El pura-pura mengembuskan napas berat.
"El," ucap Rachel sambil memiringkan posisi berbaringnya.
"Kelihatannya Si Madam itu bisa melakukan apa saja. Berarti dia juga bisa membatalkan pernikahan paksa itu, lalu menikahkan mu dengan Jenny. Benar 'kan?" lanjut Rachel pelan.
Sesaat Rachel tertegun, karena ia merasa ide pembatalan pernikahannya tidak lagi menjadi sesuatu yang begitu diharapkannya.
El manggut-manggut pelan.
"Mungkin, bisa saja. Tapi ... menurutmu apa aku akan membiarkannya?" balas El enteng.
El mencubit pipi Rachel, lalu menariknya dengan pelan.
"Jangan coba-coba berpikiran untuk bergabung dengan Si Madam itu agar pernikahan ini batal. Aku akan menentang usaha apapun yang bertujuan menjauhkan mu dariku, mengerti?" ancam El lembut dan dengan gemas.
Rachel menepis cubitan di pipinya dengan menggenggam tangan El.
"Ah ...," desahnya kesal.
Gadis itu melihat tanda memar dan lecet di tangan itu.
"Selalu ada luka," gumamnya lirih.
