Rachel menghela napas dalam.
"Aku masih ingat dengan baik gimana aku menyuruhmu untuk meninggalkan apa yang disebut 'kelompok bisnis' itu. Kurasa, laki-laki itu mengatakan itu hanya untuk membujukmu ... hem ... kalau tidak bisa dikatakan menipumu," balas Rachel sedikit kesal.
Alex menyembunyikan wajahnya dengan menunduk dalam.
"Aku nggak membayangkan ternyata sampai seperti ini," sesal Alex dalam.
Rachel melihat lawan bicaranya itu dengan prihatin.
"Aku masih merasa biasa saja ketika salah seorang yang direkrut bersamaku tertembak dalam satu aksi. Tapi, perseteruan yang masih antar dua kelompok itu membuat beberapa orang yang direkrut bersamaku mati ... begitu saja," lanjut Alex lirih.
Rachel mendesah lelah ... dan geram.
"Alex, belum terlambat bukan, keluarlah dari sana, Kamu bisa ngomong langsung dengan Bapak Sylvia itu 'kan?" desak Rachel.
Alex menggeleng dengan berat.
"Aku nggak bisa keluar dari sana, Ra. Aku sudah terlibat terlalu jauh," jawab Alex lirih.