Mulut Sylvia auto terbuka, seperti juga matanya yang membelalak. Bibirnya bergerak-gerak tanpa mengeluarkan suara.
"Ra-" ucapnya tak usai, terpotong, kehabisan diksi.
Ia hanya menunjuk-nunjuk Rachel, lalu mengalihkan telunjuknya pada El yang menatapnya dengan tenang.
Rachel mengembuskan napas dengan bibir bawah bergerak maju. Dan itu membuat rambut-rambut yang berada di dahinya bergerak.
"Nggak heran. Sylvia adalah anak bos Alex dan bos Alex itu berbisnis dengan Si Madam dan El adalah orang dekatnya Si Madam itu, pantes saja El kenal dengan Sylvia. Tapi, kenapa juga harus ada Sylvia dalam lingkaran hidup ku yang terikat dengan El," gerutu Rachel dalam hati.
"Sylvia," panggil El ketika gadis itu hanya terpaku.
Sylvia menelan ludah, lalu ia mengembuskan napas berat.
"Bukannya Kamu dijodohkan dengan Jenny oleh Madam Golda? Terus gimana ceritanya Kamu bisa berdua dan ... seperti itu dengan Rachel ... anak dari kampus ku?" cerocos Sylvia heran.
El tersenyum tipis.