"Nex!" teriak Madam Golda membahana.
Nex menutup telinganya, pura-pura tak tahan dengan lengkingan suara kemarahan wanita berwibawa itu. Sedangkan, El menahan diri untuk tidak tersenyum.
Nex kembali membuka telinganya, ia bersikap tenang seolah apa yang baru saha diutarakannya bukan menjadi satu masalah buat pendengarnya.
"Ayolah, Madam! Kapan lagi aku bisa lepas dari bayang-bayang Anda dan El. Aku yakin, aku bisa berdiri sendiri," bujuk Nex nekad.
"Nex! Aku nggak tahu apa yang sedang terjadi dengan otakmu di dalam sana!" bentak Madam Golda sambil menunjuk kepala Nex.
Alih-alih marah, Nex justru meletakkan ujung-ujung jarinya dipelipisnya seolah dia sedang hendak menyalurkan kekuatan dari otaknya pada objek lain.
"Nex!" teriak Madam Golda dengan suara makin tinggi.
Nex mendesah lelah ... pelan.
"Aku benar-benar bosan menerima perintahmu, Madam," tegas Nex tanpa beban.
Seketika mata Madam Golda membelalak lebar.