaskan mereka berdua. Tapi, alasan saya bukan klaim sepihak. Pernikahan itu memang benar-benar ada," bela Rachel datar.
Tiba-tiba kemarahan di wajah Madam Golda surut. Kemarahan itu terganti dengan senyum sinis penuh makna.
"Aku jadi mengerti mengapa El bisa sampai berubah seperti itu. Mengapa laki-laki yang kuasuh sejak kecil itu bisa tercuci otak oleh gadis yang datang dari antah berantak ini. Tertipu oleh gadis yang hanya keponakan seorang pengusaha kayu yang sudah bangkrut," cecar Madam Golda dengan suara dalam.
Lalu, ia menggeleng-nggelengkan kepala pelan.
"Wajar sekali, hal ini memang terjadi di mana-mana. Di mana seorang laki-laki tertipu dengan kecantikan dan kemampuan bicara seorang gadis biasa," sambung Madam Golda tak puas.
Tiba-tiba sudut-sudut mata Madam Golda menyempit. Dan mata yang memicing sinis itu menyorotkan sorot kebencian.