Rachel mengusap sisa keringat di dahinya.
"Apa dokter tahu kabar Jenny dan dua laki-laki yang ada di pinggir dermaga itu?" Pertanyaan itu tetap mengusik benak Rachel.
Dokter Dreana mengangguk pelan.
"Laki-laki yang berada di dalam mobil dan laki-laki bertato tewas di tempat. Sedangkan, Jenny selamat tapi masih belum melewati masa kritis, koma," jelas dokter Dreana singkat.
Rachel kembali pias.
"Aku sudah berusaha menguatkan diri, tapi tetap saja berita itu membuatku sedih," ucap Rachel lirih.
Dokter Dreana tersenyum.
"Jika mereka tidak dalam keadaan seperti itu sekarang, Kamu yang akan berada dalam keadaan tak baik. Dan jika itu terjadi, mereka tidak sedih atas apa yang menimpamu," komentar dokter Dreana pelan. Bahunya mengedik.
Rachel diam beberapa saat.
"Iya, juga sih," jawabnya singkat.
Gadis itu berusaha menyingkirkan residu perasaan bersalah yang mengendap dalam hatinya. Lalu, ia mengembuskan napas dalam.
"Andai, aku sekuar Anyelir, dokter ...," sesal Rachel lirih.