Rachel mendorong telepon genggam El Thariq menjauh darinya dengan kasar. Ia berdiri di samping kursi El tapi tak mengucapkan satu patah kata pun, sementara El duduk menunduk, tak bicara dan tak menatap Rachel seperti biasanya.
Semenit.
Dua menit.
Hening bermain-main di antara dua orang yang berada dalam jarak kurang dari sejangkauan itu.
"Haruskah aku membunuhnya?" celetuk El dengan suara yang dalam.
Rachel mengembuskan napas panjang untuk meredakan sesak yang terasa di dada.
"Dan haruskah aku membunuh Sylvia?" balas Rachel dengan cara bicara yang sama.
"Rachel," ujar El dengan penuh penekanan.
"Kita tidak sedang membicarakan gadis itu," protes El dengan menahan geram.
"Pembicaraan seperti ini karena ulah gadis itu," balas Rachel tak mau kalah.
El menggeleng pelan, meskipun Rachel tetap memandang lurus.