El menyembunyikan senyumnya. Ia mengangguk dengan santun dan hormat.
"Ya. Tentu saja saya sudah mengetahui itu. Beritanya muncul bersamaan dengan berita ledakan yang terjadi di salah satu gudang di sebuah pelabuhan ilegal yang mungkin Anda sudah tahu milik siapa gudang itu," balas El diplomatis.
Hiroshi masih menatap dengan sinis, wajahnya terlihat dingin.
"Aku tahu gudang itu milik Golda, dan aku juga tahu apa yang disimpan dalam gudang itu, tapi kita di sini nggak akan membicarakan urusan Golda," ujar Hiroshi ketus.
El menanggapi keketusan itu hanya dengan anggukan kepala pelan.
"Di sini kita akan membicarakan gudang utama milikku," tegasnya dengan penuh penekanan.
El membuka satu telapak tangannya.
"Silahkan!" ucapnya dengan tenang.
Hiroshi terlihat menahan geram. Di wajahnya mulai terlihat semburat merah, marah.